Chapter 19

124 23 0
                                    

Jungkook turun setelah sampai di pinggiran kota. Dia bejalan tergesa-gesa. Entah mengapa rasa nya dia sangat khawatir dengan Eunha. Bahkan dia melupakan rasa sakit hatinnya karena itu.

"Eunha tunggu gua" Batin Jungkook.

****

"Gua capek banget jaeeh" Rengek Rose.
"Ayolah masa segitu ajah capek" Ucap Jaehyun.
"Gimana gak capek coba udah dari pagi tau!" Rose berteriak.
Jaehyun hanya terkekeh mendengarnya. Diusapnya rambut Rose.
"Terus apa mau gua gendong jalannya?" Tanya Jaehyun.
Rose hanya mayun sambil ngangguk.

"Eh jangan pacaran mulu napadah, kita lagi dalam misi ini!" Teriak Yerin 10 m di depanya.
"Anjiir kita seharian jalan tau rin gua juga capek tau" Kini Lisa sampai berjongkok di depan pohon.
"Mana udah malam lagi" Sambungnya.

"Gais ayolah ini demi Eunha!" Eunwoo mulai frustasi.
"Woo, istirahat bentar lah, lu kaga kasian apa sama para cewe yang dari pagi jalan!" Bantah Bambam kemudian ngehampiri Lisa.

"Hikss.... Gua bingung!" Rintih Rose.
"Bingung kenapa??" Tanya Jaehyun kemudian duduk di samping Rose.
"Gua pengen cepet nemuin Jungkook. Gua ngga mau Eunha jadi kambing hitamnya" Rose nunduk.

"Kaliyan berempat istirahat ajah gua Taehyung sama Yerin lanjut nyari" Eunwoo ngga sabar. Dia berjalan mendahului Yerin dan Taehyung yang bersenden di pohon besar.

"Eh Woo jangan misah dong, kalo kita misah entar ribet" Yerin mulai bersuara. Dia menghampiri Eunwoo.
"Yaudah kalo lu mau istirahat, istirahat ajah gua lanjut!" Eunwoo kukuh dengan pendiriannya.
"Gua ngga mau entar lu kenapa napa wo" Timpal Taehyung.
"Iya kita istirahat sebentar, lagian persediaan air abis, mending kita cari air dari pada lanjut" Usul Lisa.

Lisa bangkit dari jongkoknya.
"Beb kamu ngga capek" Babam memegang pundak Lisa.
"Gua mau nyari air" Jawab Lisa.
"Ngga ga ga ga... Kamu istirahat ajah biar aku ka Tae sama Ka Eunwoo yang nyari" Lisa ngangguk setuju.

****

Suara musik begitu kencang. Bau alkohol bercampur asap rokok semakin menyengat. Di pojok sebuah klub, Irene, Yeri dan Joy duduk dengan ditemani sebotol bir.

"Menurut lo, Jalang itu bakal di penjara?" Tanya Joy.
"Iyalah, kalo nggak, jangan panggil gia Yeri" Yeri tersenyum penuh kemenangan.
"Gua rasa lu udah terlalu jauh Yer" Irene mengambil gelasnya. Yeri yang mendengar itu lantas menahan tangan Irene. Yeri meremas kuat tangan sahabatnya itu.
"Siapa lu yang berani ngatur gua?" Yeri menatap Irene tajam.
"Yer lepasin sakit tau!" Irene berusaha menarik tanganya. Yeri menunjuknya smirk nya kemudian melepaskan tangan Irene. Irene memegangi tanganya. Tampak jelas rona merah melingkari tanganyanya.

"Lu remes tangan gua ngga kira kira Yer" Protes Irene.
"Wendy mana sih lama banget dia ajak kumpul!" Joy mengalihkan pembicaraan sambil melihat hpnya.

"Gua cabut dulu" Yeri berdiri kemudian melangkah penuhgi meninggalkan kedua temanya itu.

"Gua pusing Joy, omongan gua tuh bener Yeri udah keterlaluan. Gua ngga mau tua di penjara!" Irene kesal atas perlakuan Yeri padanya.

"Udahlah ren lu kaya kaga tau Yeri ajah" Ucap Joy sambil menekuk bir ditanganya.
"Pokok jangan pernah libatin dan bawa-bawa nama gua di masalah Yeri sama Jungkook lagi Joy, jangan pernah!, jauhin Yeri kalo lu masih pengen nimmatin masa muda lu. Ini bukan saran inu nasihat!" Irene meraih tas bahunya kemudian pergi begitu saja.

****

Jungkook berhenti di halte bus. Jam menunjukkan pukul 7 malam. Dia bahkan tidak membawa uang dan ponsel. Jungkook menipuk kepalanya. Bagaimana dia bisa naik bus kalau tidak punya uang?.

"Jeon Jungkook" Panggil seorang dari belakangnya.
Jungkook lantas berbalik. Seorang gadis tengah berdiri di belakangnya dengan dengan jaket hitam bertudung yang menutupi seluruh wajahnya.
"Siapa lu?" Tanya Jungkook.
"Lu ngga perku tau siapa gua, tapi gua tau siapa dalang di balik kecelakaanlu" Ucap gadis itu.
Jungkook dibuat semakin pemasaran. Diraihnya tudung jaket gadis itu. Tapi dengan cepat juga gadis itu mencegahnya dengan meahan tangan Jungkook.

"Jika lu penasaran siapa orangnya, temui gua besok di gang dekat kedai eskrim di jalan Kemuning." Setelah berkata demikian gadis itu langsung menepis tangan Jungkook kemudian berlari secepat mungkin.

****

"Katakan sebenarnya nona jung. Mungkin yang mulia akan mengurangi hukumanmu jika kamu berkata jujur" Ucap Nyonya Sanny, detektif yang bertugas mengintrogasi Eunha.

"Aku sudah mengatakan sebenarnya nyonyaa. Aku tidak melakukan apapunnn" Sangkat Eunha.

Sudah 4 jam dia diintrogasi, dan semua perkataan Nyonya Sunny seakan memaksanya untuk mengakui kejahatan yang tidak di lakukan Eunha.

"Kalau begitu bagaimana sikapmu berubah sedrastis itu, bukankah kamera cctv itu sudah jelas, kalian bertengkar" Sanny tersenyum penuh kemenangan.

"Okay saya memang marah pada Tuan Jeon saat itu, Saya meminta putus saat itu juga, itu karena ancaman dari tuan Lee, cuma itu!, saya hanya ingin menyelamatkan nyawa orang nyonya!" tegas Eunha.

"Akan tegapi tuan Lee mengaku bahwa kau lah yang menyuruhnya memotong rem mobil Tuan Jeon" sekali lagi Sunny memojokkan Eunha.

"Padaha kamu juga seorang wanita Nyonya, tegakah kamu membunuh pacar sendiri?, seorang pasti melakukan kriminal dengan alasan, tapi tidak dengan ku, aku tidak punya alasan untuk membunuh Jungkook!" Eunha berteriak di akhir kalimatnya.

"Setahu ku. Mantan dari Jeon Jungkoom pernah melakukan hal kriminal padamu saat SMA. Dan kalian sempat lost kontak hampir setahun an. Temanmu tidak ada yang berhubungan baik dengan Jeon Jungkook. Mungkin anda sangat frustasi dan tidak terima akan itu semua kemudian berencana membunuh tuan Jeon" Eunha menatap Sanny tajam ketima Sanny selesai berbicara. Merasa terintimindasi Sanny buka suara "Bukankan alibi ku ini benar Nona Jung?"

"Astaga.... Lakukan semaumu Nyonya tapi jangan pernah mengklaim alibimu benar. Sampai kapanpun walau aku harus mati aku tidak akan mengakui kejahatan yang tidak ku perbuat! Nyonya Sanny!" Ucap Eunha penuh penekana di akhir kalimat.
"Kalau alibiku salah bagaimana dengan alibi mu nyonya Jung?" Tanya Sanny.

Eunha sudah capek. Dia mengacak rambutnya frustasi. Pada akhirnya dia menceritakan semua kejadian mulai dari dia membeli pakaian di mall dengan temanya sampai berangkat ke cafe dan ancaman Taeyong soal Jisung. Semua dengan detail tanpa ada bagian yang di sembunyikanya. Air matanya keluar. Mengingat kejadian tersebut. Mulutnya bergetar saat menceritakan diamana dia harus mengatakan putus terhadap pria yang sangat dia cintai.

Sanny hanya tertawa hambar. "Cerita itu benar benar real atau... Rekasaya otakmu nona Jung?" Tanya Sanny.

"Apa maumu nyonya. Aku mengatakan sebenarnya dari tadi, Tuan Lee mengancam akan membunuh adik dari temanku, Jung Jisung. Dan kau memganggap aku merekasaya?" Eunha berdiri sambil menggebrak meja, emosinya meluap. Tangisnya pecah. Dia mulai frustasi dengan semua ini. Seakan tidak ada satupun pihak membelanya.

"Tenang lah Nona, kembalilah duduk dan bersikaplah tenang" Ucap Sanny menenangkan.
"Aku hanya menjalankan tugas, jadi permudah saja kasus ini nona" Lanjutnya tanpa berfikir panjang.

"Permudah? Maksutmu aku harus mengakui kejahatan yang sama sekali tidak aku lakukan nyonya?, mana keadilan negara ini. Sudah berapa kali aku bilang.... Hikss,... Aku tidak melakukannnya Nyonyaa.... Aku hanya korban tuduhan.... Lee Taeyong yang melakukannya. Introgasi saja diaaa....!!!" Bentak Eunha.

"Aku hanya━"

"HENTIKAN!!! kumohonnn hentikan," Tangisan Eunha menjadi jadi. Dia menutup kedua telinganya seperti gadis yang ketakutan. Seorang petugas masuk dan membawa Eunha keluar.

"Nyonya Sunny karena keadaan terdakwa tidak memungkinkan maka introgasi harus ditunda lebih dulu" Ucap petugas itu. Sanny hanya mengangguk. Sangat beresiko melanjutkan introgasi jika yang di introgasi sehisteris itu. Bisa jadi yang di introgasi malah kelainan mental saat keluar dari ruangan.

"Gilaa! Kenapa aku mendapatkan kasus serumit ini" Sanny memijat pelipisnya.

Hai gais Azla is Back...

Votmen ya. Biar author rajin update.




















Thank for Read.

Lemon Tea In Love -Eunkook-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang