Menghirup oksigen serta mengembuskan karbon dioksida selama sekian tahun setelah dilahirkan, dan aku masih belum menemukan titik terang akan satu pertanyaan.
Apakah aku berguna?
Maksudku, aku benar-benar tidak tahu. Ah, belum tahu. Aku akan mengetahuinya suatu saat nanti, seharusnya.
Aku pun suka bertanya-tanya akan eksistensi diriku di muka bumi ini. Semakin jauh aku berpikir, maka desakan di hati dan benakku bertambah banyak.
Hidupku gersang, sunyi, gelap—seolah-olah hanya ada aku seorang. Padahal tidak, tentu saja. Aku masih percaya kalimat 'Manusia adalah makhluk sosial'.
Kendati demikian, tetap saja pikiranku buncah. Mengetahui sebuah fakta yang kubongkar sendiri; bahwa manusia itu rata-rata pandai berbohong, entah itu secara verbal maupun nonverbal.
Aku sudah tidak bisa percaya jika seseorang mengatakan diriku berguna bagi mereka, atau jika mereka membutuhkan dalam hidup mereka.
Itu semua terdengar seperti bualan bagiku.
Karena nyatanya memang aku tidak dibutuhkan, benar? Bukankah hidup tanpa diriku akan menjadi lebih damai?
Alex 餘
dua menit sebelum tengah malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENANDIKA
Random/sênandika/ (n): wacana seorang tokoh dalam karya susastra dengan dirinya sendiri di dalam drama yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan, firasat, konflik batin yang paling dalam dari tokoh tersebut, atau untuk menyajikan informasi yang diperlukan...