Kantin sekolah
"Hmm kau mau pesan apa Ji?" tanya Nayeon pada Jihyo yang sudah sampai di kantin.
"Aku ingin pesan ramyeon dan juga es jeruk Nay." jawab Jihyo sembari duduk di sebuah kursi yang sudah tersedia.
"Baiklah kalau begitu tunggu disini." Nayeon pun pergi lalu memesan makanan dan minuman mereka.
Jihyo hanya mengangguk. Lalu ia memperhatikan Nayeon yang sudah berjalan menuju ke tempat pemesanan. Ia bangga mempunyai sahabat yang begitu peduli dengannya. Kenapa dia duduk dan tidak membeli nya sendiri? Salahkan saja pemuda tadi yang sudah membuat kaki nya terluka sehingga membuat kesulitan untuk berjalan. Tadi pada saat pergi ke kantin, Jihyo harus di bantu oleh Nayeon. Sehingga membuat Jihyo merasa tidak enak pada sahabatnya karena ia merasa terlalu merepotkan Nayeon.
"Hai. Apa masih sakit?" lamuan Jihyo seketika buyar tatkala melihat sosok yang menyebalkan itu.
Jihyo menjawab dengan menghedikan bahu nya acuh. "Aigoo... Untuk yang tadi aku minta maaf. Karena tidak sempat menbantu mu." jawab pemuda itu penuh penyesalan.
Jihyo tak bergeming sama sekali. Ia memilih untuk pergi dari situ guna menjauh dari pemuda itu.
Namun belum sempat Jihyo melangkah. "Aduh...aw....aw..." ia meringis kembali. Merasakan sakit lagi.
Merasa kasihan pemuda tersebut membawa Jihyo kembali untuk duduk. "Sudahlah jangan dipaksakan. Atau nanti luka mu semakin parah." ucap pemuda itu lalu duduk di samping Jihyo. Lalu pemuda itu menaikkan kaki Jihyo pada pahanya.
Merasa tak enak dengan perlakuan pemuda itu. Dengan segera Jihyo menurunkan kakinya. "Maaf aku tidak apa-apa. Aku baik-baik saja. Maaf merepotkan mu Jungkook."
Jungkook menghela nafas lalu kembali menaikkan kaki Jihyo seperti posisi tadi. "Sudah biar aku benarkan perban mu dulu. Kau lihat ini." Jungkook menunjukan kaki Jihyo yang belum tertutup sempurna oleh perban tadi. "Ini bukan lah cara memperban yang benar. Cih... Sahabat mu itu bisa tidak mengobati orang luka?" Jungkook menggerutu tidak jelas. Sedangkan Jihyo hanya pasrah.
Memang benar perban yang dipasang pada luka Jihyo belum benar. Masih terlihat berantakan. Dan itu dengan mudah memasukki debu-debu yang ada di lingkungan sekolahnya. Jihyo berfikir jika tidak diperbaiki nanti pasti akan semakin parah karena debu yang masuk melalui perban yang masih terbuka sedikit. Jadilah Jihyo hanya pasrah dan menunggu pemuda itu sampai menyelesaikan kegiatannya.
Dengan telaten Jungkook membenarkan perban itu. Mulai dari membersihkannya hingga menutup luka itu dengan rapat. Setelah selesai Jungkook menurunkan kaki Jihyo. Tepat pada saat Jungkook menurunkan kaki Jihyo kedua mata mereka bertemu. Dan akhirnya saling pandang memandang.
Lama mereka menatap satu sama lain. Hingga seorang gadis datang dengan nampan yang sudah berisikan minuman dan beberapa snack lalu ia berdeham sejenak untuk mengembalikan kesadaran sahabatnya itu. "Ehemmmmm."
Dengan cepat mereka memalingkan mata nya. Dan mereka menjadi salah tingkah kali ini. "Hahah lihat lah kalian terlihat salah tingkah. Apakah begitu rasa nya saat merasakan jatuh cinta?" candaan Nayeon membuat Jungkook menggaruk tengkuk leher nya yang tidak gatal sama sekali. Sedangkan Jihyo sudah menatap Nayeon dengan tatapan membunuh.
"Ini pesananmu Jihyo." ucap Nayeon sembari menyodorkan ramyeon dan es jeruk yang sudah dipesan oleh sahabatnya tadi.
Jihyo hanya mengangguk saja. Lalu ia memakan ramyeon tersebut dengan lahap.
Setelah selesai makan, Jihyo memutuskan untuk mengambil minum. Namun belum sempat Jihyo mengambilnya sebuah tangan mengulur begitu saja hingga sampai ke bibir Jihyo. Pemuda itu membersihkan mulut jihyo yang kotor. "Ckk..kau ini makan saja seperti anak kecil." Jungkook terus mengelap bibir Jihyo hingga bersih.
Jihyo tersentak dengan perlakuan Jungkook. Tak biasanya Jungkook mau berbicara padanya. Terlebih peduli atau perhatian pun tidak pernah. Namun mengapa ia merasakan Jungkook yang berbeda? Oh Tuhan bagaimana ini?! Jantung Jihyo ingin copot. Karena perlakuan Jungkook padanya.
"Ckk..jika aku terus berada di sini aku akan menjadi obat nyamuk saja. Aku akan pergi kekelas duluan Ji." ucap Nayeon yang langsung pergi begitu saja. Padahal Jihyo ingin menjawab namun ia sudah pergi begitu saja. Uhh sungguh menyebalkan!
"Te---rima ka---sih." entah ada apa dengan Jihyo. Dia kesulitan bicara. Jungkook hanya mengangguk tanpa canggung. Jihyo ingin pergi karena kegugupannya. Namun apa daya kaki Jihyo masih belum bisa berjalan sepenuhnya.
Lama mereka terdiam. Sampai Jungkook duluan lah yang memcehakan kecangguan itu. "Pulang sekolah nanti kuantar kau pulang. Tapi sebelum itu aku ingin mengajakmu ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan mu."
Jihyo kaget mendengarnya. Karena biasanya pemuda itu akan acuh tak acuh pada orang yang seperti Jihyo. Namun kali ini mengapa ia berbeda? Terkena sihir apa dia?
"Maaf aku tidak bisa karena aku akan pulang bersama Nayeon. Sekali lagi maaf."
"Tak masalah kau bisa ajak Nayeon. Lagi pula aku memikirkan perkataan Nayeon tadi pagi. Karena aku yang membuat mu terluka jadi akulah yang harus bertanggung jawab." jawaban Jungkook sukses membuat Jihyo membulatkan matanya.
"Ahh begitu. Tapi kurasa tidak perlu karena aku bisa mengobatinya di rumah." jawab Jihyo dengan sedikit canggung.
"Tidak ada kata penolakkan."
"Tapi----"
Kring kring
"Ahhh sudah bel rupanya. Ayo masuk kelas. Aku akan membantu mu berjalan." belum sempat Jihyo menjawab bel sekolah sudah berbunyi.
Di dalam kelas
Saat ini kelas sedang rusuh. Karena kata salah satu teman Jihyo, ah ralat~~lebih tepatnya musuh Jihyo memberitahu bila guru yang mengajar pada jam pelajaran kali ini sedang tidak hadir karena sakit. Jadilah kelas ini ribut.
Di kelas ada yang sedang menggosip, ada yang bermain kartu, bermain hp dan lainnya. Hal itu membuat Jihyo bosan.
Karena bosan Jihyo lebih memilih untuk membaca novel yang tadi sempat di ambilnya dari perpustakaan. Namun, bukan Jihyo jika ia membaca dalam keadaan rusuh begini. Bisa-bisa konsentrasinya pecah.
"Nay kau mau ikut ke perpus?" tanya Jihyo pada Nayeon yang tengah bermain dengan ponselnya.
"Sebenarnya sangat ingin, tapi novel yang aku cari tidak ada Ji. Entah siapa yang meminjam. Dia meminjamnya begitu lama. Huh awas saja novel itu tidak dikembalikan, kupastikan aku akan menghabisi nyawa orang itu." jawaban Nayeon membuat Jihyo tertawa sangat keras.
"Cihh...kau ini Ji aku sedang sedih dan marah. Dan kau mentertawai ku. Huh kau sungguh menyebalkan." sontak penjelasan Nayeon membuat Jihyo berhenti tertawa.
"Aigooo...kau terlihat sangat manis. Sudahlah aku pergi dulu ya..." lalu Jihyo melangkahkan kakinya menuju perpus. Jawabannya membuat pipi Nayeon memerah. Sungguh dia berkata bahwa Jihyo memang menyebalkan. Tapi jika dia dibuat seperti itu, tentu hatinya akan luluh. Nayeon tersenyum senang dan melanjutkan lagi kegiatannya.
Semua kejadian tadi tak luput dari mata Jungkook. Jungkook tersenyum saat melihat Jihyo yang tengah tertawa tadi. Entah perasaan apa yang Jungkook rasakan. Dan dia melihat Jihyo keluar dengan sebuah buku novel yang ada di tangannya. Dengan cepat Jungkook mengikuti Jihyo. Ia takut terjadi sesuatu pada Jihyo. Mengingat kakinya yang belum begitu sembuh.
Apa dia sudah sembuh? Mengapa cepat sekali?
Tanya Jungkook pada dirinya sendiri.
****
ku mau ngucapin makasih buat yang baca dan vote kemarin ya.... Makasih sekali lagi teman"😘
Okeyyy lagi dan lagi part ini nyampe 1000 word lebih. Aku gk nyangka....
Tp semoga gk ngebosenin ya.... Maaf klo ada typo karna ini no edit jd maklumin ya.... Dan maaf juga kalo cerita ini gaje karena aku bener" belum ada inspirasi nihh... Jadi maaf ya tmn" sekali lagi aku minta maaf.Tp smoga suka....🙏
Jangan lupa vommentnya teman"❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Alone (HIATUS)
RomanceSeorang gadis bernama Park Jihyo yang bersekolah di sekolah elite tepatnya di kota Seoul. Ia menjalani hari yang cukup buruk selama Ia sekolah. Karena tak sedikit yang memandang dirinya sebagai anak miskin. Karena biasanya Ia bersekolah hanya berja...