Part.04

880 95 18
                                    

Kekacauan yang semakin membesar

Hari sudah semakin gelap, malam hari yang dingin pun datang bersama bulan yang jarang menampakkan dirinya, karena awan yang menutupinya. Jisung terus berlari kesetanan ke suatu tempat, yang ia yakini Felix berada disana.

Brak

Jisung terjatuh di atas aspal, paru-parunya serasa mau meledak karena ia berlari tanpa henti. Laki-laki berparas tupai itu menyandarkan dirinya disebuah jembatan yang menampilkan luasnya sungai han.

Belum sempat Jisung menetralkan napasnya, dia melihat seseorang laki-laki dengan bunga ditangan kirinya. Laki-laki itu memanjat pagar jembatan yang sedikit jauh dari tempatnya berada.

Jisung tak bisa tinggal diam, ia berlari kencang mungkin. Dengan napas yang tersengal-sengal ia berhasil menarik orang itu menjahui pagar jembatan.

"F-felix," ucap Jisung dengan napas yang terengah.

Jisung menarik Felix kedalam pelukannya, ia mendekap kembarannya itu dengan erat. Felix hanya diam tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.

"Felix, ayo kita pulang,"

Felix melepaskan pelukan Jisung dan mendorongnya dengan kasar, hingga kembarannya itu terjengkang ke belakang.

Tanpa memperdulikan Jisung, laki-laki berfleckles itu menghentikan Taxi yang kebetulan melaju kearahnya. Taxi itu berjalan menjauhin Jisung setelah Felix masuk kedalam Taxi.

Jisung berdiri, ia melangkahkan kakinya lagi. Dengan langkah gontai dan wajah yang menunduk, Jisung menyusuri jalan yang sangat sepi itu.

Tanpa ia sadari seseorang berbaju serba hitam mendekatinya dari belakang, dengan sapu tangan yang sudah di beri obat bius, orang itu membekap mulut dan hidung Jisung dari belakang.

Tak butuh waktu lama, Jisung sudah kehilangan kesadarannya. Orang misterius itu menyeret tubuh Jisung, lalu memasukkannya ke dalam mobil hitam yang terparkir tak jauh dari sana.

🐍🐻🐺

"Kenapa mereka belum pulang?"

Bangchan berjalan mondar-mandir di depan Tv yang ada diruang keluarga.

"Sudahlah Chan, mereka akan baik-baik saja. Jangan terlalu khawatir," Woojin yang duduk disofa yang berada didepan  Tv berusaha menenangkan Bangchan.

"Ini sudah malam hyung, bagaimana jika mereka melakukan hal bodoh. Walaupun aku baru saja mengenal mereka, tetapi mereka tetap tanggung jawabku," Ucap Bangchan sambil memijat pelipisnya pelan.

"Aku mengerti Chan, tetapi sebaiknya kau jangan terlalu kalut itu hanya akan membuatmu semakin stress,"

"Hyung apakah mereka belum kembali?" tanya Changbin yang baru saja pulang, setelah mencari si kembar.

"Kita tak menemukan mereka hyung," ucap Minho yang berdiri disamping Changbin.

Bangchan menghempaskan tubuhnya keatas sofa, ia memejamkan matanya, entah mengapa perasaannya mengatakan bahwa terjadi sesuatu yang tidak di inginkan pada si kembar.

"Kalian tidurlah ini sudah malam, biar hyung saja yang menunggu mereka pulang,"

Woojin sebenarnya juga takut jika terjadi sesuatu pada si kembar, tetapi dengan senyumnya yang menenangkan ia bisa menjadi kekuatan tersendiri untuk adik-adiknya.

"Aku tidak bisa tidur hyung jika si kembar belum pulang," tegas Bangchan.

"aku juga, aku harus memastikan adikku pulang dengan selamat," ucap Changbin.

[END]True Life -Skz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang