Happy reading!👀
•Seorang ibu akan selalu memprioritaskan anaknya diatas kepentingan dan masalah pribadinya•
⬇️🆙⬇️
Jam digital led berwarna biru yang biasa membangunkan Naysa pada pukul lima pagi menunjukan angka 21:15. Saat ini, Naysa sudah berada di kamar miliknya yang bercat dinding biru pastel, ia tengah duduk dipinggir ranjangnya yang berwarna putih dengan motif bunga berwarna biru pula.
Kedua tangan Naysa menyangga dikedua sisi tubuhnya pada pinggir ranjang, rambut panjang bergelombangnya menutupi hampir seluruh bagian wajahnya karena kepala Naysa sedang menunduk. Serta, tatapan Naysa yang biasanya penuh binar pun menjadi kosong karena bagian otak yang mengendalikan memorinya sedang mengingat kejadian beberapa menit yang lalu saat ia baru saja kembali ke rumah ini.
..
Prang!
“Jaga ucapanmu! Aku ini masih suamimu!”
“Aku tak peduli. Dimata orang-orang diluar sana kamu memang suamiku. Tapi dimataku, kamu hanya seorang pria tak bertanggung jawab yang rela menelantarkan anak-anaknya.”
“Stop! Jangan tampar Mama, Pah!”
..
Tok! Tok! Tok!
Tubuh Naysa tersentak dengan kelopak mata yang beberapa kali berkedip saat ketukan pintu yang terdengar nyaring tersebut menghentikan pikirannya membayangkan kejadian yang baru hangat terjadi itu.
“Sya? Kamu udah tidur belum?”
Samar, Nasya mendengar suara lembut Mamanya yang mengajaknya berbicara. Ia lantas merapikan rambutnya dengan menyelipkan anak-anak rambut yang menghalangi pandangannya kebelakang daun telinganya. Lalu, punggung tangannya ia usapkan pada dahinya yang melembab karena keringat.
“Belum Mah! Masuk aja gak dikunci kok.” Teriak Naysa agar didengar oleh sang Mama yang masih berada dibalik pintu putih kamarnya.
Mendengar jawaban dari putri bungsunya membuat Nada langsung membuka pintu tersebut. Pertama kali yang Naysa lihat dari Mamanya itu adalah tatapan khawatir, Nada bahkan berjalan cepat menghampiri putrinya, lalu ia duduk disamping Nasya dengan setengah badan menghadap ke arah putrinya.
“Tadi sore abang bilang kalo kamu pingsan gara-gara kepala kamu sakit akibat amnesia itu, apa sekarang masih sakit?” Tanya Nada dengan memegang-megang setiap sisi kepala Naysa.
Perkataan yang terlontar dari mulut wanita yang telah melahirkannya itu membuat hati Naysa mencelos. Lihat ini, bahkan ketika Nada sendiri baru saja mengalami masalah dengan suaminya, ia masih tetap datang dengan tatapan khawatir dan dengan matanya yang sembab. Naysa tahu kenapa kedua mata Mamanya itu membengkak dan memerah. Naysa sungguh tahu itu. Tapi, lihatlah sekarang, Nada datang padanya seolah ia tengah baik-baik saja, ia datang dengan tatapan khawatir dan dengan sentuhan halus dikepalanya yang semakin membuat dada Naysa merasa berat.
“Sekarang udah enggak Ma, Mama gak perlu khawatir, aku seraaatus persen baik-baik aja.” Naysa menjawab dengan senyuman cerianya seperti biasa. Ia hanya tak mau lebih membebani pikiran Mamanya dengan menjadi Naysa yang pendiam tak seperti biasanya. Lagipula, ia sekarang sudah merasa jauh lebih baik.
“Tapi kalo kamu ketemu lagi sama temen masa kecil kamu gimana? Kepala kamu pasti sakit lagi, mending besok kita konsultasi ke dokter Liam aja.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Neptunearth
Teen Fiction[DISCONTINUED] Dalam planet, Neptunus merupakan planet terdingin di alam semesta kita. Dan Bumi, dia merupakan salah satu planet terhangat yang ada di galaksi kita. Namun jika disini, kita bayangkan saja Fariel sebagai perwujudan dari planet Neptun...