Murid Baru

114 9 2
                                    

Vania Rebecca Putri. Si tokoh utama yang menyandang gelar bendahara kelas dan terkenal dengan sifatnya yang galak plus berpenampilan 'agak' tomboy itu berlari dengan tergesa gesa mengikuti kedua sahabatnya dari belakang.

Shifa Ranayya, cewek yang berbanding terbalik dengan sitokoh utama. Bagaimana tidak? Dari penampilannya saja Shifa sudah terlihat lebih feminim dan lemah gemulai.

Raffi Aditya, satu satunya cowok diantara mereka. Manurut Vania, cowok ini orangnya dekil, jorok, dan bau iler.

Padahal sebenarnya Raffi ini 'cukup' ganteng kok.

"Ini semua gara gara lo!" Hardik Vania sambil menunjuk kearah Raffi dengan tatapan mematikan. "Gaada waktu buat ngebacot jubay!" Raffi balik menghardik Vania yang sedang menatap kearah jam tangannya yang menunjukan sudah pukul 08.35.

Yup, mereka terlambat 35 menit.

Sesampainya mereka dikelas..

Kelas 11 IPA 3.

Dengan ragu ragu, gadis tomboy itu mulai mengetuk pintu.

Tok tok tok

Bunyi yang dihasilkan dari ketukan tadi barhasil membuat seseorang yang tengah mengajar dikelas menghentikan aktifitasnya. "Kalian?! Sekarang sudah jam berapa? Kenapa kalian telat?" Tanya orang yang sudah berumur itu kepada mereka bertiga.

Dia adalah bapak Yuda, guru matematika di SMA MERAH PUTIH.

Galak, galak dan galak adalah kata yang pas untuk menggambarkan sosok yang tengah berdiri diambang pintu ini. "Kenapa kalian telat?" Ulangi bapak berkepala plotos itu.

Salah satu faktor kenapa kepala bapak ini plotos adalah mungkin karena sering berhadapan dengan angka-angka sehingga rambutnya menjadi rontok.

Sedangkan orang yang ditanya hanya bisa menatap satu sama lain dengan wajah yang mengisyaratkan 'lo aja yang jawab'

Karena tidak ada yang mengalah, akhirnya mereka melakukan cara yang paling adil.

1

2

3

SUIT!

Cewek berambut sebahu atau Vania harus kalah karena mengeluarkan gunting dan otomatis dia yang menjawab pertanyaan si guru killer ini.

"Anu pak...ini semua gara gara saya sama Shifa nunggu Raffi BAB dulu" jawab Vania jujur sejujur jujurnya.

Tawa semua penghuni kelas XI IPA 3 pecah, sang guru yang tadinya memasang ekspresi serius pun akhirnya memperlihatkan senyumnya. "Njirr ngakak yawlah! Kalau gue jadi Raffi, gue bakalan ngubur diri sendiri" salah satu murid berteriak.

Namanya Ryan Alveno tukang ulah onar dikelas, hobinya keluar masuk ruang BK, ngerokok dll. Walaupun bergelar badboy, dia ini punya pacar anak osis.

'Horang ganteng mah bebas' (dalam hati Ryan)

Benar saja, akibat kejujuran Vania, rasanya Raffi ingin bunuh diri saja.

"Sudah sudah!" Tegur pak Yuda sehingga kelas yang tadinya riuh langsung bungkam. "Kalian bapak hukum jongkok selama jam pelajaran bapak" lanjutnya.

"Tapi pak-"

"Titik! gak pake koma! tapi kalau cinta bapak ke istri bapak gak pake titik dan koma"

Mendengar kalimat pak Yuda barusan, semua murid hanya bisa mengelus dada dan membatin "udah tua juga"

Pada akhirnya.

Mereka bertiga berjongkok didepan kelas dengan wajah tak terima. Rasa rasanya mereka ingin sekali menyumpah bapak killer ini.

Vania Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang