Up: 7/5/19
Happy Reading.....
[Mobil Jimin]
Aku hanya diam dan terus berdoa.
"Ekhm." Jimin berdehem dingin.
Aku baru mendengarnya dia bisa dingin juga ternyata.
"Ekhm." Lagi lagi.
"Akhh." Aku pun menoleh, dia itu kenapa aneh sekali."Kau tidak apa?" Tanyaku peduli, sebagai teman.
"Sepertinya gigi ku mau copot." Jawabnya menatap bengong tanpa berkedip seolah itu adalah hal yang tak biasa.
"Yasudah tarik saja apa susahnya." Balasku enteng.
"Tidak bisa." Katanya, dia sedikit susah berbicara. Itu balasannya karena suka mengusik orang.
Tapi lama lama aku menjadi iba.
"Kemarilah biar kuperiksa." Demi apa aku mengatakan itu.
Dia pun mendekatkan kepalanya padaku.
Kemudian menariknya lagi.
"Tidak tidak, nanti kau mencabutnya." Jimin sedikit ketakutan. Dia ketakutan karena itu? Ooh ayolah. Lucu juga rupanya.
"Biar ku cabut biar cepat selesai nanti tidak sakit lagi." Kataku bercanda sambil memajukan tanganku ingin menjahilinya dengan cepat dia menepis tanganku.
Lumayan keras hingga telapak tanganku membentur jok ku. Aku sedikit meringis kesakitan.
Kenapa dia kasar.
"Maaf, maaf kan aku, aku tidak sengaja melakukannya sungguh, maafkan aku jinha-ya." Kata Jimin panik sehingga omongannya sedikit terbata bata. sambil menyatukan telapak tangan memohon kepadaku.
"Ani, tidak apa." Ucapku tersenyum canggung karena tingkahnya seperti itu memohon kepadaku.
"Masih sakit?" Tanyanya seperti ada raut khawatir.
"Emm." Aku menggerakkan gerakkan kepalaku antara mengangguk dan menggeleng. Ini sakit.
"Ah." Dia berdecak kesal pada dirinya sendiri merasa bersalah akan apa yang baru saja ia perbuat.
Lalu pelan Jimin pun meraih telapak tanganku dan dengan gugup menggenggam lalu mulai mengusap usapnya lembut dan tulus berharap rasa sakit ini hilang.
Jantungku rasanya hampir meledak karena ulahnya.
Sekitar 10 menit ia melakukan itu sambil menyetir.
Karena merasa tidak nyaman, bukan. bukan karena tangannya yang tidak nyaman, tapi diriku sudah tidak kuat lagi untuk meneruskan ini.
"Sudah Jim, sudah tidak sakit." Aku pun melepas tanganku dari genggaman hangat nan nyaman miliknya. Dia menarik kembali tangannya memegang stir.
Hening
Aish kenapa malah canggung seperti ini
2 menit kemudian...
"Jim."
"Jin." Ucap aku dan Jimin bersama."Kau saja."
"Kau saja." Ucap aku dan Jimin bersamaan (lagi)."Baik-"
"Baik-" lagi untuk ketiga kalinya."Sudah-"
"Sudah-" 4."Cuk-"
"Stop." Akhirnya.Aku pun bernafas kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
LastSad | Park Jimin
Fantasi"Kau tidak perlu takut lagi. Aku akan selalu berada disini disisimu. Disampingmu untuk menemanimu, didepanmu untuk memimpin sekaligus melindungimu, dan dibelakangmu untuk selalu mengawasimu." -pjm ✓Romance ✓Comedy ✓New ✓Story