Rusuh

37 6 0
                                    

10 Mipa 2

Tulisan itukah yang terpampang di depan kelas yang berada di lantai 2. Banyak anak-anak yang sibuk berkenalan di luar, namun ke enam gadis itu memilih masuk kedalam. Membagi tempat duduk mereka masing-masing.

"Gua belakang" ucap daisy entah kepada siapa.

"Yaudah gua ikut" timbrung rere menanggapi

"Apaan? Oliv bareng gue!" Ucap Daisy menolak

"Oliv mau bareng ofii,tau" elak oliv memberitau.

"Mampus, udah lo sama gue aja" rere tertawa bahagia.

"Hem, terserah!"

"Jadi gue sama kucung ini lagi?" Tanya intan memastikan

Raini pun menjawab "Ya gimana lagi"

"Bosen gue tuh tan, astagfirullah" istrigfar intan mengelus dada nya.

"Hahah, nikmatin aja tan" kekeh ofii melohatnya

"Pagi anak-anak" sapa seorang guru memasuki kelas.

"Pagi buuuu" jawab semua murid serempak.

"Oke perkenalkan nama ibu, bu maya. Ibu di sini sebagai wali kelas kalian. Jadi kalo ada apa-apa bisa hubungin ibu ya. Oh ya biar mempersingkat waktu juga, kita langsung memilih ketua kelas aja ya"

"Ya terserah ibu aja lah"

"Atur aja bu sesuai syariat islam"

"Di kira mau kawin loh"

Celetukan tiga orang cowo di sudut ruanyan menghadirkan gelak tawa yang lainnya. Ternyata kelas mereka tak monoton juga.

"Baiklah, apa ada yang mau jadi partisipasi calonnya?" Tanya bu maya ke seluruh murid kelas 10 mipa 2. Tapi hukannya menjawab hanya ada kesunyian yang tercipta.

"Ah yasudah kalau begitu ibu yang tunjuk. Itu yang bawa kamera, kamu aja ya"  Bu maya menunjuk ke arah oliv, sontak itu membuat ofii buka suara.

"Ah jangan bu, dia mah pendiem. Nanti bukannya pada tertib malah pada ngelunjak yang lainnya"

"Ah begitu ya? Kalau begitu yang tatapannya tajam saja, itu yang di pojokan"

"Wah jangan dia bu, ngomong aja males dia mah. Gimana mau ngatur"

Pletak!

Daisy menjitak kepala rere dengan keras.

"Nah tu bu, dia mah kasar" rere kembali mengompori.

"Kalau begitu kamu saja" Kini bu maya menunjuk rere sebagai kandidatnya. Bukannya membela teman-temannya justru tertawa.

"Mampus!" Ucap raini memeletkan lidah.

"Ah bu, saya mah orang nya gak bisa diem, pecicilan. Lagian nih bu ya. Seorang pemimpin itu harus memiliki tanggung jawab yang besar, sedangkan-

"Ah sudah-sudah. Banyak alasan kamu. Ini saja yang ada didepan. Kamu!" Tunjuk bu maya final kepada gadis berpakaian rapih juga mata yang jernih, entahlah mereka berenam tak peduli yang terpenting tak ada yang bakal repot di sini.

Setelah bu maya menjelaskan peraturan, visi misi dan sebagainya. Beliau pamit keluar karna sudah jam nya pulang.

"Baiklah, kalian boleh keluar. Ibu oamit dulu, assalamualaikum"

"Waalaikum salam" jawab semua murid serempak. Sebelumnya bu maya menugaskan putri-sang ketua kelas untuk mencatat jadwal piket.

Mereka berenam beranjak dari bangku, berniat pergi dari kelas. Namun belum sampai di ointu usdah ada yang memanggil.

"Kalian mau kemana?" Panggil putri agak berteriak.

"Kluar" Jawab daisy cuek.

"Tapi kalian belum ngisi data buat jadwal piketnya" Putri kembali menahan mereka, menghadirkan decakan keras oleh gadis bermatakan elang.

"Ck! Bisa sendiri kan"

"Tau! Diri sendiri yang ketua juga!" Timpal raini ikut sinis.

Tapi berbeda dengan oliv yang tetap memasang wajah manis.

"Emang satu hari berapa orang,tri?" Tanya oliv tenang.

"6/5 orang liv"

Mendengar itu rere langsung menyerobot."Yaudah sih kita gabungin aja"

"Gak bisa gitu dong!" Bantah Teman putri.

"Kenapa gak bisa?" Kata daisy dengan nada datar dan aura mencekam. Sontak semua yang berada di sana kesulitan menelan saliva.

"Bisa kok dai! Nanti gue masukin kalian berenam!" Balas putri cepat-cepat. Dia juga mempelototi temannya agar diam.

"Bagus" ucap gadis bermanik tajam tadi, lalu pergi di dampingi kelima temannya yang lain.

"Baru kelas 10 aja udah belagu! Najis! Mana maunya berenam lagi! Keroyokan!"

"Udah deh diem"

Seperti itulah umpatan seseorang di dalam kelas. Sebenarnya daisy dkk ingin menyumpal mulutnya, namun lagi-lagi sifat lembut oliv lah yang menahan mereka. Jadi, beruntunglah mereka yang belum di beri hadiah oleh daisy dkk.

D'oriroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang