Baekyun kecil terus saja menagis dalam gendongan Suho ketika mereka tiba di rumah sakit. Dokter UGD yang berjaga segera memeriksa keadaan Nana."Apa anda suaminya?"tanya sang dokter menatap sejenak Suho yang menggendong Baekyun yang menangis.
"Hm bukan.... bagaimana ya! Aku hanya orang yang bertanggung jawab di sini. Mobilku yang menabraknya." Jawab Suho ragu. "Apa kondisinya baik-baik saja?". Tanya Suho Balik.
"Kondisinya tidak buruk hanya cedera ringan di kepala. Kami akan melakukan CT Scan untuk memastikan tidak ada pendarahan di kepala. Ah... iya sepertinya dia mengalami malnutrien. Apa dia makan dengan baik belakangan ini?" Tanya dokter lagi. Suho bingung harus menjawab apa. Ia hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Hingga suara parau Baekyun yang terisak terdengar "oemma tidak mau makan! Ia selalu bilang tidak lapar. Dokter... apa ibuku sakit karena aku menghabiskan semua makanan oemma? Oemma pasti lapar!" Isak Baekyun semakin menjadi-jadi.
Sang dokter merasa iba dan mulai mengusap kepala baekyun. "Anak manis , jangan khawatir. Ibumu tidak apa-apa sebentar lagi dia akan bangun. Oemma mu hanya tertidur karena lelah. Jangan menangis lagi ya!"
"Benarkah itu pak dokter!kau tidak bohong kan!" Tangis Baekyun sedikit mereda. "Tentu saja!".
Tatapan sang dokter beralih pada Suho. "Jadi anda yang menabraknya? Sebaiknya anda tidak kemana-mana. Karena setelah nyonya itu sadar kau harus bertanggung jawab padanya. Tolong berikan wanita itu makanan yang mudah dicerna".
"Aku akan melakukannya dok, jadi tolong berika kamar dan perawatan terbaik untuk ibu anak ini.""Baiklah, aku akan menyuruh perawat untuk memindahkannya di ruang rawat inap. Paling tidak wanita itu harus tetap di rumah sakit sampai besok pagi. Jadi anda dan anak ini bisa beristirahat juga.". Kata sang dokter. Iapun pergi ke bagian administarsi dan mencatat sesuatu serta memberikan beberapa instruksi pada para perawat.
"Hei, apa kau lapar? Bagaimana kalau kita beli sesuatu untukmu dan ibumu?" Tanya Suho pada Baekyun. Tangis Baekyun sudah mereda. Sepertinya keterangan dokter tadi membuatnya lebih tenang. Apalagi Suho yang sangat baik membuat Baekyun merasa nyaman.
"Iya, aku lapar!"
"Baik, paman akan membelikanmu makanan, ayo!" Ajak suho sambil menggandeng tangan Baekyun.Saat mereka melewati pintu keluar, kedatangannya di sambut gonggongan anjing kecil hitam yang sedari tadi membuat lay bingung. "Bos...!" Teriak lay keras ketika menemukan Suho berada di luar rumah sakit.
Toben si anjing juga berlari dengan kencang ketika melihat sang tuan tiba di hadapannya.
"Ataga bos, anjing ini menyusahkan sekali ! Sedari tadi dia menyalak, dan aku di larang masuk kedalam karena membawa seekor anjing..hhuhuhu..."
Rengek lay di depan Suho. Itulah karakte Lay walaupun kedudukannya hanyalah sekertaris pribadi namun dia mempelakukan Suho sebagai teman setia.
"Aku kan Menyuruhmu tinggal saja di mobil, kenapa kau kemari?" Tanya Suho.
Toben yang mengenali Baekyun langsung melompat dari pegangan Lay dan berlari ke arah Baekyun.
"Ah... Paman sepertinya toben juga lapar!" Kata Baekyun sambil mengelus kepala toben. "Makanan toben ada di tas omma!"
"Tas?"ulang Suho dan Lay.
"Iya, koper omma! Astaga paman kita meninggalkan barang-barang oemma di halte tadi?" Seru Baekyun panik.
"Hmm.... Begini saja. Paman Lay akan mengambil kembali tas ibumu. Kita akan makan dulu saja. Bagaimana?" Saran Suho.
"Bos, aku sendirian? Tapi aku juga lapar?ijinkan aku makan bersama kalian dulu ya...!" Rengek Lay.
"Astaga, kau kan bukan anak kecil lagi. Menahan lapar sebentar kan tidak amasalah. Cepat pergi sebelum barangnya diambil seseorang."
"Baiklah-baiklah!memang nasib jadi anak buah."kata Lay sambil balik badan menuju parkiran.
"Dasar kau, mau ku pecat ya!" Ancam Suho sambil bercanda juga.
"Hihihi...." Baekyun tertawa melihat kelakuan dua orang tersebut. "Paman, terimakasih ya!" Teriak Baekyun untuk Lay.
Setalah itu Baekyun dan suhopun pergi berjalan mencari warung makan terdekat dari rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
No More Tears
RomanceHidup kim Nana berantakan ketika sang suami park chanyoel di kabarkan meninggal dalam sebuah kecelakaan. Ia harus menerima kenyataan bahwa suaminya selama ini berhutang banyak pada rentenir karena terlibat investasi bodong. Bahkan ia harus kehila...