10. DNA

126 8 0
                                    

(AUTHOR POV)

"Apa yang sebenarnya terjadi? Ayah pikir kalian membuat pesta..." Ucap Dr. Char

"Erhmm..." Seluruh tamu yang sedang hadir di pesta itu terdiam, termasuk Ryan dan Kory.

"Tak apa paman... hanya kesalahan kecil..." Jelas Dylan.

Kory dan Ryan pun menatap Dylan yang berbicara kepada Ayahnya.

"Tidak ayah!! Ini kesalahnku... kalau saja aku tidak mengejar Nathan dan menahan emosiku mungkin kekacauan ini tidak terjadi..." Jelas Kory.

"Tidak Dr. Char... ini kesalahnku karena... mengungkapkan sesuatu hal yang seharusnya tidak diungkapkan..." Jelas Nathan.

"Kau sengajakan?!" Tanya Kory.

"Aku melakukan itu agar ingatannya kembali kau ingat?!" Bisik Nathan.

Dr. Char yang masih melihat pertengkaran Kory dan Nathan. Sedangkan Ryan sedang berusaha menghentikan perkelahian mereka.

"Cukup Kory... kalian bisa jelaskan nanti... lanjutkanlah pesta kalian... ayah akan berada di garasi..." Jelas Dr. Char

Dr. Char pun pergi ke sebuah garasi.

"Sekarang bisakah kalian menjelaskan... apa maksud kalian tadi...??" Tanya Asher tiba-tiba.

"Ini kesalahanmu Nathan!!" Teriak Kory.

"Hentikanlah! Kory!!" Teriak Ryan.

Dylan hanya terdiam. Dia tidak tau apa-apa mengenai apa maksud Nathan tadi.

"Hey Dylan... tunjukanlah Tobot milikmu itu... aku ingin melihat kemampuannya..." Ucap Nathan yang menatap Dylan.

"Tobot? Apa maksudmu?" Tanya Dylan.

"Bukankah sudah jelas? Kau adalah bagian dari kelompok penyelamat Daedo beberapa tahun yang lalu? Kau bagian dari kami, Dylan." Jelas Nathan.

Seluruh tamu disana terdiam. Bahkan Asher yang mendengarkan penjelasan dari Nathan terdiam cukup lama.

"Apakah kau bisa menun--" Ucapan Nathan terhenti di saat jam milik Dylan berbunyi.

"Z?" Gumam Dylan yang melihat jam miliknya.

"Apa yang kalian lakukan kepada Z?" Sebuah layar kecil dari jam milik Dylan menampakkan tulisan berwarna merah. Alert. Itulah tulisannya.

"Nathan... apa yang kau lakukan?" Tanya Ryan.

"Hanya... menguji kekuatannya apakah--"

BUKH!!

"Hah?!"

Seluruh mata memandang Dylan yang baru saja meninju pipi kanan Nathan.

"Jangan sakiti dia!!" Teriak Dylan, seketika manik matanya yang berwarna coklat berubah menjadi merah.

"Berhentilah." Seketika itu juga suara Dylan berubah menjadi sakartis dan sangat dingin, wajah amarah miliknya tak dapat lagi disembunyikan. Matanya sudah menunjukan puncak kemarahan.

"Hentikan Dylan!!" Asher pun berlari mendekati Dylan yang hendak menghantam Nathan lebih keras lagi, namun kecepatan Asher tak dapat dihindari oleh Dylan.

Wajah kepuasan milik Nathan tertera jelas. "Keras juga pukulanmu... hah..." Nathan pun mencoba bangkit walau tubuhnya sudah bergetar hebat, ia pun mengusap darah yang mengalir dari bibirnya.

"Hey kawan..." Nathan pun berjalan pelan mendekati Dylan.

Dylan berusaha memberontak dengan genggaman Asher, namun dengan cepat Ryan membantu Asher dan Kory berusaha agar Nathan tidak maju selangkah lagi.

Tobot : Please, Remember Us | TAMAT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang