1 -Problem-

208 46 74
                                    

Happy reading!!!

•Hidup itu harus dinikmati dan dicintai, kalo gak cinta sama kehidupin sendiri, gimana bisa cinta sama kehidupin orang lain?•

↘️🆙↙️

Tok... Tok... Tok...

"Siapa tuh? Udah malem gini juga bertamu, gak sopan banget." Ucap Irshan merutuki orang yang mengetuk pintu apartemennya.

Tok... Tok...

"Iya tunggu bentar elah... Gue butuh proses jalan ke sana!" Teriak Irshan karena ia ada di dapur yang cukup jauh dari pintu apartnya.

Cklek...

"Sia- Lah... Fariel? Ada apa lagi lo? Ada yang ketinggalan?" Tanya Irshan bingung dengan posisi masih berdiri di depan pintu apartemennya, ia bertanya seperti itu karna tadi mereka baru saja dari sini. Mereka yang dimaksud adalah anak-anak gang Irshan dan Fariel, hm.. Bukan gang sih lebih tepatnya sahabat mereka.

Bukannya menjawab, Fariel malah nyelonong masuk saja, tak memperdulikan Irshan yang mendengus kesal.

"Punya mulut tuh manfaatin astaga.. Kasian dijadiin pajangan doang dimuka lo." Ucap lagi Irshan, ia memang tak marah dengan sikap Fariel yang seenaknya karna ia sudah terbiasa dengan watak sahabatnya itu.

"Lo ngapain sih kesini? Kangen ya sama gue? Ugh.. Iya tau gue emang ngangenin kok." Irshan berkata dengan muka sok kagantengannya, tapi memang dia ganteng sih, mau gimana lagi?

Fariel tak menjawab ucapan gila Irshan dengan kata-kata, tapi lewat ekspresinya yang seolah berkata 'Jijik anjir najis'.

"Biasa aja kek mukanya, serem banget kek Mbah Limbad." Gak bohong sih ucapan Irshan, mukanya Fariel kalo lagi gini kayak predator nyari mangsa.

"Oke-oke serius, jadi lo kenapa kesini? Bener ada yang ketinggalan? Apa?" Tanya lagi Irshan, wajah ngeselinnya udah mulai menghilang.

"Gue mau nginep disini." Jawab To the point Fariel, tak mau merespon ocehan Irshan tadi.

"Hah? Berapa hari? Sehari? Dua hari?" Tanya Irshan kaget, karena tak biasanya Fariel menginap di apartemennya yang jauh lebih kecil dari rumah punya dia.

"Gak tau" Jawab Fariel acuh dan membaringkan tubuhnya di sofa.

"Terus lo mau tidur dimana?" Tanya lagi Irshan memperhatikan terus gerak-gerik Fariel.

"Kamar sebelah kosong 'kan? Disitu aja." Jawab Fariel sambil menutup matanya dengan lengan kanannya.

"Eh! Kok disitu?" Ucap Irshan kaget, karna ia tak pernah membiarkan orang lain masuk ke kamar itu.

"Kenapa?" Fariel membuka penutup tangannya dan menatap Irshan.

"Itu kamar yang biasa adek gue tempatin kalo kesini, disana juga kamarnya keciwian, lo yakin mau?" Tanya Irshan ragu, Alfariel itu cool guys.. Irshan jadi ragu dia mau nempatin kamar itu.

"Yakin, asal gue bisa tidur, lagian adek lo juga gak ada." Jawab Fariel acuh dan kembali menutupi matanya seperti tadi.

"Hm... Iya juga sih, terserah lo deh. Tapi inget! Lo jangan ubah apapun dari tuh kamar, entar ngamuk adek gue." Peringat Irshan, dan ia mulai beranjak dari duduknya.

"Heem.. Adek lo kapan kesini?" Pertanyaan Fariel membuat pergerakkan Irshan terhenti.

"Hm.. Gak tau, kagak dijadwal." Jawab Irshan dan mulai melangkahkan kakinya. Tapi, baru dua langkah ia berhenti dan membalikkan badannya ke arah Fariel.

NeptunearthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang