2

38 9 0
                                    

Gue gak merasa masa TK gue kaya anak lainnya. Penuh cacian,bully-an,makian,ledekan,gunjingan. Ughhh! Semua berasal dari laki-laki sok keren yang ada disekolah itu.

~ Yang LEMAH adalah yang DULU ~

.

.

.


Gue mulai terbiasa dengan hal-hal yang
anak-anak itu lakuin ke gue.

Yang gue lakuin cuma diem, berharap jarum jam bergerak lebih cepat, lembaran kalender bergantian membalik ke belakang setiap detiknya.

Setelah belajar tentang hal-hal yang 'anak TK' banget, contoh: budi bahasa,nyanyi,ngitung,bikin kerajinan sampai bersosialisasi dengan baik gue akhirnya bisa melepas masa TK gue yang terdengar 'kelam.'

Gue bisa bernafas lega setelah masuk ke bangku sekolah dasar atau yang lebih dikenal orang dengan singkatan 'SD'

So?
Ini cerita gue di masa Sekolah Dasar

'Srppppp' itu hembusan nafas gue yang setelahnya terjeda dua detik melihat seorang anak laki-laki berjalan dengan wanita dewasa disampingnya

"DIA!" Jeritan itu berasal dari otak gue yang menyadari bahwa orang itu adalah Chiko.

'Chiko?!, Siapa Chiko?'

***

"Wahaha gendut-gendut duduk doang kerjaannya!"
"Bantet gak bisa lari!"
"Jelek kamu!!!"

'Wushhh'
Rok selutut ku itu diangkat sama dia. Candaan anak TK macam apa ini!

***

Itu! Itu adalah hal yang paling gue inget dari cowok bernama Chiko dengan temen-temen se-geng-nya yang gue bilang 'Sok Keren'

Dia yang dulu terlihat 'paling' dari teman-temannya kini kembali bersekolah sama gue, satu atap kelas bareng gue.

Gue berusaha tidak mengingat itu, menggusah jauh-jauh pikiran tentangnya dan berlalu untuk menduduki bangku kosong dikelas.

Tuk.. tuk.. tuk..tuk..

Derap langkah kaki jenjang seorang wanita dewasa dengan anaknya itu terdengar jelas mendekat ke arah gue yang duduk di bangku nomor 4.

Geram, rasanya gue pingin tau seberapa merasa bersalah dia ngelihat gue yang ada di sekolah ini lagi bersamanya.

Gue yang tadinya menenggelamkan wajah diantara lipatan tangan kini sedikit mengangkatnya, memandangnya yang kini tepat berada disamping gue.

Ia berhenti sejenak

Sayang, dia malah memasangkan senyuman dengan sengaja kearah gue sambil meneruskan langkahnya yang sempat terhenti.

'Bisa bisanya dia gak tau kalo korban bully-nya itu sekarang kembali bersekolah dengannya!' batin gue emosi

Bruk

Seseorang meletakkan tasnya tepat di bangku belakang gue. Spontan gue melihat ke arah belakang

Ampun, laki-laki itu tak hanya satu sekolah, satu kelas sama gue. Tapi juga duduk tepat dibelakang gue.

Kelas terasa sempit,sesak kalau gue harus terus melihat dia ketika membalikkan badan.

'Kaya gak ada tempat lain aja'

Tak lama seorang wanita dengan balutan baju seragam dan rok berwarna coklat serta rambut yang disanggul berjalan memasuki kelas

"Halo anak-anak yang cantik dan tampan, sekarang kalian duduk yang tenang ya." Beliau menyapa ramah kami yang ada di kelas.

"Oh iya untuk bapak dan juga ibu bisa menunggu anaknya di luar" wanita itu kembali bersuara sambil mengarahkan jempolnya ke pintu kelas.

"HUAA, mamah jangan pergi hiks" seorang anak yang duduk tepat disamping gue menangis dengan terus menggeret lengan ibunya

Ibuk-ibuk pembuka kegiatan belajar mengajar tadi bergerak dari tempatnya menghampiri anak itu.

"Jangan nangis ya ganteng" beliau mengusapkan jempolnya ke pipi alus anak itu
"Mamahnya gak pergi kok.Oke?" Lanjutnya

Perilakunya sama seperti guru gue waktu TK yang berusaha menenangkan gue dari anak-anak geng-nya Chiko termasuk Chiko. Hal itu memang gak bisa gue lupain.

Setelah selesai menangani anak itu terdengar tangisan anak-anak lain, dengan susah payah beliau menenangkan anak-anak cengeng itu.

Disatu sisi batin ini memuji diri gue sendiri,
'keren juga ya aku gak cengeng kaya mereka!'

Kalau gitu gue bisa tarik kesimpulan bahwa keputusan gue waktu TK tuh aneh.

Itu harapan yang terdengar bodoh. Kenapa gue hanya diem, harusnya tindakan lebih masuk akal bisa gue lakuin.

~ ~ ~ ~

HOLA!! Selamat malam pembaca cantik nan tampan.

Terimakasih sudah meluangkan waktunya buat baca kelanjutan ceritanya ini..

Jangan lupa untuk vote dan comment. Tinggalkan jejak mu kawan!

Tunggu kelanjutannya yaaps

Terimakasih..🖤

Sahabat Doang(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang