Up : 3/5/19
Lebih baik aku jujur sajatidak
Bagaimana ini~~
tidak tidak aku harus jujurtapi
"Jinha-ya." ucap Jimin bingung sambil melambaikan tangan didepan wajahku yang membuyarkan pikiranku.
"eoh."
"Gwaenchana?"
"N-nee oppa, nee gwaenchana."
Aish kenapa aku gugup."Oppa?, tapi aku bukan oppa mu." Sudah kuduga jika aku sedang tidak fokus maka akan seperti ini, mulutku asal bicara.
"Itu tadi aku sedang memikirkan oppa ku, ia sudah sampai bandara atau belum, aku memikirkannya dari tadi." alasan yang sedikit membantu, tapi apakah aku salah aku bahkan tidak memiliki oppa.
"Ooh, kapan oppa mu itu kemari?" Tanyanya
"Kemarin, aku yang menyuruhnnya kemari untuk menemaniku, aku takut sendirian." sungguh aku tidak ingin berbicara seperti itu, tapi mulutku ini seperti ada yang menjalankannya.
"Kenapa kau takut?" Tanyanya lagi
"Y-ya karena aku tidak terbiasa hidup sendiri" Benar, sekali berbohong maka orang itu akan menutup kebohongan² yang lain dengan kebohongan. Aku bahkan sudah sejak lama hidup sendiri.
"Jadi kau sekarang tinggal sendiri?"
"Dimana tempat tinggalmu?"
"Tapi kenapa kau sekarang hidup sendiri?"
"Memangnya dimana keluargamu?"Hey! berhentilah menghujaniku dengan pertanyaan pertanyaanmu itu Park Jimin! Kenapa kau terus melempariku dengan pertanyaan pertanyaan yang bahkan aku sendiri tidak mengerti jawabannya.
"Permisi.., ini pesanan anda." untung saja pelayan datang di waktu yang tepat.
"Terimakasih." pelayan pun meninggalkan kami.
Tapi ini tidak baik pria didepanku sedang menatapku cukup intens.
"Jimin-ssi maaf untuk pertanyaan pertanyaan mu tadi a-aku tidak bisa menjawabnya s-sekarang
mungkin aku a-akan menjawabnya l-lain waktu d-dan-""Sudahlah lupakan saja tidak perlu dipikirkan, lagi pula itu kan privasimu, maaf karena aku tadi terlalu penasaran jadi sedikit berlebihan." Potong Jimin namun jawabannya sungguh melegakkanku.
"Baiklah, kau tidak memesan makanan?"
"Tidak aku akan menunggu ibuku dahulu."
"Ibumu? Kau kesini dengan ibumu?"
"Nee, kami melakukan perjalanan dari bandara ke rumah dan ibuku menyuruhku untuk istirahat disini sejenak."
"Kau mau bertemu ibuku?" tanyanya sambil tersenyum."Aku ingin sekali tapi tidak bisa untuk sekarang, aku harus bekerja." aku lupa memberitahu bahwa pekerjaanku tidak hanya disini. sebagai pekerja paruh waktu tentu saja aku bekerja di banyak tempat. Mulai dari pagi, siang, sore, tapi tidak untuk malam. Aku tidak ingin bekerja di waktu malam selain berbahaya malam adalah waktu terbaik untuk beristirahat.
"Eoh, baiklah."
"Mianhae."
"Nee tidak apa."
"Yasudah aku pergi dulu, sampai jumpa." pisahku sambil melambaikan tangan, dan dibalas lambaian tangan juga oleh Jimin.
**
Pagi yang cukup panjang dengan introgasi. Cukup melelahkan bukan karena aktivitas fisik melainkan aktivitas pikiranku yang harus terus berpikir yang membuatku lelah.
Sudahlah aku ingin mandi dan setelah ini bekerja.**
Aku sudah sampai rumah dan langsung melemparkan tubuh mungil ku diatas kasur memikirkan kejadian tadi sore, sungguh menyakitkan. kejadian itu, omongan orang itu terus saja terngiang di kepalaku aku hanya bisa menangis hingga akhirnya kepalaku pusing dan tertidur.**
Aku melangkah ketempat kerja dengan berjalan kaki seperti biasa, namun ingatanku tidak bisa lepas dari kejadian kemarin sore. Tidak aku tidak akan melupakan kejadian itu aku akan mengingatnya dan tidak akan melupakan wajah orang itu dan apa yang telah ia perbuat padaku sampai kapan pun.Aku akan menantikan suatu hari nanti bahwa dia akan berlutut dihadapanku dan memohon-mohon kepadaku!
terdengar sadis memang. Tapi yang dia lakukan padaku lebih sadis dan kau tau bagaimana rasanya.huh.aku bahkan tidak Sudi menceritakannya.Sudahlah atau aku akan terlihat seperti orang jahat lama lama. bukan aku bukan dendam aku tidak akan membalasnya karena aku bukan orang seperti itu yang membalas kejahatan dengan kejahatan.
Brukk
"Ah maaf."
mataku mendongak melihat siapa yang baru saja tertabrak oleh ku.
"Ahjussi, biar aku saja." lanjutku sembari mengambil buah buahan yang berjatuhan karena kecerobohanku.- [Cafe Minara] -
"Mau minum apa ahjussi biar aku buatkan."
"Tidak, tidak perlu repot repot."
"Uhm maafkan kecerobohanku tadi, aku benar benar tidak sengaja."
"Aah, sudahlah kenapa kau terus terusan meminta maaf itu bukan sepenuhnya kesalahanmu mengerti." Balas ahjussi itu meyakinkanku agar aku tidak terus terusan menyalahkan diri.
"Ahjussi baik sekali aku akan membalas kebaikan ini dan mengganti kerugian buah buahan yang remuk tadi." ucapku setelah itu tersenyum.
"Tidak tidak perlu melakukannya."
"Tidak ahjussi aku akan membayarnya, oke." ucapku mengelak
"Tidak us-"
"Ya ya baiklah, sekarang lanjutkan pekerjaanmu." ucap ahjussi setelah melihatku yang menunjukan pupy eyes lalu tersenyum ramah."Hehe terimakasih, baik aku pergi dulu, permisi."
"Tunggu." ucap ahjussi sedikit teriak menghentikanku.
"Eoh?" Tanyaku spontan.
"Siapa namamu?" Tanya ahjussi.
"Oiya aku lupa memberitahu ahjussi."
"Namaku Park Jinha" jawabku."Park Jinha." aku pun mengangguk.
"Baiklah Park Jinha jika kau membutuhkan bantuan datang saja ke rumahku, ah ini alamat rumahku, kau bisa berkunjung kesini kapan saja." jelas ahjussi kepadaku."Baiklah aku akan berkunjung kerumah ahjussi besok."
"Uum, sekarang bekerjalah aku juga akan bekerja." Ucap ahjussi sambil melepaskan duduknya dari kursi.
"Semoga pekerjaanmu lancar, aku pergi dulu." Kata ahjussi pamit."Terimakasih." ucapku mebungkuk lalu ahjussi pergi.
Aku pun kembali pada tugasku melayani dan menghantarkan pesanan ke meja pelanggan.
Tiba tiba
"Park Jinha."
Suaranya seperti tidak asing lagi bagiku. Aku pun menoleh.
Jimin?
"Kau, mengapa kau berpakaian seperti pelayan disini?"
Mampuus kau Jinha...
🌛🌫️
Hmm, masih agak gaje ya maapkanlah.
..
.Votenya buat cerita ini🌸
Oke^^
Makasii

KAMU SEDANG MEMBACA
LastSad | Park Jimin
Fantasy"Kau tidak perlu takut lagi. Aku akan selalu berada disini disisimu. Disampingmu untuk menemanimu, didepanmu untuk memimpin sekaligus melindungimu, dan dibelakangmu untuk selalu mengawasimu." -pjm ✓Romance ✓Comedy ✓New ✓Story