Maaf kan karena di part ini author agak ngebut, nge-gas dikit...karena alurnya harus cepat agar kalian yang baca gak bosen karena terlalu banyak part. Nanti kapan senggang author jadikan part, tapi sekarang begini dulu ya... makasih :)
*************************************************
Beberapa hari kemudian, Anne diam-diam mengurus berkas pembatalan pernikahan bersama pengacara terbaik yang dipilih kerabat terdekatnya. Anne tidak memiliki saudara namun memiliki seorang sepupu yang sangat dekat, Kattie. Ayah Kattie adalah adik ayahnya, usia Kattie terpaut tiga tahun lebih muda. Kattie menempuh pendidikan sekolah tinggi hukum yang terkenal di Inggris sehingga mengenal banyak relasi senior yang berbakat. Berkat Kattie, dalam waktu satu minggu pengajuan pembatalan pernikahan diterima di pengadilan dan gereja kerajaan.
William marah besar ketika menerima surat pembatalan secara sepihak, namun semua bukti medis telah membenarkan keperawanan Sang Duchess hingga akhirnya mengabulkan permohonan Anne. Keluarga Anne begitu marah padanya hingga berniat mengasingkan Anne ke Paris, sedangkan Grand Duchess turut sedih dengan pembatalan pernikahan Sang Duke. Kabar ini menjadi skandal kerajaan dan menjadi berita terhangat hingga beberapa bulan setelahnya.
Kesuksesan Anne dan sepupunya tidak sepenuhnya menjadi hal baik, Anne mendapati Sir Albert telah mengosongkan kamar di Istana Sang Duke. Kebahagiaan yang dirasakan Anne tidak berlangsung lama karena Sir Albert telah pergi tanpa mendengar penjelasan apapun darinya.
Hari ini Anne berada di istana untuk membereskan kamarnya, Grand Duchess mengunjunginya di istana sedangkan Sang Duke meninggalkan istana sejak mereka berpisah. Perasaan bersalah berkecambuk di dadanya. Ia duduk berhadapan dengan Grand Duchess di ruang santai istana sembari minum teh.
Grand Duchess masih cantik di usia 60, Grand Duchess melahirkan Sang Duke di usia yang tidak lagi muda. Setelah sepuluh tahun pernikahan, William Henry Barton akhirnya lahir ke dunia kemudian menyusul James Albert Barton. Sang Duke meninggalkan mereka karena serangan jantung ketika usia William sepuluh, sejak saat itulah William menyandang gelar sang ayah.
Grand Duchess menyesap teh dengan anggun, wanita itu tidak marah dengan keputusan Anne meskipun tidak juga mendukung. "Apa kau sungguh akan pergi meninggalkan istana?"
Grand Duchess begitu kuat menerima kenyataan, kedua putranya telah meninggalkan istana. William dikabarkan menyusul kekasihnya, Gabriella di Manhattan. Sedangkan James membuka perusahaan di Roma.
"Saya telah membuat keadaan istana menjadi seperti ini. Duke Morrison dan Sir Albert sampai meninggalkan istana, saya benar-benar menyesal, Yang Mulia." Anne bahkan tidak menyentuh cangkir teh nya. Kepalanya tertunduk sedih.
"Apa benar kau meninggalkan William demi James?"
Anne terperangah, Grand Duchess telah mengetahui kedekatan mereka. "Tidak sepenuhnya benar, Yang Mulia. Saya meninggalkan Duke Morrison karena cinta Sang Duke lebih besar kepada Gabriella, tidak ada jalan yang bisa merubah keadaan itu."
"James mengatakan padaku, cinta membuatnya menderita sehingga ia harus mengalah."
Anne ingin sekali menyerukan perasaan sebenarnya pada Grand Duchess, namun ia takut menjadi tamak. Setelah meninggalkan Sang Duke, lantas ia menikahi sang adik? "Sir Albert adalah pria yang baik, perempuan mana yang tidak tertarik padanya."
Grand Duchess memandangnya dengan tegas. "James tidak memiliki teman wanita sebelumnya, dia hanya mementingkan pekerjaan. Kepergiannya dari London meninggalkan tanda tanya besar, siapa yang ingin James hindari?"
Mata Anne memandangi kedua kakinya yang berbalut sepatu rajut. "Saya menyukai Sir Albert, Yang Mulia. Sir Albert pergi sebelum menerima penjelasan."
"Biarkan keadaan seperti sekarang, Anne. Anak-anakku telah pergi. Aku memintamu membuat pernyataan di media bahwa William yang meninggalkanmu, bukan atas permintaanmu sendiri. Mengenai kekasih William tolong jangan pernah katakan pada siapapun. Dengan begitu, citra keluarga kerajaan akan pulih sendirinya. Aku meminta maaf karena memperlakukanmu dengan buruk, memaksamu menanggung beban ini sendirian."
"Saya mengerti perasaan Anda, Yang Mulia. Keinginan Anda pasti saya lakukan."
"Terima kasih, Anne. Bagaimanapun statusmu sekarang, aku tetap melihatmu seperti anak sendiri. Mampirlah kapan-kapan mengunjungiku."
Grand Duchess merangkulnya, Anne merasa amat sangat bersalah. Ia berharap kelak Sang Duke kembali ke istana dan melaksanakan tugas keluarga kerajaan dengan semestinya. Mungkin saat itu terjadi Gabriella menempati posisinya sebagai seorang Duchess. Setidaknya itu yang terbaik demi semua orang.
********************
Menanggung status sebagai janda Sang Duke membuat Anne dijauhi kalangan bangsawan, Anne terpaksa membuat pernyataan palsu di hadapan media dan menerima konsekuensi dikucilkan. Rumor beredar tentang perselingkuhan Anne dan Albert namun akhirnya berita itu pudar sendirinya. Kedua orangtuanya meminta Anne untuk tetap tinggal di London, namun kedekatannya dengan Kattie mengancam gadis itu untuk memulai Season. Keberadaan Anne di London hanya akan membuat Kattie kehilangan kesempatan bertemu pria terhormat di pesta dansa tahun ini. Anne memutuskan meninggalkan London dan pergi ke Paris.
*******************************
Satu tahun kemudiaan
Lady George sakit cukup parah dan membuat Anne harus pulang ke London. Setibanya di London, Anne mendengar berita yang sangat mengejutkan. Beberapa bulan setelah kepergian Anne ke Paris, William Barton melepaskan tahta dan menikahi kekasihnya. Sedangkan Sir Albert naik tahta menjadi Duke Morrison, dan yang lebih mengejutkan adalah akhir pekan nanti pesta perayaan pertunangan Sang Duke akan dilangsungkan di istana.
Anne seketika limbung dan lemas, ia hampir jatuh jika tidak berpegangan pada lengan sofa ruang tamu kediaman kedua orang tuanya. Ia merindukan Sir Albert, setiap malam Anne memimpikan kebersamaan mereka di Istana Morrison. Monster di dalam mimpinya semakin jarang muncul. Hanya wajah Albert yang selalu terbayang mengganggu tidurnya.
Apa yang harus Anne lakukan sekarang? Perlukah ia merebut Sang Duke dari sisi calon Sang Duchess? Pikiran Anne tidak sepicik itu, ia akan mendoakan kebahagiaan sang penguasa Morrison yang baru.
Kattie duduk di sofa di hadapannya dengan senyum mengembang di wajah. "Jadi, kau sudah memutuskan akan hadir atau tidak?"
Sepupunya belum menentukan pasangan pada Season kemarin, kenyataan itu membuat Anne kecewa karena pengorbanannya sia-sia. Gadis itu menjawab dengan polosnya, lagipula jika aku menikah kita tidak bisa menikmati keseruan mengincar para pria potensial. Kita harus memutuskan bersama, pria terhormat mana yang beruntung mendapatkan kita.
Anne masih belum bisa menerima dengan baik kenyataan mengenai Sir Albert, bagaimana Sir Albert bisa melupakannya begitu mudah. Anne menggelengkan kepala, "Sebaiknya kau pergi bersama sepupu kita yang lain. Aku tidak mau datang."
"Ayolah. Bukankah kau penasaran bagaimana penampilan Sir Albert mengenakan jubah Sang duke? Kita bisa menemukan banyak jawaban di sana, bukan." Kattie menyeringai lebar. Gadis itu terlalu riang dalam kategori seorang Lady. "Lihatlah wajah murammu, jelek sekali. KIta harus datang dan terlihat di hadapan Sang Duke. Kau akan tampil cantik dan memukau semua pria di pesta."
"Kattie, jangan lupakan bagaimana rumor tentangku. Kalangan kita mencoret namaku dari daftar calon keluarga mereka."
"Astaga, beberapa orang mulai melupakan gosip murahan itu. Kau boleh sedikit lega, sepupuku Anne. Ada beberapa pria yang minta dikenalkan padamu jadi pesta itu adalah momen yang tepat."
"Kattie, kubilang tidak ya tidak."
"Ssttt, aku tidak mau dengar. Aku harus membaca jadi berhentilah mengoceh."
Anne juga sangat merindukan gadis di hadapannya, ocehan Kattie yang riang. Ia bersyukur telah kembali ke London, apapun keadaan yang harus dihadapinya, mereka akan melewatinya bersama-sama.
*****************
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
One Sided Love ( The Duke and I)
RomanceBerlatar kehidupan keluarga kerajaan Inggris modern. Anastacia George, putri dari bangsawan kaya raya Phillip George mengira dirinya dinikahi pemilik gelar tertinggi di Distrik Morrison, Lord William Henry Barton The Duke of Morrison atas dasar cint...