Up: 4/5/19
^HAPPY READING^
"Pe-pelayan?""Hm."
"Kau memakai baju pelayan.""Itu karena ak-"
"Park Jinha tolong kemari sebentar."
Seperti suara nyonya Ara -aku
"Permisi Jimin-ssi aku harus pergi."
aku berjalan cepat meninggalkan Jimin."Ada apa dengannya." Gumam Jimin.
-
"Mmm ada yang perlu aku kerjakan nyonya.""Ayolah, sudah berapa kali kukatakan padamu berhentilah memanggilku nyonya itu membuat dirimu seolah seperti pembantu, panggil saja Ahjumma." -sedikit mengeraskan suara tapi tidak membentak.
"Tolong belikan gula cair di minimarket, sepertinya persediaan sudah hampir habis." Kata nyonya Ara lembut padaku aku mengangguk mengerti."Baik, aku segera kembali nyo- maksudku Ahjumma."
Aku pun berjalan keluar dari tempat kuasa Ahjumma Ara di Cafe. Tunggu . Itu Si Jimin sedang memperhatikanku dari sudut Pintu. Terserahlah aku sudah pasrah . Aku melewatinya sampai aku berpapasan tepat dengannya aku mempercepat langkahku agar segera menjauh darinya.
Pria itu sungguh misterius dan menyeramkan siapa dia sebenarnya?
--
"Eomma." -pjm"Kau disini." -nyonya ara
"Aku bosan dirumah jadi aku mampir ke cafe." -pjm
"Kau mau coffee?" nyonya ara
"Boleh." Jimin mengangguk.
--Aku kembali dan lagi lagi si pendek mengganggu pemandangan ku.
"Jinha-ya aku ingin berbicara denganmu sebentar, boleh?"
"Um, tentu saja." Aku mengangguk.
"Ayo." Jimin tiba tiba menarik tanganku antusias.
"Mau kemana?"
"Aku akan mengajakmu ke suatu tempat."
Mencurigakan.
Hushh positif thinking saja Jinha."Kenapa kau diam. Hey hey jangan berpikir seperti itu, aku ini pria baik baik." Jimin tertawa melihat raut wajahku.
"Tidak, ayo pergi." Aku menghentikan tawanya lalu menarik tangannya dengan sigap.
[Mobil Jimin]
Jimin menyetir mobilnya pandangannya mengarah kedepan, entah kemana dia akan membawaku.
Karena tidak tahan dengan suasana hening ini. Aku pun membuka suara.
"Kau mau bicarakan soal apa." Tanyaku penasaran menoleh kepadanya.
"Sesuatu."
"Aku juga sudah tahu kalau itu." Ucapku kesal dan cemberut memalingkan pandangan ku kearah jalanan.
"Haha.. kau lucu sekali."
Setelah itu keadaan kembali hening.
"Jinha-ya aku ingin mengatakan ini."
"Mengatakan apa." Balasku tetap tidak membalas tatapannya.
"Lihat kesini dulu." Katanya lembut
Yak. jantungku seperti mulai berdisko.
Aku pun menoleh kepadanya dan pelan pelan mulai menatapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LastSad | Park Jimin
Fantasía"Kau tidak perlu takut lagi. Aku akan selalu berada disini disisimu. Disampingmu untuk menemanimu, didepanmu untuk memimpin sekaligus melindungimu, dan dibelakangmu untuk selalu mengawasimu." -pjm ✓Romance ✓Comedy ✓New ✓Story