8. Aku Menunggumu

166 20 1
                                    

===Please, Remember Us===

AKU MENUNGGUMU


(LAYLA POV)

Yah. Hari ini sebulan sebelum kepulangan dirinya. Kory sempat mengajakku untuk menyambut kepulangan Dolly. Tapi rupanya aku tidak tau kalau rupanya mereka satu Kampus. Aku jadi tidak tau siapa yang akan aku pilih. Yah pastinya kita memerlukan rencana baru, karena aku juga merencanakan sekalian saja.

"Jadi? Apa yang ingin kau katakan?" Tanya Nathan kepadaku.

"Bagaimana kalau kita juga menyambut Dylan dan Asher? Aku dengar dari kakakku. Mereka bertiga satu kampus." Ucapku.

"Boleh saja! Aku juga belum sempat minta maaf secara langsung..." Ucap Kory sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan meringis.

"Baiklah... Jadi maunya bareng mereka bertiga langsung?" Tanya Nathan dan Ryan bersamaan.

"Hmhm..." Semua mengangguk.

"Baiklah!! AYO MULAI SEKARANG!!!"

Semua bersorak-sorai diikuti suara Nathan.

Semua pun mulai melakukan pekerjaan masing-masing yang sudah ditugaskan oleh Nathan dan Ryan. Aku pun menatap langit biru Daedo. Aku pun tersenyum penuh kebahagiaan, "Kau akan pulang, dan aku sangat-sangat merindukanmu. Lebih dari apapun, rasa rindu ini tidak akan menghatuiku lagi..." Ucapku dalam hati dengan penuh harapan. Yah aku hanya berharap kau sangat merindukanku, sungguh aku sangat merindukanmu Dylan. SANGAT.


[Sebulan kemudian...]

(ASHER POV)

Akhirnya inilah hari dimana aku akan pulang. Sampai sekarang pun aku belum sempat mengatakan isi hatimu Layla. Aku sungguh bingung, Dylan sudah terlanjur menyukai sahabatmu sendiri. Apakah aku telat mengatakan semuanya? Semuanya yang sebenarnya? Atau aku terlalu menunggu waktu yang tepat? Sungguh saat ini aku sudah tidak tau waktu yang tepat kapan lagi, apapun yang aku katakan saat ini mungkin dia beranggap aku bercanda karena hatinya sudah tertuju oleh orang lain, Layla... Mungkin kau saja yang mengatakan semua ini langsung, mengatakan semua perasaan itu, mengatakan semua isi hati yang sudah lama kau simpan itu. Adikku, aku selalu mendukungmu, tapi kali ini... aku tidak bisa. Aku tidak tau lagi apa yang harus aku perbuat. Maafkan kakakmu ini.

"Asher?..."

"Huh?! I...Iya... Ke-kenapa?" Tanyaku

"Ku lihat kau sedang memikirkan sesuatu, ayolah berhenti memikirkan semua pekerjaan kita akan kembali ke Daedo bukan?" Tanya Dylan.

"Maaf... aku terlalu banyak berfikir... hehehe..." Aku hanya menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Aku pun melihat gadis yang serba pink melambai ke arah kami berdua, Dylan pun berjalan kearahnya. Tunggu, bukankah itu Dolly?!

"Hey! Asher, Dylan... Maaf kalau aku telat... hhh..." Dolly merasa capek, sepertinya dia habis berlari.

"Tak apa... masih lama juga pesawat akan berangkat..." Jelas Dylan kepada Dolly.

"Huh? Emangnya jadwalmu sama dengan kami?" Tanya Asher.

"Erhghmmm... sebenarnya aku mendapat pesan dari ibuku untuk pulang lebih awal... jadi kebetulan saja Dylan mengatakan pulang cepat juga, jadi Jadwalnya aku samakan dengan kalian..." Jelas Dolly.

"Hmmm..." Aku menatap Dylan. Dia memalingkan dariku.

"Begitu... ya... kita akan cari makan siang saja dulu..." jelasku sambil pergi mencari tempat bagus. "Maafkan aku Layla... Aku belum bisa mengatakan yang sebenarnya..."

Tobot : Please, Remember Us | TAMAT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang