Chapter 3 | Dede Gemes

13 3 0
                                    

Jangan lupa vote+komen🖤

•••

Reza berjalan santai menuju meja yang dede gemes itu tempati. Bibirnya melengkung sempurna menambah kadar ketampanannya.

"Hai!" Sapanya begitu sampai di meja yang di tempati orang yang Fanya maksud tadi.

Ketiganya tertegun menatap wajah tampan yang nyaris sempurna bak dewa Yunani milik Reza. Salah satu di antara mereka yang Reza ketahui bernama Kirana itu terang terangan menatapnya dengan tatapan memuja. Sedangkan Wulan dan orang yang tidak ia ketahui namanya menatapnya diam. Tak berkedip sekali pun. Sekuat itu kan kharisma seorang Reza Arkana?.

Reza berdehem karena tak satupun dari mereka menanggapi sapaannya. 'Ck, baru di sapa aja udah kayak gini. Gimana kalau di gombalin?' batinnya.

"Hai! Boleh gabung?" Tanyanya lagi. Kalau ngk di gubris gue, Reza jadi kesal sendiri.

Mereka bertiga kompak mengerjapkan matanya berulang kali.

"Bo-boleh kak" Jawab cewek berkaos biru-- Wulan. Ia masih gugup sekaligus tak percaya most wanted di sekolahnya datang menghampirinya.

Reza yang mendengar itu segera mengambil tempat di samping Wulan. Reza lagi-lagi berdehem guna menyadarkan gadis di hadapannya yang tak kunjung mengalihkan pandangannya darinya, jangankan mengalihkan berkedip saja tidak.

"Oh iya, boleh kenalan?" Ajaknya yang di tanggapi antusias oleh mereka bertiga. "Udah gue kenal gue kan?" Reza mengarahkan pandangannya bergantian ke arah Wulan dan Kirana.

Mereka berdua mengangguk cepat.

Gadis berbaju merah ketat mengulurkan tangannya ke Reza. "Kenalin kak, Kirana kelas 10 IPS 5" Katanya dengan diikuti senyum merekah.

Di susul oleh gadis berkaos biru. "Wulan, sekelas sama Kirana" Ujarnya dengan senyum malu-malu cicak kalau kata Reza.

Terakhir gadis yang tak Reza ketahui namanya itu, tau dia bernafas aja tidak. "Lolita, gue temen SMP mereka. Tapi ngak sekolah di SMA yang sama. Pisah sekolah" Terangnya panjang lebar dengan senyum centilnya.

"Reza. Kakak kelas mereka" Ujarnya dengan senyum terpaksa, ia menarik paksa tangannya yang masih di genggam oleh orang tadi. 'Tck, baju kok kurang bahan' cibirnya saat melihat penampilan gadis yang baru saja ia kenal itu. Bagaimana tidak, bajunya yang ketat tanpa lengan dan bolong depan belakang.

Reza akui ia playboy, tapi kalau di kasih yang model kek begini ia ogah. Perlu kalian tahu, ia playboy tapi tidak brengsek. INGAT!

"Kakak ngapain kesini? Rumahnya dekat sini?" Tanya Kirana dengan suara yang di buat-buat.

"Tadi kebetulan lagi jalan-jalan terus mampir ke sini. Rumah gue juga lumayan deket dari sini" Jawab Reza.

"Beneran kak?! Rumahnya dimana?" Tanya Kirana antusias.

"Di komplek Flora, blok Mawar rumah no. 32" Jawab Reza. 'Mampus gue kerjain. Cari aja sampai upin ipin masuk SD ngak bakal ketemu' batinnya yang di ikuti seringai andalannya.

Kirana mengangguk, mengerti.

"Eh iya, Kirana kayaknya kita harus cabut sekarang. Nanti nyokap lo nungguin" Lolita membuka suara setelah sedari tadi ia hanya menyimak sekaligus memandangi menawan wajah milik Reza Arkana.

"Astaga gue lupa. Kita pamit dulu ya Lan, kak Reza" Ia bangkit dari duduknya dengan gerakan terpaksa.

"Iya. Gue bisa pulang sendiri" Balas Wulan dengan tersenyum manis.

Reza menggeser kursi yang ia duduki menghadap Wulan. Di sana hanya tersisa ia dan Wulan. Reza bisa melihat kalau adik kelasnya itu tengah gugup sekarang. Terbukti dengan ia memainkan jari-jari tangannya dan enggan menatapnya.

"Ehm Wulan, lo ambil ekskul gak?" Tanya Reza memecah keheningan.

"Iya kak, aku ikut cheerleader" Jawabnya gugup, tak berani menatap langsung ke arah sang kakak kelas.

Reza tertawa renyah melihat tingkah adik kelasnya itu. 'Fanya bisa gugup juga ngak yah?' tanyanya pada dirinya sendiri.

Wulan mendongak menatap Reza yang lebih tinggi darinya itu. Ia terpaku melihat senyum menawan milik Reza. Sekali lagi.

Reza mengibaskan tangannya di depan wajah Wulan. Ia jadi gemas melihatnya, tapi bukan diri Wulan yang ia lihat, melainkan sosok si mantan kesayangannya Fanya Zaire Andara. Aneh bukan.

Karena tak kunjung mendapat respon, Reza memukul perlahan bahu Wulan. "Lo ngak papa?"

Wulan yang mendengar itu membulatkan matanya, merutuki diri sendiri karena terang-terangan menatap si kakak kelas. 'Bodoh banget sih gue. Nanti kalau Reza ilfeel gimana?' rutuknya.

"Gak papa kak" Jawab Wulan.

Setelah mengatakan itu mereka kembali terdiam dengan pikiran masing-masing. Reza yang sibuk mengutak-atik handphone-nya dan Wulan yang berusaha menyibukkan diri dengan minuman botol di depannya. Tak ada yang membuka suara.

Ting!

Ponsel Reza berbunyi menandakan ada pesan yang masuk. Hal itu sontak menarik perhatian mereka berdua. Wulan menoleh ke arah Reza yang berada di sampingnya.

Reza buru-buru mengecek ponselnya kembali. Membuka aplikasi chatting yang tengah hangat akhir-akhir ini.

The one❤

Masih lama? Gue pulang duluan

Setelah membaca pesan tersebut Reza buru-buru mengetik balasan. Tak ingin gadisnya itu pulang sendirian.

Tunggu gue
Gue ke sana

Reza mengalihkan pandangannya dari HP ke Wulan yang menatapnya bingung. Reza kemudian berucap "Gue duluan, udah di tungguin soalnya"

Wulan mengangguk walau ada rasa tak terima di hatinya.

Reza segera bangkit dari duduknya kemudian berjalan tergesa-gesa. Ia tak berpamitan sama sekali, berbalik saja tidak.

"Lama" Cibir Fanya saat Reza tepat berada di depannya.

Reza mengacak-acak rambut Fanya gemas. "Maaf, yuk pulang"

Reza menarik tangan Fanya agar mendekat ke arahnya kemudian merangkul bahunya posesif. Sesekali Fanya berusaha menepis tangan Reza, tapi bukan Reza namanya jika ia akan mengalah.

Tanpa mereka sadari seseorang manatap mereka dalam. Tatapan yang sulit diartikan. Orang itu menghela nafas kasar, ia tak sempat melihat wajah si gadis yang di rangkul oleh pria yang ia anggap sebagai pandangan pertamanya.

.
.
.
Heyhooo!!!!! Ketemu lagi.
Slow update yah manteman.

True FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang