"Apa? Yumeno hilang?"
Satu kalimat dia tanyakan pada Daisu. Apa maksudnya ini? Jadi, Gentaro kabur? Ke mana dia? (Name) benar-benar tidak percaya.
Hari ini merupakan hari ketiga setelah Gentaro mengajaknya riset untuk bahan novelnya. Sebenarnya, (Name) memang tak pergi ke rumah Gentaro kemarin. Jadi, dia sama sekali tak tahu kalau Gentaro menghilang.
"Itu benar, nee-chan. Jadi, tadi aku ingin mampir ke rumahnya untuk meminjam uang, tapi, di rumahnya tidak ada siapa-siapa," kata Daisu dengan serius.
(Name) berusaha untuk tetap tenang. Tak mungkin bukan jika Gentaro benar-benar hilang. "Belum tentu dia hilang, Daisu. Mungkin saja dia sedang keluar rumah sebentar."
"Tidak! Aku yakin dia hilang!" kata Daisu mantap. Sorot matanya menunjukkan keyakinan. "Tetangga rumahnya bilang, dia belum kembali sejak 3 hari yang lalu pergi denganmu."
"A-apa?" Keringat dingin bercucuran di pelipis (Name). Padahal dia yakin kemarin Gentaro tampak biasa saja. Kenapa tiba-tiba dia kabur? Tak mungkin dia diculik. "Apa dia benar-benar kabur ... tapi rasanya tak mungkin."
"Gentaro itu orangnya tak bisa ditebak, nee-chan. Bisa jadi dia benar-benar kabur," kata Daisu, memprovokasi (Name).
"Sebentar. Aku akan mencoba menelponnya." (Name) merogoh sakunya dan mengambil ponsel. Dia menekan angka-angka yang merupakan nomor telpon Gentaro. "Semoga dia mengangkatnya."
'...'
"Apa diangkat?" tanya Daisu.
(Name) mematikan ponselnya dan menatap Daisu. Raut muka khawatir dia tunjukkan. "Nomornya tidak aktif, Daisu."
"Lalu ... sebaiknya apa yang kita lakukan?" tanya Daisu.
"... Aku akan mencarinya." Dengan cepat, (Name) segera mengambil tas dan ponselnya. Dia tak peduli apa-apa lagi selain menemukan Gentaro secepatnya.
"Aku akan membantumu mencarinya, nee-chan." Daisu mengambil jaket dan ponselnya yang tergeletak di lantai.
(Name) mengangguk. "Terima kasih banyak, Daisu. Aku akan mencari dulu di sekitar rumahnya. Jangan lupa kabari aku jika kau berhasil menemukan novelis bodoh itu."
"Baik, nee-chan!"
***
"Yumeno!"
(Name) berlari-lari kecil dan mengelilingi beberapa tempat yang dekat dengan rumah Gentaro. Dia benar-benar tak habis pikir ke mana perginya Gentaro.
"Yumeno! Sudah cukup uso desu yo-nya. Kau pasti ada di sekitar sini, kan?"
Hasilnya tetap nihil. Sudah berulang kali dia mengitari beberapa tempat. Namun, Gentaro tak kunjung juga ditemukan. Rasa khawatirnya semakin bertambah seiring berjalannya waktu.
"Kami-sama ... ke mana perginya Yumeno?" (Name) menggigit bibir bawahnya pelan. Dia benar-benar bingung sekarang. Sangat bingung.
Tiba-tiba saja, ponsel di sakunya bergetar. Dengan cepat, dia mengambil ponsel tersebut dan melihat notifikasi yang masuk. Ada sebuah pesan baru. Unknown number.
'Temui aku di tempat terakhir kita bertemu, (Name)-san.'
Setelah membacanya, (Name) langsung bergegas untuk berangkat ke tempat risetnya kemarin. Walau si pengirim pesan menggunakan unknown number, (Name) mempunyai feeling kalau dia adalah Gentaro.
"Semoga saja, Yumeno ada di sana."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura Message « Yumeno Gentaro x Reader » (Hypnosis Mic)
Fanfiction'Aku sangat menyukai karyamu. Semangatlah untuk karya selanjutnya dan jagalah kesehatan. Aku akan marah jika kau sampai sakit.' Untaian kalimat yang ditulis dalam sebuah surat penggemar untuk Yumeno Gentaro membuat senyum lembut tampak di wajah mani...