16

573 104 44
                                    

Di tengah perjalanan pulang bersama Renjun, Somi baru menyadari kalau waktu masih menunjukan pukul 1 siang yang berarti ini belum waktunya mereka pulang.

"Hey, ini kan belum jam pulang!" Pekik Somi menghentikan langkahnya.

"Memang, terus?"

"Lalu kenapa kau disini!? Kalau aku, aku kan jelas karena Kang-ssaem yang mengijinkanku pulang cepat, sedangkan kau?! Yah Huang Renjun, berarti kau sedang membolos dong sekarang!?" Cecar Somi dengan tidak santai.

"Memang, terus?" Tanggap Renjun santai, ia malah heran kenapa reaksi Somi berlebihan begini.

Plak!

Somi memukul lengan Renjun dengan cukup keras,"Kau itu kan ketua organisasi di sekolah! Bisa-bisanya bolos, bagaimana kalau nanti ketahuan ora-"

"Ssshtt! Kau berisik Somi, kalau aku tidak membolos siapa yang akan mengantarmu? Kedua orang tua mu kan belum ada di rumah jam segini," jelas Renjun.

"I-iya sih, jadi ini demi aku?" Tanya Somi dengan polosnya.

Renjun tak bisa tak tersenyum mendengar kesimpulan Somi barusan.

"Yah! Jangan menggelikan, memangnya siapa kau sampai aku rela membolos demi dirimu? Aku memang sedang ingin membolos saja, mumpung alasanku cukup kuat yaitu mengantarkanmu, eomoni tentu tidak akan bertanya macam-macam melihatku pulang lebih awal," jelas Renjun dengan mendetail.

"Mwo? Kau menjadikanku tameng supaya bisa pulang lebih awal!?" Pekik Somi sekali lagi tidak percaya kepaea sahabatnya.

Haish, padahal baru saja ia memeluk Renjun penuh rindu tapi Renjun sudah kembali menjadi Renjunnya yang menyebalkan.

Renjun hanya mengangguk mendengar penuturan Somi, membuat Somi semakin memicingkan matanya kesal.

"Hey, kalau aku tidak mengantarmu kau mau kemana hah? Rumahmu kan pasti dalam keadaan terkunci ditinggal orang tuamu, jadi mau tak mau kau harus menunggu di rumahku. Inilah gunanya diriku menemanimu, anggaplah ini sebagai win-win solution untuk kita berdua," tutur Renjun kembali.

"Ke rumahmu? Kau ti- ah tapi kau benar juga sih, rumah ku pasti masih dalam keadaan terkunci di jam segini," Somi berceloteh menyimpulkan segalanya sendiri.

Renjun hanya dapat menggelengkan kepalanya sekilas melihat tingkah laku Somi.

Sahabatnya yang satu itu memang sedikit lambat daya tangkapnya, syukurlah mereka bersahabat sehingga Renjun masih mau menahan kesabarannya.

Tangan keduanya masih bergandengan dengan erat.

Obrolan-obrolan ringan, tawa singkat dan celoteh riang dari Somi menjadi pengiring sepanjang perjalanan mereka menuju kediaman Renjun.

Hubungan keduanya yang belakangan sempat merenggang dan pertengkaran mereka kemarin seakan tidak pernah terjadi.

Hubungan keduanya yang belakangan sempat merenggang dan pertengkaran mereka kemarin seakan tidak pernah terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BEST FRIEND?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang