9 ; Curiga

6.5K 990 128
                                    

Jennie terlihat gembira sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie terlihat gembira sekali. Setelah tiga hari Jungkook tak ada kabar, akhirnya lelaki itu menghubungi Jennie. Meskipun awalnya marah, namun Jennie tak bisa menahannya lebih lama. Ia terlalu merindukan Jungkook dan tak sanggup jika mereka menjadi tak saling menghubungi karena kemarahannya.

"Maaf ya, sayang. Aku kan sekalian penelitian disini. Makanya aku bener-bener sibuk. Pas sampe rumah udah tepar banget. Maaf ya."

Jennie menghela napas. "Iya. Udah kamu jelasin kan tadi? Kamu kayak kaset rusak deh ngulang-ngulang terus."

"Aku takut kamu nggak maafin aku, yang."

"Kan udah aku bilang aku maafin? Udah ah. Nanti waktu bebas kamu abis cuma karena perdebatan kita doang."

Jungkook tertawa di seberang sana. "Iya, sayang. Kamu juga sibuk disana?"

Jennie menggeleng. "Nggak sih. Cuma mulai survei lapangan aja buat bab satu."

"Semangat ya, sayang. Kalo cepet lulus nanti bisa cepet kerja terus aku bisa ngelamar kamu deh hehe."

Jennie tersenyum tipis. "Kamu kan abis sarjana lanjut koas, yang. Mana bisa langsung kerja dan ngelamar aku."

Jungkook menghela napas. "Susah banget sih jadi dokter." keluhnya.

"Nggak boleh nyerah ih! Perjalanan kamu udah jauh banget. Abis sarjana lanjut koas baru bisa kerja." omel Jennie.

"Iya, sayang. Kamu mau kan nunggu aku?"

"Kalo nggak mau nunggu, ngapain aku masih pertahanin kamu?"

"Yang, jangan ngomong gitu dong." rengek Jungkook.

Jennie tertawa mendengar rengekan Jungkook. Tiba-tiba ia teringat kemarin di toko buku, ia melihat komik Marvel.

"Oh ya, kamu udah nonton Endgame?"

"Sayang ih! Udah tau aku sibuk gimana mau nonton? Kamu bikin aku makin galau."

"Oh, aku kira kamu udah nonton, yang."

"Belum. Masih sibuk banget ini. Lisa aja kebelet banget pengen nonton tapi dia juga sibuk. Mana kita beda rumah sakit lagi. Jadi nggak bisa ngatur waktu."

"Kalian beda rumah sakit? Ada temen nggak kamu?"

"Ada, yang. Namanya Harry. Baik kok dia. Orang kaya juga. Dia suka traktir aku dan yang lainnya."

Jennie terkekeh pelan. "Jangan manfaatin orang kamu."

"Iya hehe. Yang, Papah nelpon nih. Nanti kita sambung ya, yang? Nggak papa kan?"

Jennie mengangguk. "Ya sudah. Kamu matiin aja teleponnya."

"Bye, sayang. I love you. I miss you."

[✔️] AGASTOPIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang