CHAPTER 18

527 38 1
                                    

Carin terbangun dari tidurnya. Segera ia beranjak dari tempatnya menuju kamar mandi. Setelah selesai, ia segera keluar dari kamarnya. Tidak ada kata libur di dalam hidupnya, hidupnya untuk mengais rezeki di negara orang lain.

Jujur, Carin ingin pulang ke negera Ibunya dan bertemu dengan keluarganya di sana. Bagaimana tidak, di sini tidak ada satupun keluarga yang ia kenal mengetahui bahwa Ayahnya adalah anak pertama dari keluarga generasi satu.

"Pagi Kak" sapa Riyan.

Menurut Carin, Riyan-lah keluarga terakhirnya di Korea ini.

"Pagi juga, Riyan-ah" Carin sambil menarik kursi.

Seperti biasa, setiap pagi Riyan yang masak seolah mengetahui kalau kakaknya tidak bisa melayaninya. Mereka mulai menyantap makanan tersebut hingga akhir.

"Kak..." panggil Riyan dengan seduh.

"Hm?" Carin menatap Adiknya.

"Bisakah Kakak libur? Aku ingin bermain denganmu"

"Riyan.."

"Aku hanya ingin bermain denganmu. Seandainya Appa, Mama tidak meninggal, kau pasti-"

"Riyan...jangan seperti itu"

"Kak...Kumohon"

"Riyan, kau sudah dewasa"

Carin terkejut saat Riyan mengebrak meja makan, "Kak!! Apakah dengan umurku segini tidak bisa bermain denganmu?! Eouh?"

"Riyan, maksud ku-"

"Kau terlalu obsesi dengan uang" Riyan pergi menuju kamarnya lalu membanting pintu dengan keras.

Tanpa sadar, air mata turun membasahi pipi Carin.

"Kau benar, aku terlalu obsesi dengan uang. Kau tak pernah merasakan bagaimana hidup dikelilingi hutang" Carin segera menghapus air matanya lalu beranjak membersihkan bekas makannya dan adiknya.

Riyan masuk ke dalam kamarnya lalu membanting pintu dengan kencang. Riyan langsung menepatkan badannya di balik pintu, menekukkan kakinya sejajar dengan dagunya. Riyan menangis tanpa suara.

"Kau tahu Kak? Hari ini ulang tahunmu. Aku ingin merayakan ulang tahunmu di Taman Bermain seperi waktu dulu"

---------

Bulan April memang bulan paling bagus untuk nenyelenggarakan acara apalagi bulan ini adalah acara pernikahan Baekhyun. Terlihat postur tubuh Baekhyun yang berjalan bolak-balik bak setrikaan dengan posisi mengigit jari.

"Aish Jinjja, Ya!! Bisa kau duduk? Mataku sakit melihat kau seperti itu" ucap Kai.

"Ck!" Baekhyun menuruti perintah temannya tersebut.

"Ya Baekhyun-ssi, Gwenchana" ucap Kyungsoo menegak minuman winenya.

"Tapi Kyung, aku sangat gugup. Bagaimana nanti aku salah mengucap atau lambat merespon ucapan pendeta?"

"Kau memang bodoh, Baekki"

"Aish Jinjja, Ya! Bukannya kau menenangkanku malah kau menghinaku. Sialan memang kau, Kai"

"Apa aku salah? Aku hanya membenarkannya"

"Heol" Baekhyun duduk membelakangi Kai.

"Iya aku tahu kau sangat nervous. Tapi bisahkan kau lebih sedikit tenang. Oke, bagaimana kau mulai pergerakan tarik nafas? Itu akan membantumu" ucap K

The Nerd is MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang