Kawan yang Menyenangkan

42 1 0
                                    

A friend is someone who knows the song in your heart
and can sing it back to you when you have forgotten the words
-C.S Lewis-


Sahabat adalah seseorang yang selalu berjalan seiringan bersama kita, tidak didepan atau pun dibelakang kita, tetapi disamping kita. Dia atau mereka adalah seseorang yang mungkin tak pernah lupa menyelipkan nama kita dalam setiap doanya. Sahabat adalah seseorang yang mampu bertahan, kala kita sama-sama diuji Tuhan. Selalu merangkul kita, kala siapapun yang hendak memisahkan, yang teta menjaga kita, kala kita dipecundangi dunia. Tetap menjaga, saling menyayangi, walau kita berada dititik paling rapuh. Dia, akan selalu bersama kita, akan terus beriringan, bergandengan.


Sahabat adalah seseorang paling jujur ketika kita melakukan setiap kesalahan, tak pernah ia kenakan topeng ketika bersama kita. Bukan hanya ketika suka kita lewati, tetapi pada titik duka paling menyakitkan pun kita hadapi bersama. Dia, atau mereka adalah salah satu harta paling berharga di dunia. Tanpa adanya sahabat, mungkin hidup kita takkan berwarna. Tanpa mereka, awan kelabu itu, mungkin akan terus kelabu. Berjalan sendirian memang terasa begitu cepat, tetapi tahukah, bahwa berjalan bersama, akan lebih jauh dari apa yang diharapkan, bersama kita bisa saling menguatkan.

***

Juan menyandarkan punggungnya sambil asyik memainkan gitar dengan lagu kesayangannya. Setelah meninggalkan jam pelajaran fisika yang menurut Juan kebanyakan rumus, ditambah dengan waktu pelajaran fisika yang mendekati jam makan siang, membuatnya semakin bosan terus-terusan berada di dalam kelas berkutat dengan rumus sebanyak itu. Tak peduli akan nilainya menurun atau berbagai hukuman akan menghampirinya, lagi, lelaki yang satu itu tetap saja meninggalkan jam pelajaran. Bersama keempat kawannya, Alif, Jakaria, Reza, dan Ridho.


Di sebuah warung minimalis itu, tempat biasa dirinya bersama kawannya nongkrong, melepas penat, atau menjadi tempat favorit untuk meninggalka n jam pelajaran. Sementara itu, beberapa kawan lainnya tengah asyik dengan kopi dan sebatang rokok masing-masing.

"Juan, sambel goreng kentangnya udah mateng tuh, sengaja ibu buatin khusus buat Juan." Ucap Ibu pemilik warung.

"Nanti Juan makan bu, sekarang Juan masih kenyang kok." Jawab Juan dengan sopan.

"Jangan lupa dimakan atuh, kamu mah suka lupa kan, kebanyakan mikirin pacar sih."

Juan tersenyum.

Warung berukuran minimalis itu, jauh dari kata mewah, semuanya serba sederhana. Bangunannya, dagangannya, serta keramahan ibu sang pemilik warung yang amat bersahaja. Ibu Rohmanah, sang pemilik warung yang biasa menjadi tempat favorit sekumpulan murid SMA Kesatuan Bangsa. Walaupun tidak semua murid mau nongkrong di warung milik Ibu Rohmanah, tetapi ada banyak yang merasa nyaman nongkrong disini. Terutama, untuk murid-murid yang kedapatan meninggalkan jam pelajaran, pasti, warung inilah tempat favoritnya.
Mereka, senantiasa menyebut warung ini dengan sebutan "Warbu" yaitu kepanjangan dari Warung Ibu.

Entah sejak kapan sebutan itu mulai berlaku. Yang jelas, warung ini pun sudah berdiri cukup lama, Ibu Rohmanah sang pemilik pun kini sudah berusia setengah abad. Namun warung ini selalu dijaga kesederhanaannya, sehingga, kenyamanan itu tetap sama. Usia boleh menua, tetapi keunikan akan selalu sama dan terjaga.

Nongkrong disini bukan hanya nongkrong untuk sekedar menghabiskan banyak uang dengan menghirup secangir kopi, atau mengisap sebatang rokok yang menyebabkan saku kian kemarau. Bukan. Disini, lahir sebuah kisah persahabatan. Lahir kawan yang menyenangkan, dengan ragam kisahnya yang mengasyikan. Secangkir kopi, atau sebatang rokok hanyalah pelengkap untuk menceritakan kisah-kisah mereka, atau melepas penat karena aktivitas yang padat. Disini, lebih dari itu. Banyak kisah persahabatan yang takkan lekang oleh waktu, bersama, menembus ruang, menjelajahi waktu.

Secantik Edelweis (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang