TELAH DI REVISI✓
Citt!
Kini seluruh pandangan teralihkan pada asal suara, Stella turun dari motornya membuat sorakan demi sorakan terdengar memenuhi arena.
"Hai buketu! Udah lama gak kesini, alasan vakum lalu balik lagi kenapa?" Sapa Theo dengan sangat antusias karena rindu dengan Stella yang dulunya sangat sering datang ke arena.
"Biasa, gue orang sibuk" kata Stella dengan tingkat kepercayaan dirinya yang tinggi itu.
Tak!
"Sakit anjir bang!" Ringis Stella ketika merasakan jitakan di kepalanya.
Theo terkekeh.
"Oh iya lawan lo ada di ujung sana noh samperin sono!" Kata Theo menunjuk dimana lawan yang menantang Stella berada.
"Males! Dia aja yang nyamperin gue, yang nantangin siapa," kata Stella santai membuat Theo menggeleng-gelengkan kepalanya maklum.
Theo memberikan kode agar mereka mendekat.
"Hai bro!" Sapa Theo ramah kemudian bertos ala laki-laki.
"Mana queen racing nye? penasaran gue," kata Nathan.
"Gue," Stella membalikkan badannya menghadap ke mereka membuat mereka dan juga Stella terkejut.
"Bang Steev?" batin Stella kaget saat melihat ada Steeven di antara empat laki-laki di depannya.
"Plis mati gue! Bro selamatin gue, gue baru sadar selama ini gue indigo"
"SETAN!!!"
Ken dan Nathan heboh sendiri karena ketakutan, Theo terbahak melihat ekspresi keduanya. Raffa? Ia hanya terkejut sebentar kemudian menetralisir keterkejutannya sedangkan Steeven salpok, seperti kenal?
"Kalo gue menang, gue mau lo bongkar identitas lo di depan semua orang serta motor lo , dan kalo lo yang memang lo bisa ambil motor gua serta satu hal, bebas"
Stella tersenyum licik dan menyetujui itu semua membuat Theo bergidik. Ia teringat pertama kali bertemu dengan gadis itu, ia sudah di suguhi dengan seorang pria yang mati karena memenggal kepalanya sendiri di depan Stella.
Mengapa?
Tentu saja karena permintaan Stella. Bebas? Yeah Stella ingin orang itu memenggal kepalanya sendiri apapun yang terjadi, hanya ada dua pilihan saat itu. Memakan dagingnya sendiri, atau memenggal kepalanya?
"Deal," kata Stella sembari menyunggingkan senyum sinis.
Kini mereka telah berada di posisi masing-masing, di atas motor sport yang masing-masingnya terlihat sangat keren. Terlihat seorang wanita berpakaian seksi berdiri di depan sembari memegang bendera. Wanita itu mulai berhitung, dan dalam hitungan ketiga mereka langsung menancapkan gas.
Stella menjalankan motor kesayangannya itu dengan sangat santai. Bahkan ia kini tertinggal jauh oleh Raffa, ia tersenyum miring lalu bergumam.
"Let's play with me Raffa," gumamnya lalu menambahkan kecepatannya walaupun sedang berada di rintangan yang ekstrim.
Citt.
Stella sampai di garis finish terlebih dahulu. Raffa dan yang lainnya membulatkan matanya tak percaya.
"See? kunci?" Kata Stella menagih dengan senyum liciknya. Dengan lesu, tak rela, Raffa tetap memberikan kunci motor kesayangannya itu.
Ada sedikit penyesalan karena telah menantang Queen Racing.
KAMU SEDANG MEMBACA
STELLA AND HER MILLION SECRETS ( REVISI )
Ficção AdolescentePLAGIATOR DILARANG MENDEKAT! BUDIDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA. [ REVISI ] PART DI HAPUS KARENA REVISI! Troublemaker? Ceo? Leader Gengster? Bad girl? Queen Racing? Queen Of The Darkness? Agent FBI? CEO? Jeritan kesakitan yang keluar dari mulut par...