Setelah berkutat dengan ritual mandinya. Kini Jihyo sudah siap dengan seragamnya. Ia beranjak mengambil tas sekolahnya. Lalu keluar dari kamar hendak sarapan.
Mata Jihyo memicing tajam pada Nayeon yang kini tengah menahan tawanya. Saat Jihyo mandi, Jungkook tak habis-habisnya menyalahkan Nayeon. Tapi Nayeon malah membalasnya dengan kata-kata seperti 'kau yang salah. lagi pula kau yang memaksa untuk masuk kekamarnya.'. Lalu, setelah mendengar jawaban itu Jungkook bungkam. Dan kini matanya menatap Jihyo yang sudah siap.
"Sudah siap? Baiklah ayo sarapan dulu." ajak Nayeon yang kini tengah mati-matian menahan tawanya. Jika Jihyo dengar bisa dipastikan Nayeon tidak akan sekolah hari ini.
Jihyo hanya menurut saja. Mata nya masih saja menatap tajam kepada sahabatnya itu. Seakan mau bertanya 'mengapa kau mengizinkannya masuk?' tapi, rasanya enggan untuk bertanya. Entah karena apa.
Hening. Itulah yang dirasakan Jihyo, Jungkook, Nayeon. Ketiga orang itu tak ada yang ingin memulai percakapannya. Hanya ada suara dentingan antar sendok dan piring yang terletak diatas meja makan itu.
Bahkan, sampai mereka selesai makan, dan masuk kedalam mobil, tak ada yang ingin membuka percakapan. Ketiganya sibuk mendalami pemikiran masing-masing.
Hingga sampailah mereka disekolah.
"Ji, hari ini aku tak bisa pulang denganmu." saat Nayeon hendak keluar ia memberitahu Jihyo.
Jihyo yang kaget pun hanya bisa menjawab dengan anggukan pasrah. "Kook, nanti tolong kau antarkan Jihyo pulang ya. Jangan macam-macam. Pastikan dia pulang dengan selamat." kini Nayeon sudah berada diluar.
Jihyo yang kaget pun hendak keluar dan ingin menanyakan Nayeon mengapa ia harus pulang dengan Jungkook. Padahal ia fikir ia bisa naik bus saja.
Tetapi, dengan cepat Jungkook menahan tangan Jihyo. Ahh iya mungkin aku lupa memberitahu bagaimana posisi duduk ketiga orang itu. Jihyo dan Jungkook duduk di depan sedangkan Nayeon dibelakang mereka.
Jihyo yang bingung akan perlakuan Jungkook ia hanya bisa menyatukan alisnya seakan bertanya. Jungkook yang menyadaripun langsung membuka suara. "Tak apa. Aku akan menunggumu di parkiran setelah pulang nanti." Jihyo hanya pasrah saja.
Lalu kedua orang itu pun pergi meninggalkan mobil.
Keduanya berjalan dalam keadaan lagi, lagi, dan lagi hening, canggung, tak ada satu kata pun yang keluar untuk membuka percakapan. Sampai dikelas pun mereka masih diam dan duduk dibangku masing-masing.
Jihyo segera mengambil handphone miliknya dan juga earphone nya. Sebelum ia mulai menenggelamkan kepalanya di kedua tangannya yang berada diatas meja. Ia begitu menikmati lagu. Sampai kenikmatan itu harus terhenti karena sahabatnya datang. Siapa lagi jika bukan Im Nayeon.
Gadis bergigi kelinci itu duduk disebelah Jihyo. Namun, tak ada respon dari Jihyo. Sudah biasa bagi Jihyo yang selalu ditemani Nayeon saat kelas sedang ramai begini. Sebenarnya Nayeon ingin sekali menanyakan banyak hal tentang pr nya. Tapi ia urungkan. Padahal diatas meja Jihyo sudah terdapat buku pelajaran matematika.
"Ji." Nayeon yang sudah tak sabar karena tuntutan pr nya harus membangunkan Jihyo yang masih asik dengan dunianya.
"Hmm. Pr lagi?" Nayeon hanya menangguk sebagai jawaban.
"Huh.. Sampai kapan kau terus saja tak mengerti? Jika begini terus, kau yakin nilaimu akan bagus?" Jihyo mulai mengambil bukunya dari Nayeon lalu mengerjakannya sambil mendengarkan lagu.
Nayeon memperhatikan Jihyo dengan seksama. Ia fikir ia tak salah pilih orang untuk menjadikannya sahabat. Jihyo adalah orang yang pas.
Brakkkk
Keduanya kaget dan terkejut bukan main. Bagaimana tidak, mereka dikagetkan oleh seorang yeoja yang kini berstatus sebagai kekasih dari orang yang beberapa hari ini dekat dengan mereka lebih tepatnya Jihyo.
Gadis yang memukul meja itu langsung saja menyiram baju Jihyo dengan segelas air mineral yang ia bawa. Jihyo hanya memutar bola matanya malas. Sudah biasa dia diperlakukan begini oleh gadis ber-IQ rendah dihadapannya saat ini. Beda halnya dengan Nayeon yang sudah naik pitam. Haruskah Nayeon membalas perlakuannya?
"Heii gadis mi-s-kin. Kau itu tak pantas berdekatan dengan Jungkook oppa. Kau tahu mengapa? Karena kau adalah gadis MISKINNNNN!!!!!".
PLAKKK
Sebuah tamparan mendarat dipipi kanan gadis itu. Jika kalian berfikir yang menampar adalah Im Nayeon. Kalian salah. Mengapa? Karena Nayeon masih duduk sambil membuka mulutnya tak percaya. Jihyo? Sama halnya dengan Nayeon. Bahkan ia semakin membulatkan mata besarnya itu.
"Apa kau sudah merasa hebat?! Hah?!!! Kau ini hanya gadis jalang dan juga gadis ber-IQ rendah. Tak bisa apa-apa. Kau sudah hebat hah?!!" pemuda itu membentak gadis yang sudah berani-beraninya memperlakukan Jihyo seperti itu. Kesabarannya sudah habis.
"Ju--ng--kook?" kini Jihyo yang berbicara. Namun, ia terbata-bata. Takut jika Jungkook akan menyakiti gadis itu lagi. Ya walaupun Jihyo dimusuhi, sesama permepuan pasti akan merasakan yang sama kan?
"Benar sekali Kook. Gadis seperti Eunha memang tak ada apa-apa nya. Hanya bermodal wajah saja." Nayeon yang sudah terkikis kesabarannya pun mulai ikut membenahi perkataan Jungkook.
Jihyo yang mendengar perkataan Nayeon pun, nenyenggol pinggangnya seakan mengintruksi bahwa yang Nayeon katakan itu salah.
****
Hyyyy aku kembaliii.
Maaf udh lama gk up hehe
Gimana nih menurut kalian critanya, gaje kah? Hmmm semoga aja ttp setia sm ff ini ya. Soon kayaknya aku bakalan up tp gk nentu juga ya. Mian karena aku masih blm bisa up ff ini huhuhu aedih bgttttt, but semoga enjoy ya.Jangan lupa klik bintangnya dan juga komentar nya yang positif plisssss
klo mau tanya" bisa komen aja atau bisa dm aku di ig aku ya, nama ig nya ada di profile aku oke.?
See you soon, love you all😘Next
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Alone (HIATUS)
RomanceSeorang gadis bernama Park Jihyo yang bersekolah di sekolah elite tepatnya di kota Seoul. Ia menjalani hari yang cukup buruk selama Ia sekolah. Karena tak sedikit yang memandang dirinya sebagai anak miskin. Karena biasanya Ia bersekolah hanya berja...