Miss

231 8 0
                                    

*cerita ini adalah hasil kegabutan dari sepasang kakak beradik

Kakak : Reva
Adek : Sena
.
.
.
.
.

Di sebuah kamar di salah satu rumah, terdapat seorang gadis yang bernama Sena sedang duduk di atas kasur sambil memeluk boneka kesayangannya.

Ia sedang menangis sesenggukan saat mengingat pertengkarannya dengan kakaknya beberapa menit yang lalu.

Flashback..

Reva baru saja memasuki rumahnya, ia sangat lelah. baru saja ia menyelesaikan tugas sekolahnya yang sedang deadline.

"Kakak.." Sena menghampiri kakaknya itu

"Kak ayo bantuin Sena yok, Sena tadi belajar tapi ada yang gak paham, ajari Sena dong, ayo kak.." pinta Sena kepada kakaknya

"BRISIK, kamu tau gak sih, kakak tu cepek, kakak butuh istirahat" karena lelah, Reva tak bisa mengontrol emosinya dan malah membentak Sena

Setelah menerima bentakan kakaknya, Sena langsung ciut ia tak berani memandang kakaknya

"Kan Sena cuma minta bantuan kakak" ucap Sena lirih

"Urusin aja sana sendiri kakak capek" ucap Reva lalu beranjak pergi keluar rumah

Flashback of..

Sena bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apakah salah jika ia minta bantuan kepada kakaknya sendiri? Ia tahu kakaknya sedang kelelahan, tapi haruskah dengan sebuah bentakan untuk menolaknya?

Dan akhirnya Sena tertidur karena kelelahan menangis.
.
.
.
.
.
Pagi harinya Sena terbangun dengan mata yang sembab setelah semalaman menangis. Ia beranjak dari tempat tidur untuk membersihkan dirinya.

Setelah membersihkan diri, Sena pergi ke dapur untuk sarapan.

Langkahnya tiba-tiba terhenti saat melewati kamar kakaknya. Ia teringat kembali pertengkaran semalam. Setetes air mata kembali mengalir melalui pelupuk matanya.

Karna sudah tak kuat, ia melanjutkan langkahnya menuju dapur.
.
.
.
.
.
.

Sudah 3 hari lamanya Reva tak kembali ke rumah, dan 3 hari itu juga Sena merasa seperti tak punya semangat hidup lagi, ia sangat merindukan kakaknya, ia ingin mencari kakaknya, tapi ia takut, ia takut akan dibentak lagi oleh kakaknya. Dan akhirnya ia hanya bisa diam dirumah sambil menunggu kakaknya yang entah akan pulang atau tidak.

Sena sedang membaca novel di ruang tengah untuk mengisi waktunya saat menunggu kakaknya pulang.

Entah kebetulan atau bukan, novel tersebut bercerita tentang kakak beradik yang bertengkar. Dengan segera, Sena menutup novel tersebut dan melemparnya sembarangan. Kejadian tersebut menjadi terbayang kembali.
.
.
.
Ditempat lain

"Rev, lo gak ada rencana mau pulang gitu?" tanya Kino ( teman Reva )

"lo ngusir gue?"

"ya gak gitu, kasian adek lo dirumah sendirian, udah 3 hari lo disini"

Reva memang pergi ke rumah Kino sehabis bertengkar dengan adeknya dan mengunap di sana untuk beberapa hari.

"iya juga sih.."

"nah loh..sono pulang, kasian adek lo itu pasti nyariin"

"tapi males ah...dia bawel, cerewet, manja, ngeselin"

"eh, denger ya...justru klo dia kek gitu, tandanya dia sayang sama lo, dia perhatian sama lo, lo harusnya beruntung, gue aja pengen punya adek kayak Sena, pikir-pikir lagi sono deh"

Setelah mengucapkan itu Kino beranjak pergi meninggalkan Reva yang sedang mencerna perkataannya itu.
.
.
.
.
.
.
.

Di malam yang gelap, Reva berjalan menyusuri taman, hanya ada beberapa orang yang ada di disini.

Memang setelah mencerna perkataan Kino, Reva memilih pamit dan pulang kerumah, tapi sepertinya ia ingin menjernihkan pikirannya sejenak dengan jalan-jalan di taman.

Pikirannya melayang di kejadian 3 hari yang lalu, tepat dimana ia membentak Sena untuk yang pertama kalinya.

Ia juga tak menyangka bisa melakukanya, saat itu Reva memang sangat lelah dan butuh istirahat. Karena kelelahan ia menjadi tak bisa mengontrol emosinya dan terjadilah hal tersebut.

Sungguh, ia tak bermaksud untuk membentak adiknya itu. Tapi itu semua sudah terjadi dan tak bisa di ulang lagi.

Setelah puas berjalan-jalan, akhirnya Reva pulang ke rumah.
.
.
.
.
.

Sesampainya dirumah, Reva barjalan menuju pintu utama. Tanganya ragu untuk membuka pintu. Tapi dengan semua keberanian yang sudah ia kumpulkan, perlahan tangannya terangkat untuk membuka pintu.

Setelah pintu terbuka, Reva langsung masuk kedalam rumah. Saat ia sampai di ruang tengan ia melihat adiknya yang sedang membawa segelas air.

Sena berbalik badan dan melihat kakaknya yang sedang menatapnya dari ruang tengah.

Pyaarrr....
















Saking terkejutnya, gelas yang ada di genggaman Sena terjatuh dan pecah.

"SENAA" Reva berteriak dan menghampiri Sena yang sedang syok.

"Dek, lo gak papa kan?" tanya Reva sambil memeluk Sena.

Sena melepaskan pelukan dan menatap kakaknya.

"Ka..kak..ini kakak kan..ini beneran kak Reva kan..." Sena tak percaya bahwa kakaknya ada dihadapannya

"iya dek, ini kakak"

"Kakak.." Sena memeluk Reva dengan erat, menyalurkan kerinduan yang selama ini ia pendam

"Maafin kakak ya...maafin kakak...kakak minta maaf, kakak sayang adek"

Tidak akan kubiarkan Sena menangis lagi- Reva
.
.
.
.
.
.
.

:))

Kakak n Adek zoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang