Part. 16

298 33 18
                                    

"Mama, ayo pulang dan bertemu dengan ayah. " Jisung berkata, membuat semuanya memalingkan muka kepadanya.

Minji mengusap pipi Jisung dengan senyum tipisnya. "Pulang kemana? Rumahmu di sini nak, "

Jisung menggelengkan kepalanya kencang, rambutnya terlihat ikut bergerak ke kanan-kiri. Matanya menatap ke arah iris Minji dengan lekat.

"Tidak mama, rumah kita di Korea bersama dengan ayah. " Jisung berkata, Jackson tersenyum kecut mendengar ucapan anaknya. Hatinya berdenyut kencang, bagaimana sang anak malah berakhir menyayangi penculiknya.

Minji menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak nak, papamu yang sebenarnya sudah ada di sini. " Minji berkata, dengan nada yang sangat lembut.

"Tidak mama, ayah kandungku ada di Korea." Jisung berkata, dengan penuh penekanan di setiap katanya.

Tuan Wang berjalan mendekati Jisung. Dirinya menatap lekat wajah Jisung, dengan tatapan yang menusuk. "Hans tempatmu adalah disini. Jangan merengek! Kau sudah besar Hans! " Tuan Wang berkata, dengan intonasi tinggi.

Jisung memejamkan kedua matanya sejenak, baru kali ini ia di bentak sekasar itu. Rasanya sangat menyakitkan, membuat matanya menjadi berkaca-kaca. Mungkin kebanyakan orang akan menganggapnya lemah atau terlalu lembek seperti seorang wanita, tetapi untuk ukuran anak yang belum pernah di bentak sama sekali itu memang terasa mengejutkan dan menyakitkan.

Mark bertepuk tangan. "Wah hebatnya ayah, menjadi orang pertama yang membentak Jisung. Padahal selama ini, Jaebum tak pernah membentaknya dan selalu memperlakukannya seperti berlian. " Mark berkata, membuat pria paruh baya itu membeku di tempatnya.

Mark merentangkan tangannya kepada Jisung, memberi isyarat supaya bocah itu mendekatinya. Jisung melepaskan pelukkan Minji, ia berlari masuk ke dalam pelukkan Mark. Wanita itu kembali menangis, air matanya turun dengan deras.

"Baiklah Jisung, waktu menjelajahmu sudah usai. Sekarang kau harus pulang, semuanya sudah menunggumu. " Mark bangkit dari duduknya di ikuti dengan Jisung yang memegang tangannya dengan erat.

Saat pintu mobil hampir di tutup, Jackson lari ke arah mereka dan menghadangnya. Mark mendorong tubuh Jackson dengan kasar, hingga dia terjatuh ke belakang. Dengan cepat, di tutupnya pintu mobil tersebut lalu di kuncinya.

Mobil berwarna merah itu melaju dengan kecepatan tinggi. Jisung menatap ke arah pria yang ada di sampingnya. Dengan ragu ia mengeluarkan suaranya untuk memecahkan keheningan.

"Uncle, maafkan aku sudah mengajak Hyunjin pergi dan merepotkanmu. " Lirih Jisung yang sedang memainkan jemarinya dengan kasar.

"Tidak apa-apa, lagi pula berkatmu Hyunjin tidak melakukan hal-hal yang bodoh. " Mark berkata, dengan senyum tulusnya.

Jisung merasa tidak enak karena kebaikan Mark, ia juga merasa sangat malu dengan semua yang di perbuat oleh Jaebum kepada Mark. Jisung bingung mengapa Mark dan Hyunjin masih saja baik kepadanya, padahal ia adalah anak dari Han Jaebum, orang yang merebut kebahagiaan mereka.

"Uncle tidak membenciku? " Lirih Jisung, sambil menatap ke arah Mark dengan tatapan ragu.

Mark tekekeh mendengar ucapan Jisung. "Untuk apa aku membenci bocah sepertimu? " Tanya Mark yang membuat Jisung semakin menundukkan kepalanya.

"Karena aku seorang anak dari Han Jaebum, yang sudah merebut uncle Jinyoung darimu. " Jisung berkata, dengan nada tercekat.

Mark tertawa garing setelah mendengarkan ucapan Jisung. Anak itu tak berbicara lagi, ia bisa merasakan sisi rapuh seorang Mark Tuan. Keduanya terlarut di dalam pikiran mereka masing-masing. Sehingga menciptakan suasana hening, yang membuat mereka merasa canggung.

[END]True Life -Skz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang