The Night

92 5 0
                                    


Hari sudah mulai gelap. Biasanya kalo malam gini Leon, Raeon, sama Nara bakalan kumpul di ruang tengah. Entah itu main, nonton, ataupun sibuk sama hp masing masing. Tapi saat ini hanya ada Nara yang sedang menonoton drama korea yang sedang viral ditemani semangkuk popcorn buatan Raeon dan 3 kaleng dingin minuman cincau. Sengaja Nara ambil 3 siapa tau nanti kakak sama abangnya gabung.

Nara menonton dengan damai, diselingin dengan umpatan kecil disaat ada adegan yang membuatnya kesal.

Sementara itu Leon yang baru keluar dari kamarnya mengerutkan kening heran melihat Nara yang sedang ngomel gak jelas.

'gila ya itu anak' batin Leon

Dari pada adiknya tercintanya itu tambah tak waras, Leon memilih menghampirinya.

"Nonton apaan sih lo? Dari tadi ngomel mulu perasaan, udah gila lo ya? " Leon duduk disamping Nara dan merebut popcorn yang ada ditangan adiknya.

"Apaan sih lo dateng-dateng main rebut aja, pergi sono, " Nara yang awalnya udah kesel gegara dramanya kini tambah kesel gara gara abang laknatnya.

Leon tak menanggapi kekesalan Nara. Malahan, ia mencari tempat yang nyaman dengan cara mendusel adiknya.

"Ganti ah, yang lain aja."

"Gak mau. Lo mending ikut nonton aja. Lo suka kan selingkuh selingkuh gitu, nah ni drama juga gitu, mirip-mirip gitu lah sama kisah cinta lo."

"Enak aja lo ngatain kisah cinta gue. Nyebut gue suka selingkuh lagi," Leon yang tak terima melempari Nara dengan popcorn.

"Udah ih diem, liat aja itu," ucap Nara tanpa menoleh. Mereka berdua pun fokus menonton.

"Pelakornya cakep Ra," Kata Leon tanpa mengalihkan atensinya dari salah satu tokoh dalam drama tersebut.

"Iya Bang, kalo dapet pelakor kek gitu kayaknya gue mundur deh, sadar diri gue."

"Ya harus lah, dia cantik lo nya jelek."

Nara menatap abangnya jengah, "Bang, sadar gak sih kita itu 1 server. Kalo gue jelek otomatis lo juga jelek."

"Lah iya. Yaudah deh lo cantik Ra, cantik banget malah. " Ucap Leon sambil menepuk nepuk kepala Nara.

"Kalo gue sama mbak nya itu gimana?"

"Jangan ngadi-ngadi deh. Gue akuin lo emang ganteng. Tapi bang, lo sama dia udah beda derajat. Gak bakalan pantes lo disandingin sama dia. Ntar jatohnya kayak majikan sama pembantu yang ada. "

"Pedes amat omongan lo. Buka pake apaan sih. " Leon menepuk mulut Adiknya. Nara yang tak terima menepuk balik lengan abangnya.

Disaat Leon dan Nara main tabok-tabokan, Raeon datang dari pintu depan. Ia baru saja kembali dari mini market depan kompleks buat beli snack dan minuman. Ia berjalan mendekati adik dan kembarannya.

"Berantem mulu lo berdua," Raeon meletakan belanjaannya di atas meja lalu duduk di sofa yang terpisah dari Leon dan Nara yang masih ribut.

"Apa gue ambilin pisau trus kalian tusuk-tusukkan aja gimana?" ucapan Raeon membuat Kedua oknum yang sedang bertengkar terdiam dan menatap Raeon.

"Kenapa? Beneran mau gue ambilin?"

"Gak lucu Kak bercandanya, Minggir lo," Nara mendorong Leon menjauh.

"Tauk lo, Horor banget," Leon mulai membongkar isi belanjaan Raeon dan memakannya.

Suasana menjadi hening. Semua diam menonton drama yang sedang tayang. Leon yang tadinya duduk disamping Nara kini sudah selonjoran di lantai dan bersandar di kaki Nara. Sedangkan Raeon gatian yang ndusel ke Nara.

"Kak, Abang, klo disuruh milih ni ya, pilih Nara umur 5 tahun apa Nara ada 5?" Tanya Nara random disaat drama sudah selesai.

"Nara ada 5."

"Lo ada 5," Jawab Raeon dan Leon bersama.

"Kenapa? " Nara bingung. Soalnya kebanyakan orang ditanya kek gitukan pilih yang umur 5 tahun daripada ada 5. Ini kenapa kakak sama abangnya milih dia ada 5.

"Soalnya kamu pas umur 5 tahun itu bawel banget," Kata Reon.

"Hooh lo rese banget pas umur segitu," Leon menyetujui.

"Trus untungnya klo Nara ada 5 apa?"

"Banyak lah untungnya ya nggak Rae."

Raeon mengangguk.

"Apaan?"

"Kalo lo ada 5 kan bisa dijadiin pembantu."

"Bangsat."

"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA"









.

.

.

.

.

.

mohon maaf lahir batin ya semua...

Kakak n Adek zoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang