Ketika paginya tiba, Ang Xuan dan Ang Xian masih bermalas-malasan di tempat tidur. Tetapi, suara ketukan pintu terdengar dan hal itu membuat Ang Xian jengah. Berani-beraninya orang itu mengganggu Xian gege lagi asik manja-manjan dengan Permaisurinya.
Tok
Tok
TokAng Xuan berjalan kearah pintu dan membuka pintu itu. Saat pintu terbuka, ia melihat sosok wanita paruh baya. Dia adalah kepala pelayan di istana itu.
"Bibik, ada apa?" seru Ang Xuan.
"Yang mulia, maaf mengngganggu anda dan Kaisar. Tetapi, ada tamu di aula sedang menunggu." gumam pelayan itu.
"Tamu? Dari mana?" tanya Ang Xuan.
"Dari Guang Zhao..." sahut pelayan tua itu.
"Baiklah, tunggu sebentar. Aku dan kaisar akan menemuinya," ujar Ang Xuan.
Pelayan itu mengangguk, lalu pergi untuk menemui tamu itu. Lalu Ang Xian menghampiri Ang Xuan yang terlihat cemas. Kemudian memeluk Ang Xuan dari belakang dan memanjakan Ang Xuan kembali.
"Jangan cemas sayang, aku sudah yakin dia akan datang kemari. Tetapi, aku juga masih tidak tahu maksud dan tujuannya datang kemari. Jangan cemas, abang tamfan mu ini akan mengurusnya." gumam Ang Xian.
"Xian gege, aku tidak merasa cemas. Tetapi, aku hanya bertanya-tanya mau apa dia kemari?" sahut Ang Xuan.
"Mungkin ingin mencari masalah, ya sudah kalau begitu. Aku keluar dulu sayang. Sayangku bersiap-siaplah dulu, babang tamfan mu ini akan menemui manusia biadab itu," ujar Amg Xian sambil mencium kening Ang Xuan. Lalu Xian gege pun pergi meninggalkan kamar itu.
Ang Xuan bersiap-siap memakai baju kebesarannya, baju kaisar yang di pakai Ang Xian juga. Lalu ia pun menyisir rambutnya yang panjang, kemudian ia tersenyum licik saat mengingat wajah Ming Qian dan Xuan Yuan. Lalu Ang Xuan keluar dari kamarnya juga menyusul Ang Xian.
Ang Xian sampai lebih dulu di aula utama, kemudian Ang Xian melihat Ming Qian, Xuan Yuan, dan Wing Lian. Mereka bertiga berdiri lalu membungkuk memberi salam.
"Ada apa kalian kemari?" ujar Ang Xian tanpa basa basi.
Ming Qian terdiam sesaat, kemudian ia mulai berbicara. "Selamat datang kembali kaisar Ang Xian, sang raja iblis terkuat di muka bumi ini."
"Pada intinya saja, saya tidak suka basa basi." seru Ang Xian.
"Baiklah kalau begitu. Kami kemari ingin meminta pertanggung jawabanmu. Atas kematian ketiga kaisar, yaitu Baikrong, Lie Huan, dan Lee Ming Sho." sahut Wing Lian.
"Ciiiih, aku bahkan tidak pernah keluar dari istana, kenapa kalian menuduhku?" tukas Ang Xian.
"Kau memang tidak keluar dari istana, tetapi kau adalah iblis. Kau bisa saja menyuruh pasukan iblis mu untuk membunuh mereka untuk alasan dendam." seru Xuan Yuan yang sedari tadi diam.
Ang Xian tersenyum sinis, tepat dugaannya bahwa mereka mencari masalah. Lalu ia pun berbicara kembali. "Apa buktinya?"
Ming Qian, Xuan Yuan, dan Wing Lian terdiam. Kemudian Ang Xian berbicara kembali. "Jika kalian tidak punya bukti, kalian tidak perlu menuduhku seperti itu. Jika tidak ada keperluan lain, lebih baik kalian pergi dari sini!"
Ketiga orang itu tersenyum sinis, kemudian tersenyum licik kearah Ang Xian. Lalu Wing Lian berbicara. "Ck. Raja iblis tidak tau diri, kau pikir kau bisa mengusir kami dari sini?"
Ang Xian mengangkat alisnya sebelah. "Lalu apa mau kalian?" suara Ang Xian terdengar santai.
"Ahahhahaha. Kau sudah kami kepung kaisar Ang Xian. Kau tidak akan bisa menghindar lagi, kami akan menguasai kotamu yang maju ini, hahahahhaha." seru Ming Qian.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL]-The Legend Of Ang Xuan (CERPEN)
Short Story"Aku di buang, aku di tinggalkan oleh keluargaku sendiri. Bahkan, satu-satunya sahabat yang aku miliki menendangku, dan lebih memilih percaya dengan orang yang ia kenal." Ang Xuan, pemuda tampan yang penuh dengan sejuta pesona, periang, penyayang...