Official?

2.8K 292 28
                                    

Tay sama sekali nggak menyangka kalau sekarang dia bisa tiduran di kasur kamar New, di samping pemiliknya pula. Setelah menyelesaikan pertunjukan yang juga ujungnya mereka nggak menang, New malu-malu ngajak Tay untuk main ke rumahnya.

"Tay... ini kan udah malem... lu boleh nginep di rumah gue dulu... apalagi rumah lu di Tebet..." tawar New sambil grogi.

"Maksud lu.. kita mau?"

"Nggak! Cuma tidur aja!" tegas New.

"Oooohhhh, mau lah kalo ditawarin."

Jadilah mereka berdua pulang bersama ke rumah mewah New di Pondok Indah. Sesampainya di rumah New, Tay langsung diajak ke kamar dengan diam-diam.

"Kayaknya gue harus sapa ortu lu dulu, deh?" tanya Tay bingung.

"Nggak perlu.. besok aja..."

Jadilah sekarang Tay terbaring di kasur New dan menanti New yang sedang mandi. Terlihat siluet badan New dari pintu kamar mandi yang hanya dibatasi dengan pintu kaca kabut. Tay buru-buru mengeluarkan ponselnya dan menelepon Off di balkon kamar.

"Biji salak, ini jam 12 malam!" bentak Off dari seberang.

"Dengerin gue dulu. Penting!"

Off melengos, "Paan?"

"Gue tidur bareng sama New malam ini!"

"Hah????????? Random banget woy lu, ah! Boong pasti ni!"

"Seriusaaann!!!! Gue panik. Kan gue gak punya pengalaman dalam dunia perhombrengan ini!" ujar Tay panik kalo-kalo nanti mereka jadi beneran hooking up.

"Bentar, lu prefer boti manjalita atau topi, nih? Pilih salah satu nanti gue kasih tau caranya."

Tay terhenti sejenak, "Kok lu bisa tau? Bukannya lo lurus?"

"Lu nya aja yang polos. Gue mah bi-curious."

"Siapanya merkurius, tuh?"

"AH NGGAK LUCU. Buruan pilih!"

Tay memikirkan dalam-dalam. Kalau jadi boti, Tay clearly nggak punya persiapan sama sekali. Tapi, kalo jadi topi, apakah New juga bersedia jadi boti?

"Gue top, deh. Nggak ngerti gue jadi bottom." pilih Tay.

"Yaudah, buruan beli kondom. Udah gitu aja."

"Gue selalu siap kondom, kok."

"Oh, oke. Terus gini Tay-"

"Eh gue tutup, ya. New udah kelar mandi nih!"

"What???? Mandi???? Lu beneran-"

TUUUUUUTTTT

Tay mematikan ponselnya dan buru-buru balik ke kamar. New menatap bingung ke Tay yang sedang panik menyembunyikan ponselnya.

"Ini handuk sama baju ganti. Lu boleh mandi..." ujar New sambil memberikan beberapa lembar baju.

"Oh, iya. Makasih."

Jadilah sekarang Tay yang masuk ke dalam kamar mandi. Siluet badan Tay terlihat oleh New dari luar.

THAT DAMN BOOTY THOUGH. GOD PLEASE FORGIVE ME THIS TIME.

Cicak di dinding pun tahu seberapa besar tekad New untuk menahan semua hasrat dalam pikirannya. Dia nggak mau buru-buru bikin keputusan untuk menerima Tay dengan mudahnya setelah semua peristiwa itu. Enak aja New merelakan harga dirinya tergoda oleh tubuh Tay!

Sayang, setan lebih ingin New menyicipi tubuh Tay malam itu juga.

Setelah mandi, Tay ke luar dari kamar mandi dengan hati-hati kayak maling ketangkap basah mau ngambil barang.

"Tay-" belum selesai New menyelesaikan kalimatnya, Tay sudah memutusnya duluan.

"Gue abis mikirin ini sambil shower-an tadi. Lu beneran suka sama gue? Sejak kapan? Terus kenapa nolak gue?" tanya Tay tanpa jeda.

"Gue... nggak tahu... gue nyaman aja sama lu... gue nolak juga karena belum yakin sama pilihan gue sendiri..." ujar New.

"Berarti fix nih? Lu suka sama gue—kita—jadi, nih?"

New mengangguk tanpa ekspresi yang bikin Tay semakin bingung. "Tapi kok lu mukanya sedih?"

Dalam hati New, ingin rasanya ia berteriak dan menarik handuk yang melilit di pinggul Tay.

"Nggak papa... gue cuma bingung.." jawab New bohong.

Tay memakai celana dalamnya tanpa melepas handuk dan kemudian memakai celana pendeknya. Jadilah New hanya bisa memandang tubuh Tay dengan tatapan penuh penyesalan. Seandainya gue tarik handuk itu dulu... huft.

"Gue tidur di bawah aja gapapa," sahut Tay sambil menarik kasur lipat di samping nakas

"Nggak perlu!" jawab New panik.

"Jadi... kita tidur bareng?"

"Maksudnya... gue nggak enak ngebiarin tamu tidur di bawah..."

"Oh."

Tay kembali mengembalikan kasur lipat ke samping nakas dan memosisikan dirinya di samping New yang sedang terduduk di pinggir kasur.

"Gue... nggak gigit, kok. Tenang aja." ujar Tay berusah menenangkan New yang kemungkinan udah mau ngibrit.

Sambil menarik selimut ke badannya, New merebahkan dirinya di samping Tay dan menarik selimut sampai ke dadanya. Suasana mendadak senyap. Keduanya bingung mau ngomongin apaan karena topik yang berkaitan sama kasur cuma... itu.

"Tay," panggil New memecahkan suasana.

"Hmm...?"

"Jadi kita pacaran?"

Tay terdiam.

"Kalo memang iya, tangan gue terbuka untuk lu...." ujar New sambil meraih tangan Tay dari balik selimut.

Tay menggigit bibirnya. Ini adalah momen yang ia tunggu-tunggu. Tapi, kenapa dia bingung dengan perasaannya sendiri, apakah ia menerima New kembali karena cinta atau karena memang usahanya selama ini membuahkan hasil?

New menoleh ke arah Tay yang terpekur diam. Tanpa berkata-kata, New memeluk Tay sambil berbisik, "Lu bisa jawab besok..."

Bacotan author: kapan jadiannya sih 😔

Ini yang Namanya Cinta??? | TAYNEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang