Chapter 10 : 🔫🔫

27 6 0
                                    


"

Eu-Eunha....?"
Mendengar jungkook memanggil namanya, yeoja berambut pendek seperti dora ini langsung mengendurkan ketegangannya.

"Kook? Apa yang kau lakukan disini?"

Ketegangan jungkook juga mulai mereda, tubuhnya yang beringsut setipis mungkin dengan sudut lantai, kini mulai mengembang.

"K-kau eunha kan?" tanya jungkook sambil menunjuk ke arah yeoja pendek itu.

"Bangun!" bukannya menjawab eunha malah memerintahkannya dengan kasar seperti membentak.

Jungkook bangkit berdiri dengan gerakan cepat, matanya tetap menatap eunha dengan penuh selidik. Seolah ia ingin meyakinkan dirinya kalau ia tidak salah tebak. Begitu berdiri, namja itu menggeleng.

"Aku yakin tidak salah, kau memang eunha."

Gadis itu turunkan senjatanya, dan menyunggingkan senyuman sinis.

"Kau namja kampungan yang suka mencet bell pintu terus lari itu ya? Apa yang kau lakukan di sini?"

Jungkook menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal sambil memperlihatkan gigi kelincinya. Lampu ruangan di atas boat ini cukup memperlihatkan kalau keduanya memang saling kenal.

"I-itukan hanya iseng saja. Jika soal pencet bell aku masih ingat, berarti kau juga tidak lupa sama ban sepeda mu yang aku kempesin di taman dan waktu aku menyembunyikan boneka hello kitty mu di atas pohon."

Eunha tersenyum manis, kulitnya yang putih dengan rambut pendeknya langsung memberi kesan tomboy pada yeoja pendek itu.

"Dan kau tentunya tidak lupa waktu appa ku datang menamparimu dan teman teman sialanmu itu."

Jungkook menggeleng.
"Yang ditampar itu teman teman ku kalau aku si...!" jungkook menaikan kedua alisnya.
"Tunggu dulu..., memangnya mudah menangkapku"

Tiba tiba pistol di tangan eunha kembali teracung.
"Lalu apa maksudmu mengikutiku? Apa yang kau lakukan di sini?"

Paras jungkook langsung berubah lagi, dari ceria menjadi bingung.

"I-itu pistol sungguhan atau m-mainan sih?" tanya jungkook takut.

"JAWAB!"

"J-jangan di arahkan ke wajahku dong, nanti jika kelepasan bisa bahaya!" jungkook sedikit menggeser tubuhnya dari pistol.

Tapi ujung pistol itu mengikuti, hingga namja itu berjalan mundur.

"Eun-Eunha, j-jangan bercanda... Kau yeoja tapi kok mainnya begituan sih?"

Eunha tidak melakukan perubahan apa apa mendengar rengekan namja imut itu. Tubuhnya yang terbalut pakaian ketat berwarna hitam memperlihatkan lekuk tubuhnya yang ramping dan berisi. Sekilas orang melihatnya saja, pasti akan beranggapan bahwa eunha ini orang yang terlatih dalam hal aksi.

"Eunha, aku merasa seperti anak kecil. Jangan main main dengan benda berbahaya itu!" peringatan jungkook sambil melihat ke sekelilingnya. Tidak ada siapa siapa selain laut gelap dan hembusan ombak.

Eunha meninggikan pistol nya, kini ujung pistol dan mata jungkook sejajar tingginya.

"Apa yang kau lakukan di sini?"tanya eunha sekali lagi.

"Aku tidak tahu jika boat ini milikmu!" suara jungkook semakin melemah.

"Sore tadi aku sampai ke jeju dengan dua temanku. Tapi keduanya pergi ke pelabuhan cerry  dan meninggalkanku sendirian di hotel. Daripada tidak berbuat apa apa, aku menyusul mereka, tapi lewat jalan pasir. Soalnya jika lewat jalan raya, aku takut tersesat, makannya aku menyusuri pinggiran pantai ini. Kata orang, patokannya kapal kapal besar. Jika aku sudah menemukan kapal begitu, tandanya aku sudah sampai di pelabuhan. Nah, tadi pas aku sedang beristirahat, melepas keringat di batu karang, aku melihat motor boat ini. Iseng saja, aku naik ke atasnya. Soalnya kan seumur hidup aku belum pernah naik beginian, apa salahnya mencoba. Terus aku melihat kau lari sambil membawa senjata, ya daripada terjadi sesuatu, aku bersembunyi."

Eunha terdiam sejenak, menimbang nimbang apa yang baru saja dikatakan jungkook teman masa kecilnya. Meski sudah lama sekali, tapi gadis ini tahu, se nakal nakalnya jungkook, ia tak pernah berbohong. Dia pernah bermain bersama, walaupun hanya sebentar. Karena setelahnya ayah eunha bertugas di luar negri, sejak itulah ia tak pernah melihat jungkook lagi.

"Kau duduk di kursi paling belakang sana. Akanku antarkau ke pelabuhan cerry!" tawar eunha.

"Tapi.. Jangan berbuat macam macam, diam sampai tiba di tempat tujuan. Sedikit gerakan mencurigakan, kepalamu akan bolong setelahnya!"

Jungkook mengangguk mengerti. Ia mundur dan mendatangi kursi yang dimaksud. Namja ini sadar, di hadapan ujung pistol teracung, nyalinya seperti ditimbang timbang.

"Kau harus sabar kookie...," ucap jungkook dalam hati, seolah bicara pada dirinya sendiri.

"Ingat, jangan bertingkah aneh." ujar eunha.

Jungkook mendudukan bokongnya di kursi belakang.

"Siapa yang aneh? Tampangku begini saja, tidak aneh"

Eunha tidak menyahuti, ia menyimpan senjatanya. Lalu yeoja ini kembali ke kemudi dan menjalankan boat nya. Mereka membelah laut pantai jeju waktu malam, tanpa ada yang bicara atau pembicaraan yang mengharuskan mereka bicara. Pertemuan dua teman masa kecil ini seolah tidak ada yang patut membuat mereka saling bicara apa apa.




------------------T B C-----------------

Reality 4 : W H O?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang