5

114 16 14
                                    

Author's Point of View
24 April, 15.34

Jane dan Liu pun tumbang saat [Name] menyerang mereka secara bergantian dalam percobaannya yang ke 5.

"Dia siap." Tutur Jane sambil menatap [Name] yang sedang kelelahan.

"Kalian tidak akan membunuh Jeff kan? Lagi pula Jeff itu makhluk Immortal." Tanya Liu was-was.

Jane terkikik pelan. "Sepertinya tidak. Berlatih bersamanya, membuatku merasakan sebuah perasaan yang sama seperti saat aku pertama bertemu dengan Jeffrey Woods" Tutur Jane sambil bangkit dari duduknya.

"Apa itu? Cinta? Oo, kau pernah mencintai saudaraku ya? Haha." Ejek Liu sambil ikut bangkit dari posisinya, lalu menyenggol lengan Jane.

Di balik topeng putihnya pun Jane sedang Blush. Walau sebenarnya bila di lihat di balik topengnya, rona itu tersamarkan oleh luka bakar yang membuat wajahnya terkoyak dan hancur.

-skip-
24 April, 19.04

Jane dan [Name] sedang mempersiapkan senjata untuk menghadapi Jeff malam ini.

Dan Liu, hanya menatapnya. Liu sudah memohon pada [Name], ia tidak mau kehilangan satu-satunya keluarga miliknya yang tersisa.

Liu pun sudah membulatkan tekatnya untuk tidak ikut datang kesana. Ia tau, Sully pasti akan menggila dan ia tidak mau itu terjadi.

Jeff The Killer's Point of View
24 April, 19.23

Sudah sebulan sejak gadis kecil bersurai kemerahan ini tinggal bersamaku. Ia sering meronta dan menarik-narik rantai yang terikat sempurna di kakinya menggunakan borgol kaki atau apapun namanya.

Selama dia di sini, tentu saja aku memberinya makan. Atau sebenarnya Ben yang memberinya makan. Ben yang membawakan makanan untuk gadis kecil itu dan untukku juga.

Kali ini ia berteriak-teriak memintaku melepaskannya. Aku tentu hanya diam dan menatap layar ponselku.

"KELUARKAN AKU!" Pekiknya untuk yang ke 7 kalinya. Dia meronta dan menarik rantai di kaki kirinya dengan kasar sehingga aku dapat mencium aroma darah segar.

Aku hanya mendecih pelan, menyimpan ponselku, mengambil perban dan alkohol juga tisu basah, lalu mendekatinya.

Aku menarik kedua kakinya dan memindahkan ikatan rantai itu ke kakinya yang satu lagi.

Aku dapat melihat luka sobek besar di sana. Dengan segera aku membersihkan lukanya dengan tisu basah, lalu meneteskan alkohol di sekitar lukanya.

Ia meringis kecil saat aku mengobatinya. Bahkan saat aku sedang memperban kakinya.

"Selesai. Sekarang jangan kau kotori lantaiku dan kau lukai lagi kakimu yang satu lagi. Atau ku gergaji keduanya." Tuturku sambil menaruh kembali barang yang ku ambil ke tempatnya semula.

Gadis kecil itu sedikit tercekat lalu menangis.

Tiba-tiba saja portal hijau neon terbuka, menampilan seorang kurcaci pendek dengan baju kaos tangan pendek berkerah, celana putih, sepatu bots Zelda tinggi berwarna kecokelatan, dan sebuah topi Elf hijau di surai pirangnya.

"Xan! Aku membawakanmu- What the hack Jeff! Kenapa Xan menangis?!! Jangan-jangan selama ini kau..." Ucapnya yang di jeda.

"FUCK! Singkirkan pikiran kotormu itu shitty little elf." Protesku pada Ben.

"Lalu apa yang terjadi hingga Xan menangis?" Aku mendengus kesal dan menatap tetesan darah di lantai.

"Kau bisa tanya sendiri ke bocah kecil itu. Dan ya, ingatkan aku untuk membersihkan tetesan darah itu. Itu mengotori rumahku." Jelasku sambil tiduran di sofa.

Lalu ku lihat Ben mendekati gadis kecil itu dan mengelus kepalanya.
Gadis itu tersenyum kecil dan memeluk Ben.

Saat aku hendak mengambil ponselku, sebuah pisau masuk kedalam rumahku dengan melewati jendela yang terbuka.

Untung terbuka, kalau tertutup kacanya bisa pecah dan aku harus repot membersihkannya.

Aku pun mengambil pisau itu. Ku tau ini tanda perang. Tanpa basa-basi aku mengambil ponsel dan pisau. Juga sebuah pistol.

"Ben." Panggilku pada elf pirang itu dia pun menengok kearahku.

"Ikut aku, bawa dan jaga gadis kecil itu." Titahku. Dia menatapku dengan kesal. Lalu melepaskan rantai di kaki gadis kecil bersurai ke merahan tersebut.

"Aku bukan kacungmu Jeff. Dan aku hanya membantumu semata-mata hanya karena Xan." Protesnya sambil menggendong anak yang selalu ia panggil Xan.

Aku hanya terkikik pelan lalu menuruni tangga dengan cepat.

"The Endless Battle will Begin." Tuturku sambil melihat [Name] dan Jane yang menatapku tidak suka.

----------

Endless Battle 1 is Done

Tunggu Endless Battle 2 yang mungkin akan menutup buku ini.

Gak tau juga sih soalnya kepikiran bikin dua part setelah ini. Tetap di kejar walau puasa!

Tertanda
GodMonster999

SYNDROME: Huntington Syndrome (Jane The Killer X Male Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang