Part 1

9 1 0
                                    

Jam telah menunjukkan pukul 01.00 tengah malam ketika Nana terbangun di kamar Baekyun yang telah lelap dalam mimpi indahnya.

"astaga, aku tertidur! Apa chanyoel sudah pulang?"

Nana pun bergegas ke kamarnya untuk mengecek apakah suaminya telah pulang atau belum. Entah kenapa belakangan suaminya itu sering sekali pulang larut malam. Bahkan beberapa kali dalam keadaan mabuk. Saat di tanya Chanyoel hanya menjawab kalau ada acara minum dengan rekan kerjanya atau alasan lembur di kantor. Kadang aku masih bisa menunggunya, namun tadi ia benar-benar lelah karena pekerjaannya juga banyak hari ini. Dan ia tertidur kala menidurkan Baekyun di kamarnya.

"Chagiya!" panggilnya perlahan sebelum membuka pintu. Sayangnya sosok pria jangkung yang menjadi suaminya itu tak kelihatan berbaring diatas ranjang.

"kenapa dia belum pulang ?"

Rasa khawatir muncul dalam benaknya. ia meraih handphone yang ia letakkan diatas nakas samping tempat tidur. Mencoba memanggil nomor handphone suami kesayangannya. Selang beberapa lama menunggu tak ada jawaban dari nomor seberang.

"DING...DONG" terdengar suara bel pintu berbunyi.

"Omo.. kenapa ia menekan bel. Pasti dia mabuk-mabukkan lagi!" rutuk Nana menyangka bahwa yang menakan bel adalah suaminya. Ia pun segera berjalan dengan cepat menuju pintu.

"Baekyun appa, apa kau mabuk-mabukkan lagi!" celetuk Nana tanpa melihat sosok yang berdiri di balik pintu. Dan Nana terkejut ketika yang ada dihadapannya bukanlah Chanyoel tapi dua orang petugas polisi dengan seragam lengkapnya.

"Maaf Nyonya apa ini kediaman tuan Park Chanyoel?" sapa salah seorang polisi

"iya, apa ada yang bisa saya bantu?" jawab Nana kikuk karena kwatir terjadi sesuatu.

"ya Tuhan! Apa chanyoel melakukan kesalahan saat mabuk? awas ya kalau pulang aku akan menghukumnya!"
geram Nana dalam hati.

Ia tahu betul kelakuan suaminya, jika sudah mabuk berat biasanya ia akan melakukan hal-hal aneh. Pernah sekali ia mabuk dan merusak pintu rumah tetangganya karena salah mengira kalau itu rumah kami, dan dengan seenaknya ia tidur di ruang tamu rumah tetangganya. Nanalah yang harus menggotong Chanyoel yang memiliki tinggi lebih dari 180cm itu pulang ke rumah. Padahal rumah yang pintunya ia dobrak itu, berada di lantai 2. Sedangakan rumah mereka ada di lantai 4. Parahnya lagi ongkos memperbaiki pintu dan mencuci sofa tetangganya yang terkena muntahan menghabiskan gaji Nana selama sebulan.

"Apa anda Nyonya park?" Tanya polisi dengan perut tambun.

"Iya, saya istri Park Chanyoel!, Apa suamiku melakukan sebuah kesalahan saat mabuk?"

Nana hanya bisa tersenyum canggung sambil menatap kedua polisi dihadapannya.

"Begini nyonya, sebenarnya.... hemmm..." polisi yang lebih kurus terlihat ragu-ragu untuk menyelesaikan perkataannya. Ia menyikut temannya sambil berbisik

"Kau saja yang sampaikan!".

Polisi dengan perut tambun dengan ragu mulai angkat suara

"Kami minta maaf sebelumnya, kami harap anda tidak terkejut".

Perasaan Nana mulai tidak nyaman

"Officer, Tidak apa-apa! katakanlah apa suamiku merusak sesuatu dan kalian tidak bisa membuatnya sadar makanya kalian berdua kemari kan?" Katanya dengan canggung.

Nana mulai kwatir dengan nilai ganti rugi yang harus ia bayarkan. Kondisi keuangan keluarganya tidak sedang baik sekarang.

"Hmmm..... bukan begitu Nyonya! sebenarnya kami menemukan suami anda ehmmm... tewas dalam sebuah kecelakaan mobil!"kata polisi tambun sambil menunduk.

No More TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang