Latihan atau Modus?

2.6K 281 14
                                    

Dari rumah, New sudah mempersiapkan berbagai macam mouthwash biar Tay nggak nyium bau mulutnya kalo-kalo nanti jadi latihan ciuman. New juga udah menghafalkan semua percakapan dari series yang mana lebih susah daripada ngehafal rumus kalkulus. Di tahap ini, New nggak mau terus-terusan komen atau ngalah dan lebih banyak pasrah. Selama Tay nggak ngeganggu dia lagi, New is fine dengan semua ide gila Tay.

Sesampainya di kampus, Tay sudah menunggu New di kelas kosong dengan berbagai macam properti, seperti buku, baju, dan lain-lain. Ngeliat persiapan Tay yang udah serius kayak emang mau perang, New berniat nggak mau main-main lagi sama rencana ini. Rasanya, kayak slogan DO OR DIE! Gue nggak boleh kalah sama keegoisan Tay! Gue juga bisa liar!

"Halo.." sapa New.

"Halo. Udah ngapalin percakapannya?" tanya Tay sambil memakaikan kacamata ala Kao ke New.

"Udah. Percakapannya cuma pas kita marahan, kan, gara-gara tugas dan bertengkar sama geng lain, kan?..."

"Ada yang lebih,"

New memandang Tay kebingungan, "Tapi di script cuma ada itu..."

Tay menunjukkan bagian New di script lainnya. "Ciuman di depan mobil."

New Terkesiap. Mampus... ciumannya harus hari ini? Di latihan pertama banget?

Tay tahu pasti New bakalan kaget banget kalau latihan mereka include ciuman yang mana pasti bukanlah suatu pilihan yang bagus mengingat perang dingin di antara mereka. Tapi, udah nggak ada waktu lagi untuk mengulur waktu latihan karena acara akan dilaksanakan hari Minggu dan sekarang sudah hari Jumat. Bayangin, cuma dua hari latihan, sedangkan adegan mereka cukup lumayan banyak.

"Okay! Ayo kita mulai aja!" seru Tay.

Buat Tay, ini antara modus dan juga langkah untuk menghubungkan kembali hubungan mereka yang pernah terputus itu. Dalam lubuk hati Tay yang paling dalam, dia nggak mau baikan sama New karena peristiwa ngibrit New yang lalu meninggalkan kenangan trauma mendalam. Tapi, mau nggak mau, mereka juga harus baikan karena nggak mungkn Tay melarikan diri dari hadapan New, kecuali kalo Tay mau drop out kuliah atau pindah fakultas.

Jadilah sekarang Tay menghadapi New di depannya dan memegang script berisi adegan ciuman di tangannya.

New mengucapkan line pertamanya. "Aku benar-benar membencinya..."

Tatapan sinis New ke Tay menunjukkan perasaannya yang sesungguhnya. Emosi yang dia gunakan bener-bener rasa emosinya ke Tay gara-gara peristiwa tempo hari itu.

"Eh, New, kok lu beneran marah, sih?" omel Tay.

"Gue akting, kok..."

"Ya udah ulang lagi. Ekspresi marahnya itu biasa aja, bukan benci. Gue tau lu benci gue tapi kontrol ya ekspresinya!"

New mengangguk sekenanya. Bukannya akting pake raw emotion itu bagus ya?

Tay mengulangi adegannya dan New membalas dengan line yang menjadi bagiannya. Selama satu jam, mereka berhasil berlatih untuk lima adegan pertama. Tak terasa, waktu menunjukkan pukul 8 malam dan jam ini adalah waktu untuk New pulang ke rumah.

"Tay, gue harus pulang, nih.." pamit New sambil merapikan tasnya.

"Eittt, bentar. Adegan terakhir, nih. Adegan kita jatuh bareng depan mobil."

"Tapi-"

"Nanggung, nih. Satu adegan lagiiiiiiiiii aja."

New tahu. Adegan jatuh bareng di depan mobil adalah adegan di mana mereka berciuman. Sebenarnya, New mau kasih usul kalo misalnya nanti Tay cium pipinya biar satu angkatan nggak heboh. Tapi, keberanian New juga ikutan ngibrit ngeliat Tay berapi-api kayak gini.

"Line gue dulu, deh. 'Aduh, pipi aku sakit habis ditonjokin!'" ucap Tay sambil menirukan adegannya.

New langsung sigap ke bagiannya. "Mana yang sakit?"

"Apaan, sih, kamu?"

BHUUKKKKK-

Tay mendorong tubuh New ke lantai dan kini tubuhnya berada di atas New. Mereka saling berpandangan untuk menunggu siapa yang akan mengucapkan line selanjutnya. Baru New akan memintanya untuk bangun dari atas tubuhnya, Tay sudah keburu mengecupkan bibirnya ke bibir New. Badan New menegang. Wajah mereka kini saling berdekatan dan nafas mereka terasa di pipi masing-masing.

Mereka saling mematung selama 10 menit dalam keadaan bibir mereka saling berciuman. Tay mulai tersadarkan setelah New mendorong dahi Tay dengan dahinya sendiri.

"Awww, sakit tau!" omel Tay sambil memegang dahinya.

"Gue nggak bisa adegan ini..."

"Hah?"

"Gue... nggak bisa kalau nanti satu angkatan lihat adegan ini..." ujar New lirih.

"Akting, New. Akting. Profesional, dong."

Dalam hatinya, New berusaha menenangkan perasaannya yang tidak karuan. Baru kali ini, gue deg-degan lagi setelah lihat cowok selain Earth dan P'Sunny. Apa gue jatuh cinta sama Tay? Sadar, New, sadar!








Author's Note: sa ae lu new

Ini yang Namanya Cinta??? | TAYNEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang