Sepasang kekasih yang baru meresmikan hubungan mereka 1 minggu yang lalu tampak hikmad memakan makanan mereka masing-masing. Tak ada yang membuka suara di antara keduanya, hanya dentingan sendok yang berada dengan piring yang terdengar.
"Lo mau ngomong apa?" Tanya si cewek -Fanya Zaire Andara-
"Gue mau kita putus" Kata si cowok -Reza Arkana- dengan santai. Seakan apa yang ia baru saja katakan tak akan menimbulkan apa-apa.
"Itu doang? Oke, kita putus!" Ujar Fanya tak kalah santainya.
Reza yang mendengar itu mengerjapkan matanya perlahan. Ia cukup terkejut dengan penuturan Fanya. Reza berdehem guna menyamarkan rasa terkejutnya.
"Respon lo cuma gitu doang?" Tanya Reza. Dia mengira Fanya akan memohon di hadapannya agar ia tak memutuskannya. Namun, dugaannya salah. Salah besar.
Fanya menyenderkan punggungnya ke kursi, kemudian melipat kedua tangannya di depan dada "Ck, lo kira gue bakal memohon ke lo?, nangis guling-guling karena di putusin lo?" Fanya menyunggingkan senyum khasnya "lo salah besar Reza Arkana. Dan sory, gue ngak seperti para mantan terdahulu lo" Lanjutnya sarkastik dengan menekankan kata mantan di akhir kalimatnya.
Reza menyugar rambut hitam pekatnya yang sedikit berantakan itu kebelakang. "Ah, Fanya lo gak asik" Reza mengerucutkan bibirnya layaknya anak kecil yang tak kebagian permen.
Suasana yang awalnya panas dan menegangkan tiba-tiba runtuh akibat ulah Reza yang merengek ke Fanya. Fanya yang melihat itu memutar bola matanya malas. Dia tahu sekali karakter cowok di hadapannya ini. Cowok yang beberapa menit lalu berstatus sebagai mantannya.
"Emang mau lo apa sih?" Fanya menyerah dan pasrah akan Reza. Bagaimana tidak, sekarang cowok itu sedang membenturkan kepalanya beberapa kali atas meja. Kan sayang mejanya.
Reza mendongakkan kepalanya ke arah Fanya kemudian tersenyum manis. Senyum yang membuat wanita jatuh akan pesonanya, terkecuali Fanya. Catet! terkecuali FANYA.
"Gue mau kita tetap dekat, lo harus selalu ada di samping gue begitupun sebaliknya, gue tetap nganterin lo kesekolah, ngajak lo makan, ngedate, kencan, nonton bareng, gue boleh gandeng tangan lo, ngerangkul lo, dan yang paling penting! Lo jangan nolak!" Tutur Reza panjang lebar.
"Ngak" Fanya menolak mentah-mentah keinginan Reza.
"Fanya mah,,,," Reza kembali merengek dan meletakkan kepalanya di atas meja seraya bergumam "Fanya jahat,," Berulang ulang.
"Reza bangun ngak! Malu tau" Ujar Fanya. Dia mati matian menahan rasa malu dan rasa ingin memutilasi Reza sekarang.
"Gak mau! Kalau Fanya bilang setuju, baru Reza bangun" Ancam Reza dengan menambah volume suaranya.
Fanya memejamkan matanya sesaat, mengabsen segala jenis nama binatang untuk mengumpati kelakuan Reza sekarang. Tak tahukah dia kalau Fanya sedang kesal sekarang?.
"Oke-oke, gue setuju! Puas lo Reza Arkana?" Fanya mengatakan itu dengan terpaksa dan perasaan yang gondok setengah mati dengan Reza.
Reza yang mendengar itu mendongakkan kepalanya dengan wajah berseri-seri "Yes!! Fanya cantik deh! Reza jadi sayang!" Heboh Reza yang langsung jadi pusat perhatian pengunjung lain yang berada di kafe itu. Sementara Fanya? Ia ingin sekali menonjok wajah Reza sekarang.
Fanya segera bangkit kemudian menarik paksa kerah bagian belakang kemeja yang di gunakan Reza. Reza yang di perlakukan seperti itu bukannya memberontak malah kesenengan. 'Fanya kalau malu kok tambah cantik yah?' tanyanya pada dirinya sendiri.
.
.
.
Heyhooo!! Abis baca jangan lupa vote and komen yah:)
Halavyoy💜
KAMU SEDANG MEMBACA
True Feelings
Teen Fictionsepasang kekasih saling berhadapan di salah satu restoran terkenal di jakarta. aku tak yakin mereka akan tetap menyandang status 'Sepasang Kekasih' di menit-menit selanjutnya. "gue mau kita putus" ujar sang lelaki -Reza Arkana- tanpa rasa bersalah...