DO sedang mengusap-usap pistol baru miliknya. Ia mencoba mengecek kembali peluru di dalamnya dan mengokangnya untuk mencoba ketepatannya dalam menembak. Hingga tiba-tiba sebuah ketukan di pintu membuatnya mengurungkan niatnya untuk menembak papan sasaran di ruanganya. Ia meletakkan pistolnya diatas meja kerjanya. Dan menengok siapa gerangan yang masuk.
"Bos ada nyonya park mencari anda?" Kata salah satu anak buahnya yang masuk terlebih dahulu. Di belakangnya Nana menunduk mencoba menguatkan hatinya untuk bisa bernegosiasi dengan DO.
"Ah.. maksudmu Kim nana ya! Suruh dia masuk!"
Dengan hanya anggukan dan gerakan tanggan anak buah DO mempersilahkan Nana untuk masuk.Nanapun melangkahkan kakinya dengan sangat berat. Ia merasa seperti masuk dalam kandang singa.
"Jun tolong tutup pintunya ya!" Perintah sang bos langsung di laksanakan tanpa menunggu lama.
Berdua dengan Do membuat jantung Nana berdegup kencang. Aroma parfum maskulin yang dikenakan dapat tercium dengan jelas oleh indra penciuman Nana yang tajam. Padahal jarak antara mereka masih jauh. Dan untuk menghilangkan rasa gugupnya Nana mencoba mengamati sekitar ruangan milik sang rentenir. Tidak banyak barang hanya satu set sofa, meja kerja dan sebuah lemari kaca. Semua memiliki warna abu-abu dan hitam yang senada dengan tembok dan juga gorden. Berbeda dengan kemeja kuning cerah yang Do gunakan.
Nana yakin Dengan warna suram ruangan ini orang yang datang padanya untuk berhutang mungkin akan merasa lebih putus asa. Sehingga mereka melihat DO yang cerah seolah seperti mentari yang bisa menyelamatkan mereka. Sayangnya mataharinya terlalu panas dan akan membakar setiap orang yang datang meminjam padanya.
"Nana duduklah!" Perintah Do dengan intens sambil tetap menatap Nana seakan hendak menelannya,
"aku sudah bisa menebak kau akan datang hari ini!aku senang bahwa instingku benar tentangmu." Lanjutnya sambil berjalan mendekat Nana yang mulai duduk dengan tidak nyaman.
"Jadi kau akan melunasinya hari ini?" Tanya Do ketika ia sudah duduk tepat di sudut sofa yang sama dengan Nana.
"Bagini..."Nana membuka pembicaraan dengan ragu.
"Aku baru bisa mengumpulkan 3 juta. Bisakah kau memberikan waktu sedikit lagi untukku?"Do nampak menyunggingkan senyum. "Ehmm... aku tidak yakin tentang hal itu!"
"Kenapa? Bukankah kekurangnyan hanya 500ribu!"
Kali ini Nana mencoba meninggikan suaranya."Nana sayang, aku tidak bodoh,! Kau memberiku 3 juta artinya kau kehilangan rumah bukan? Kau sudah tidak punya apa-apa lagi kan! Katakan padaku kemana kau akan pergi sayang?" Senyum Do kini benar-benar mengintimidasi Nana. DO tahu rencana Nana. Ia akan berangkat dengan kereta malam ini ke Seoul.
"A... aku...aku tidak kemana-mana? Aku hanya akan mencari kontrakan yang lebih murah dan tanpa deposit. Aku akan tetap bekerja di restoran" jawab Nana gugup. Ia khawatir jika Do sampai tahu rencananya menyusul Ga eun ke Seoul.
"Nana, bukankah lebih baik uang 3 juta itu kau simpan saja untuk pendidikan Baekyun. Ambillah kesempatan yang aku tawarkan. Kau tahu aku benar-benar tergila-gila padamu Nana! Melihatmu bersikeras menolakku membuatku patah hati!" Do mencoba menyentuh tangan Nana dan ditepis dengan cepat pula oleh Nana.
"Jangan coba-coba menyentuhku!" Pekik Nana emosi.
"Aku tidak sudi jika harus di sentuh oleh penjahat sepertimu!"
Kali ini wajah Do tidak lagi menampakkan senyum. Wajahnya tampak emosi mendengar umpatan Nana.
Dengan cepat ia mendorong tubuh Nana hingga Nana terbaring. Ia menahan kedua tangan Nana di atas kepala. Dan Dengan beringas ia mencoba menindihnya dengan tubunya agar Nana tidak dapat bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
No More Tears
RomanceHidup kim Nana berantakan ketika sang suami park chanyoel di kabarkan meninggal dalam sebuah kecelakaan. Ia harus menerima kenyataan bahwa suaminya selama ini berhutang banyak pada rentenir karena terlibat investasi bodong. Bahkan ia harus kehila...