Mari Kita Luruskan

2.6K 271 7
                                    

"gue.... straight" 


Straight

Lurus. 

UGHHHHHH!!!!!

Tay mengacak rambutnya sendiri. 

GUE BENCI DIAAAAA!

Bayangin, dong, Tay udah menghancurkan egonya sebagai heteroseksual untuk suka sama New karena memang dia mulai tulus merasakan perasaan itu. Tapi, kayaknya Tuhan nggak ikhlas kalo salah satu hambanya jadi homoseksual. Buktinya, New yang melambai cantik itu lurus. Pandangan Tay yang ngira kalo New nggak lurus karena gesturnya, salah besar. 

Cabut dari kalkulus minggu kemarin juga tampaknya bukan pilihan yang bagus buat Tay. Sekarang, dosennya ngasih dia tugas tambahan berkat absennya kemarin. Sudah ada kuis dadakan, ditambah tugas pula. Dosen killer ini emang nggak nanggung-nanggung. Oab yang duduk di sebelahnya, sudah selesai lebih dulu dan ngumpulin tugasnya sebelum Tay punya kesempatan buat ngopi jawaban.

Orang yang bisa diconteki oleh Tay tinggallah Off, temannya yang bodoh, dan Earth yang kebetulan duduk di depannya. Ingin hati Tay nyontek jawaban New yang duduk di pojokan belakang. Sayang, egonya lebih penting dibandingkan nilai kuis dadakan. 

"Off, gue lihat nomor 5, dong." pinta Tay. 

Off menyodorkan lembar jawabannya yang masih bersih, "Contek sesuka lu. Gua ikhlas."

"Bego."

Tay menjawil pundak Earth, "Earth, nomor 5 aja, pleaseeee..." 

Earth menoleh pelan ke arah Tay, lalu menggeleng. "Gue juga nggak tahu rumusnya. Google, dong." 

Jadilah Tay mengeluarkan hengpong jadulnya dan mencoba mencari rumus untuk nomor 5. Akhirnya, Tay menemukan rumus dan langsung menuliskannya di kertas jawabannya, lalu memberikannya pada Earth lewat bawah kursi. 

"Makasih, Tay. Gue itungin bentar, ya." 

"Okeh!"

Terlihat dosen di depan masih sibuk baca buku. 

Earth, please lu hitung sebelum tu dosen nampolin kita satu-satu!!!

5 menit kemudian, Earth memberikan lembar jawaban nomor 5 kepada Tay dan Tay berhasil menuliskan jawabannya dengan cepat. Off yang belum jawab satu nomor pun, juga berhasil mengopi tulisan Tay sebelum ketahuan dosen. 

Setelah melewati kuis dadakan yang tegangnya ngalahin kuis komunikata, Tay menghampiri Earth di bangkunya. 

"Bro, makasih banyak, ya. Lu memang penyelamat gue!" ujar Tay sambil memeluk Earth.

"Traktir diamond, kek. Enak aja gratis."

"Siap! Gue bayarin tapi kalo gue udah dapet uang saku, ya."

"Yeu! Udah miskin, banyak mau pula!" sahut Earth kesal sambil memukul belakang kepala Tay. 

Dari sebelah kanan mereka, New lewat di depan mereka setelah bangkit dari kursi. 

"Eh, New! Gimana kuisnya? Susah, nggak?" tanya Earth seakan-akan sengaja buat mempertemukan New dan Tay dalam waktu yang sama.

Tay mencubit tangan Earth seraya berbisik, "Lu lupa kalo gue lagi marahan sama dia?" 

Earth hanya tersenyum ke arah New sambil menahan sakit. 

New menggeleng pelan, "Gampang, kok." 

"Wah, lu kan emang pinter, New! Okeh, deh, New. Hati-hati di jalan!" 

"Ah.., iya.. lu juga," 

New pun pergi dengan punggung yang ditekuk. Peristiwa barusan membuat Earth nggak enak. Harusnya, sebagai teman lama, dia menolong New. Tapi, yang ada, dia ada dalam keadaan terjepit antara ngebela New atau jaga image di depan Tay yang notabene anak angkatannya dan bakal ketemu for another year

"Ya udah, Tay. Gue cabut duluan, ya." pamit Earth.

"Sip, bro. Makasih banyak hari ini!" 

Earth berlari kecil untuk mengejar New yang udah keburu jauh. 

"New!! Tunggu!!" panggil Earth. Untung saja, New langsung menoleh dan menghampiri Earth yang terengah-engah. 

"Kenapa Earth?"

Earth menarik tangannya sambil berkata, "Ayo ke rumah gue. Kita main kayak dulu lagi. Gimana?"

"Hah.....?" 

Tanpa New sadari, pipinya memerah karena ini adalah pertama kalinya Earth benar-benar tidak mengabaikannya. 


Meanwhile....

Ketika Tay lagi di jalan menuju parkiran, tiba-tiba, Off dari belakang mengejar dan memanggil-manggil Tay. Emang Tay yang rada lemot apa gimana tapi dia sama sekali nggak notice Off yang udah hampir mati gara-gara ngejar dia.

"EH BIJI SALAK LU JALAN CEPET AMAT, SIH?" bentak Off.

"Kenapa, wey?"

Off mengambil napas sebentar lalu melanjutkan pembicaraannya. 

"Tadi, gue lihat Earth ngejar-ngejar New terus pegangan tangan bareng!"

"Halu, sih, halu. Tapi gak gini juga kali," 

"TAY, KALO GUE HALU, GUE GAK BAKAL NGEJAR LU SAMPE BENGEK GINI!!!!" 

"Off.... lu beneran lihat dia?" 

Off mengangguk yakin. 

Dari arah belakang, datanglah Gun dengan gaya khas anak SD nya dan menepuk pundak Off. 

"Yaelah bocah. Kalo mau jodohin Tay sama cewek yang lu omongin kemarin, entaran aja gimana. Lagi genting, nih!" usir Off.

Tay melongo, "Jodoh apaan anjir?" 

Gun menggeleng dan menempatkan dirinya di antara Off dan Tay. "Off, Tay, btw maaf-maaf, tadi gue nguping pembicaraan kalian berdua. Tapi, kalian ngomongin New sama Earth, kan?"

"Eh, iya, kenapa? Awas nggak penting, nih!" ujar Off sambil mamerin tinjunya untuk menakut-nakuti Gun. 

"Galak amat, sih, akang. Mau tanya, jadi, penyebab Tay patah hati bukan lain, bukan salah, melainkan karena si New Thitipoom?"

"Iya. Kenapa?" jawab Tay malas-malasan. 

"Loh? Padahal kalo sama-sama hombreng gini, kan harusnya si New mau. Apalagi, Tay ganteng."

WAIT A FUCKING MINUTE...

"Maksud lu hombreng?" tanya Tay. 

Gun memutar matanya, "Excuse me??? Ibu-ibu di pasar juga tahu kali kalo si New nggak lurus?"

Off mengguncang-guncang pundak Tay.

"Tay!!! New sama Earth jadi????" 

"Tapi dia bilang ke gua kalo dia lurus..?" 

"BIJI SALAK LO MAU BANGET, SIH, DIBOONGIN?!"

.

.

.

author's note: tay pengen gue ceburin ke empang aja rasanya ngeselin elah :( 

BTW gue abis bikin cerita lain couple Ohm-Singto dan ceritanya berbeda 360 derajat dari ini. monggo ditengok kalian juga nge-ship ohmsing uWu (p.s: ceritanya 18+ dan trigger warning). 

Ini yang Namanya Cinta??? | TAYNEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang