Chapter 20 : Situasi

48 6 1
                                    























Hari sudah mulai meremang gelap. Kabut pun sudah sebagian memperlihatkan diri, membuat jarak pandang menjadi terbatas. Taehyung dan eunha berdiri di balik pintu keluar, keduanya terlihat bimbang. Keduanya saling pandang.

"Nanti jika aku membuka pintunya, lalu tiba tiba ada macan langsung melompat masuk bagaimana?" tanya taehyung ragu.

Eunha mengangkat kedua bahunya ,
"Mana ku tahu. Paling kau yang di terkamnya. Kan kau yang paling depan. Makanya berikan pistol ku, agar aku dapat melindungimu."

"Yang ada juga kau yang di terkamnya. Bagini..." taehyung memegang kenop pintu.
"Jika pintu ini ku buka, terus otomatis kan aku ada di balik daun pintu ini. Nah berarti jika macannya lompat, macannya kan tak mengetahui ada aku di balik pintu. Yang di lihatnya kan hanya kau."

Eunha diam sesaat. Dalam hati ia membenarkan juga apa yang taehyung ucapkan. Dia membuka telapak tangannya dan mengacungkannya ke taehyung.
"Berikan pistol ku!"

Taehyung membalasnya dengan kibasan tangan.
"Seorang wanita tak pantas main senjata. Apalagi barang ini...." namja itu mengeluarkan pistol dari balik pakaian bagian pinggulnya.

"Sekarang begini saja, kau yang buka pintunya, aku yang siap siaga dengan pistol ini. Nanti jika ada macan lompat, aku tembak."

Tanpa menarik telapak tangan nya yang terbuka menadah, eunha menggeleng gelengkan kepalanya.
"Itu senjata sungguhan, belum tentu kau bisa menggunakannya. Berikan padaku!"

"Keren tidak?" bukannya mendengarkan, taehyung malah bergaya.
"Mirip V bts kan?"

Eunha tak tahu mau berkata apa lagi. Dia menyelak tempat taehyung berdiri dan memegang kenop pintu.
"Pasang matamu. Begitu pintu ini ku buka, kuserahkan keadaan padamu."

Taehyung tersenyum menyeringai.
"Justru hal begini yang ku tunggu tunggu. Ayo cepat buka..!" ujarnya sambil mengeratkan genggamannya pada pistol itu.






Kreeeek... !

Pintu terbuka.





Dooorr.....!





























































































Wajah eunha langsung terkejut di balik daun pintu. Matanya terbuka lebar dan diam diam mengintip ke Taehyung.
"Ke... Kena tidak?" ucapnya terbata.







Namja bermata tajam itu berdiri tegak dengan senjata teracung keluar rumah. Matanya terpejam, menatap lurus penuh waspada.

"Hey.... Kena tidak?" panggil eunha.

Taehyung tak menyahuti.

Eunha memberanikan diri mengintip keluar, melihat ke arah mana taehyung melihat. Tidak ada apa apa disana. Mata eunha kembali ke taehyung.
"Hey...., sebenarnya kau itu menembak apa huh?"

Taehyung tidak bergeming, hanya bola matanya saja yang bergerak melirik eunha.
"Keren kan gaya ku tadi?"

Puk....!

Satu jitakan keras di daratkan eunha ke kepala taehyung, selagi namja ini mengeluh kesakitan, kesempatan itu di pergunakan gadis itu untuk merebut pistol nya.
"Dasar, bodoh!"

"Yak, kembalikan!"

"Pistol ini akan lebih aman bersamaku! Buang buang peluru saja." gumam eunha sambil menimang nimang pistolnya.

Taehyung mengusap usap kepalanya yang kena jitak. Sementara eunha, gadis itu sudah keluar rumah dengan senjata teracung. Akhirnya taehyung tidak berkata apa apa lagi selain keluar mengikuti.
"Yak, nanti jika macannya datang kau jangan lari ya? Awas saja jika kau sampe meninggalkanku." bisik taehyung berpesan.

Eunha tidak menyahuti. Matanya berkonsentrasi penuh dengan situasi. Tapi sayangnya, sepanjang mereka menelusuri dinding luar rumah, tempat meteran listrik tidak juga di temukan.


"Oiy, tuan detektif! Apa yang kau lakukan disana?!" tanya eunha setengah berteriak.



Taehyung mengangkat tangannya sebagai isyarat eunha untuk diam. Mata hazel namja ini tetap memperhatikan mayat Henry yang terlentang di atas mobil baekhyun. Darahnya sudah mulai mengering.
"Terlalu lebar..." desis taehyung.


"Hey, sampai berapa lama kau mau melihat orang yang sudah mati itu ha? Kita sedang mencari meteran listrik ingat?" seru eunha.

"Kata tuan chen meteran listrik nya di sekitar sini." ujar taehyung. Matanya berpaling dari mayat. Mobil mobil lain yang ada di area halaman parkir ini juga tetap seperti tadi, diam dengan semua ban tanpa angin.

"Boleh aku menanyakan sesuatu padamu?"

Eunha melirik taehyung.
"Sedari tadi juga kau ngomong terus. Ada apa? Tumben nanya pakai ijin ijin segala."

"Kau kenal dekat dengan orang yang bernama Bae.... Baek... Baek.... Ah baekhyun itu?"

"Memangnya kenapa?"

"Saat ini Taeyeon noona sedang bersamanya, aku takut terjadi apa apa pada sepupuku. Kau tahu siapa baekhyun sebenarnya?"

Eunha mengedik kan bahu nya lalu ia bergerak di belakang taehyung, sambil mewaspadai situasi dari serangan harimau. Taehyung pun mengikuti dan matanya menangkap sebuah benda yang tengah mereka cari cari. Apa yang di katakan chen tidak salah, meteran itu memang ada dekat situ, hanya saja letaknya yang tersembunyi di balik sela dinding.

Taehyung menaikan kenop listrik yang turun. Seketika itu juga seluruh lampu yang padam hidup kembali.

"Meteran itu...." sebelum eunha menyelesaikan omongannya taehyung sudah memotongnya.

"Nee..... Ada yang menurunkan kenopnya dengan sengaja. Semua orang dalam bahaya, salah satu dari orang orang di sini adalah pelakunya! Ayo kita masuk lagi, akan ku bongkar siapa pelaku dari semua ini!" suara taehyung berubah menjadi tegas.

Eunha mengangguk pelan.
"Tadi kau bertanya tentang byun baekhyun. Aku hanya bisa bilang, jangan berikan kepercayaan penuh terhadap orang yang baru kita kenal."



Groooaaaarrrrgggghhh.....!

Suara harimau mengaum terdengar di bagian lain dari halaman luar rumah ini. Tanpa menunggu si harimau mengulangi aumannya lagi, taehyung langsung menarik cepat pergelangan tangan eunha menuju pintu.



"Kau jangan menyanyi oke?"

"Maksudmu?" eunha memang tak memberontak dari tarikan tangan taehyung yang membawanya, namun tetap saja dia tidak mengerti arti larangan 'jangan menyanyi' dari taehyung.

"Iya diam, terus melangkah saja dan jangan bernyanyi!"

"Maksudku kenapa aku tak boleh nyanyi?"

"Sstt.... Jangan norak. Memangnya kita sedang syuting film india, lari larian bergandeng tangan sambil nyanyi."

//Setel Lagu Kuch kuch hota hae:v


Eunha langsung menghempaskan tarikan tangan taehyung. Dan belum lagi namja itu mempertanyakan, gadis ini sudah mendahului langkah taehyung dengan wajah cemberut kesal.






















































---------------------T B C---------------------

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Reality 4 : W H O?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang