Part 4

5 1 0
                                    

Malam semakin larut ketika Nana mulai menidurkan baekyun dalam dekapannya. Ia menyusur surai lembut anaknya agar lebih tentram dalam tidurnya. Sebenarnya Nana sedang mencoba menenangkan dirinya sendiri. Hanya baekyun tempatnya menemukan ketenangan sekarang.

Hari ini pikiran Nana sangat gundah. Banyak sekali masalah yang tiba-tiba hadir setelah kamatian suaminya. Ia bingung harus berbuat apa?

Di mulai dari D.O sang rentenir brengsek yang setiap hari menerornya dengan muncul di sekitarnya bagai penguntit yang membuat Nana ketakutan. Bayangkan, setiap pagi saat mengantar baekyun ke penitipan D.O selalu muncul dengan mobilnya dan menawarkan tumpangan. Pernah sekali D.O membuat jantung Nana hampir copot ketika ia tidak menemukan baekyun di penitipan. D.O dengan sengaja menjemput Baekyun dari TPA tanpa sepengetahuannya. Ia benar-benar fruatasi ketika itu. Ia sempat berpikir akan melakukan bunuh diri jika D.O sampai melukai baekyun. Dan ia lega ketika Baekyun dengan polosnya berlari menghampirinya yang menangis lemah di pinggir jalan depan penitipan. Ya, Baekyun baik-baik saja. D.O hanya mengajaknya berkeliling sambil menunggu Nana tiba. Ini memang salahnya. Ia terlambat menjemput Baekyun karena pekerjaannya di restoran sedang banyak.

D.O sendiri dengan santainya memberi alasan kalau tadi gurunya Baekyun memintanya menjaga baekyun karena gurunya ada acara keluarga. Entah Nana harus bersyukur atau memaki pria plontos di depannya. Tapi umpatan itu tetap saja Nana keluarkan ketika D.O dengan Santainya berkata.

"Apa malam ini kau mau tidur denganku Nana?"

"Bajingan kau D.O!" Kataku mengumpat sambil menutup telinga Baekyun. Yang di maki hanya tersenyum terkekeh.

Dan setiap kali bertemu, D.O selalu menerornya dengan waktu yang D.O berikan pada Nana untuk melunasi hutangnya. Dan hanya tinggal 10 hari lagi waktu Nana untuk melunasi hutang chanyoel. Sebelum hutang itu semakin hari semakin besar.

Masalah lainnya adalah pemilik gedung berkata kalau gedungnya akan segera di jual. Semua penghuni di minta untuk keluar. Dan mereka akan mengembalikan deposit sewa. Serta katanya akan ada uang kompensasi dari orang yang telah membeli gedung ini. Di satu sisi Nana bersyukur karena ia bisa mendapatkan 1,5 juta sebagai gantinya dan ia bisa membayarkannya pada D.O tapi bagaimana dengan sisanya? Juga kemana dia dan baekyun harus tinggal tanpa uang sepeserpun?

Dan hari ini, entah apakah setan kesialan sedang menempel padanya ia hari ini membuat keributan dengan pelanggan yang ia layani. tiba-tiba saja kakinya tersandung dan gelas wine yang sedang Nana bawa jatuh mengenai salah satu tamu. Dan sang tamu marah karena noda di bajunya yang mahal. Alhasil pemilik restoran memotong gaji nana untuk mengkompensasi pelanggan tersebut.

Nana memijat keningnya pelan. Berharap bisa menghilangkan sakit kepala yang dideritanya akibat masalah-masalah yang ia hadapi.

Ding... dong.. tiba-tiba saja bel pintu rumahnya berbunyi. Ia berjalan gontai mengintip dari balik lubang untuk melihat siapa gerangan yang datang. Dan ia melihat sosok Ga eun sedang berdiri dengan kresek besar di depan rumahnya.

"Unnie, ini aku Ga eun!" Teriak Ga Eun dari balik pintu.

Nanapun membuka pintu dan tanpa di persilahkan Ga Eun langsung saja masuk kedalam rumah langsung menuju dapur. Nana hanya mengunci kembali pintu dalam diam sambil mengikuti langkah cepat Ga Eun.

"Unnie, tadi aku belanja buatmu dan baekyun. Kau tau aku senang sekali hari ini! Kau ingat kan beberapa hari lalu aku ikut wawancara. Mereka menerimaku! Aku akan bekerja di Seoul Unnie!" Ga Eun bercerita dengan sangat ceria sambil mengeluarkan satu persatu barang yang ia beli.

Harusnya Nana senang karena Ga Eun berhasil mendapatkan pekerjaan impiannya. Tapi entah kenapa sudut matanya justru mulai mengeluarkan bulir-bulir kristal bening. Ia terjongkok memeluk lututnya dan menangis sesenggukkan. Apakah ia siap melepaskan Ga Eun pergi juga sekarang?

Ga Eun terkejut dengan reaksi Nana yang tiba-tiba. Dengan segera ia berlari memeluk wanita yang sudah ia anggap sebagai kakaknya itu. Ia bingung apa ia salah memberikan kabar gembiranya pada Nana.

"Unnie... jangan menangis!maafkan aku!" Ia membelai surai hitam milik Nana. Air matapun mulai merembes dari sudut-sudut matanya.mencoba mendalami apa yang ada dalam pikiran wanita cantik yang ada di hadapannya.

Nana mencoba menghentikan tangisnya. Ia mengusap wajahnya menyingkirkan cairan bening yang sudah membasahi wajahnya.
"Tidak Ga Eun, kau tidak salah. Aku seharusnya memberikan selamat untukmu! Selamat ya Ga Eun!"

"Lalu kenapa unnie menangis?" Ga Eun melepas pelukannya dan menatap wajah Nana. Mata mereka saling bertemu berharap tanpa harus keluar kata-kata mereka bisa saling memahami.

"Entahlah, pikiranku sedang kacau tadi. Ketika kau bilang mau ke Seol rasanya yang terpikirkan olehku adalah aku akan kehilangan adik dan sahabat terbaikku"

"Unnie...." kini Ga Eunlah yang mulai menangis. Mulutnya membentuk lucu ketika ia mulai menangis seperti anak kecil yang di ambil permennya.

"Ehhh... kenapa sekarang kau yang menangis!" Kata Nana sambil mencoba tersenyum. "Kau kelihatan Jelek!" Goda nana. Ia pun tertawa kecil membiarkan gadis berambut pendek di hadapannya memeluknya kembali dengan tangisan dan tawa yang di gabungkan.

"Unnie... bagaimana kalau kau dan baekyun ikut denganku Ke Seoul?" Tawar Ga Eun tiba-tiba.

"He... apa maksudmu?"tanya Nana bingung.

"Kau dan baekyun ikut dengan ku ke Seoul! Bukankan rusun ini juga akan di jual. Depositku masih 1,3 juta di tambah kompensasi 500.000 won jadi jika di gabung dengan punya unnie kita bisa mengumpulkan 3,3 juta won. Kita hanya perlu mengumpulkan 700.000 lagi kan buat melunasi rentenir brengsek itu. Jika semua perabot yang unnie punya bisa laku semua kira-kira uangnya akan terkumpul 400.000-500.000. Aku juga tidak akan membawa barang banyak jadi perabotku juga akan ku jual."
Ga Eun memaparkan rencananya.

"Astaga Ga Eun, lalu bagaimana kau akan hidup di seoul kalau uangmu kau berikan padaku?" Kataku tidak percaya. Seoul bukan kota kecil pasti biaya hidup di sana juga lebih tingggi pikir Nana.

"Unnie, jangan khawatir. buat 1 bulan pertama aku kan mencari ghasewon saja. Nanti setelah aku mendapatkan gaji pertamaku baru aku akan menyewa kamar yang lebih luas. Unnie dan baekyun bisa menunggu sebentar di sini sambil menunggu pencairan deposit dan kompensasi. Mintalah waktu tambahan 1 minggu saja kepada pria Botak itu "

Nana benar-benar terharu. Dia tidak menyangka bisa mendapatkan pertolongan seperti ini. Bahkan beberapa menit yang lalu dia sibuk memikirkan kemana ia dan baekyun harus tinggal dan Tuhan mengirimkan Ga Eun tidak lama kemudian.

Nanapun memeluk Ga Eun erat.
"Terimkasih Ga Eun... terimakasih!" Kata Nana dengan air mata yang kembali berlinang karena bahagia.

No More TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang