Perasaan

28 3 0
                                    

Hari ini, wajah murid SMA Merah Putih kembali berseri seri.
Bagaimana tidak? Baru saja kemarin free class dan hari ini hal itu terjadi lagi.

"Kenapa ya akhir akhir ini guru sering banget rapat?" Tanya Vania sambil menatap layar ponselnya. "Gatau juga gue, kayanya sibuk banget" jawab Shifa sambil menganggat bahunya. "Gak usah dipikirin, yang penting hari ini kita gak belajar lagi dan pastinya bebas mau kekantin" celetuk Raffi sumringah.

Beberapa menit berlalu, mereka bertiga masih tenggelam pada layar ponsel masing masing.

"Lo jadi nanyain ke kak Angga?" Shifa buka suara dan bertanya pada sahabatnya. "Gimana ya? Gue gugup" jawab cewek yang sebelumnya diberi pertanyaan tadi dengan nada cengengesan. "Ah! Lo gak asik!" Celetuk Raffi lagi sambil menepuk pundak Vania.

"Kalau kak Angga emang beneran suka sama gue, seharusnya dia yang nanyain, bukan gue" jawab Vania dengan santai sehingga membuat kedua sahabatnya menggeleng gelengkan kepala "Kita kekantin aja yuk, bosen gue disini" lanjut cewek itu lalu beranjak dari kursinya diikuti kedua sahabatnya.

Sesampainya dikantin yang amat ramai itu, ketiga sahabat itu langsung saja pergi ke-stand langganan mereka yang tak kalah ramai dari stand stand yang ada.

Setelah mendapatkan makanan yang mereka pesan, ketiga sahabat itu langsung bergabung ke-meja Ryan dan Agatha.

"Gak ganggu kalian pacaran kan?" Tanya Vania sambil melirik Ryan dan Agatha dengan ekspresi mengejek. "Gak kok, duduk aja hehe" jawab Agatha cengengesan. "Ganggu orang aja" ucap Ryan dengan nada yang sangat sangat pelan.

"Apa?! Lo tadi bicara apa?!" Tanya Vania dengan wajah mengintrogasi. "Gue gak bilang apa apa kok, taik telinga lo kali yang bicara" jawab cowok itu dengan ekspresi ketakutan dan sontak saja membuat cewek itu semakin meledak. "Awas aja lo! Gue kempesin ban mobil lo baru tau rasa" ancam cewek itu sehingga membuat Ryan bungkam.

Suasana kembali normal, perdebatan Vania dan Ryan sudah berakhir dan saat ini mereka masih sibuk dengan makanan masing masing. "Mana Rey? Tumben gak keliatan dari tadi" pertanyaan Vania barusan berhasil membuat teman temannya menatapnya dengan wajah mengitrogasi. "Dia mah kalau guru rapat santai perginya" jawab Ryan santai. "Kok dia bisa tau kalau hari ini ada rapat?" Tanya Vania  dengan ekspresi kebingungan. "Dia nguping dikantor" jawab cowok itu lagi.

Tiba tiba saja semua penghuni kantin berlari berhamburan entah kemana perginya dan hanya menyisakan Vania, Shifa, Raffi, Ryan dan Agatha dengan ekspresi kebingungan "eh! Kalian mau kemana?!" Tanya Ryan yang masih kebingungan. "Disuruh kak Angga ngumpul di aula katanya!" Jawab orang itu lalu berlari dan meninggalkan mereka.

Angga? Aula? Ngapain?

Tiga kata itu yang terngiang ngiang dikepala Vania "kita kesana yuk!" Ajak Ryan diikuti anggukan mereka lalu pergi ke aula tersebut. Sesampainya disana, semua siswa siswi sudah berkumpul disana membentuk lingkaran dan ditengahnya berdiri si ketua OSIS siapa lagi kalau bukan Angga?

"Kenapa nih?" Tanya Raffi bingung "gatau juga, tapi katanya kak Angga yang nyuruh kesini" jawab salah satu cewek yang ada disana.

"Sebelumnya gue mau berterimakasih sama kalian yang mau hadir disini, gue tau kalian semua pasti bingung kan?" Akhirnya, orang yang menyuruh berkumpul itu buka suara "Sebenernya ini gak ada hubungannya sama OSIS, gak ada hubungannya juga sama acara camping, tapi ini berhubungan sama perasaan gue" lanjut Angga dengan suara keras.

Aula yang besar itu berhasil membuat suara Angga menjadi keras, jadi dia tidak perlu memakai pengeras suara. Aula adalah salah satu tempat yang strategis bagi si ketua OSIS saat ini. Bagaimana tidak? Dengan mengumpulkan semua siswa siswi SMA MERAH PUTIH ditempat ini, semua guru tidak akan ada yang tahu karena jarak antara ruang rapat dan aula berjauhan.

Vania Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang