Ending

150 12 114
                                    

Sudah 2 tahun sejak [Name] mengalahkan Jeff. Ia giat berlatih untuk kembali mengasah kemampuannya.

Sudah dua tahun pula ia dan Jane tidak bertemu. Walau begitu ia sudah tau semua kebenaran di balik topeng Jane.

۰۪۫F۪۫۰۰۪۫L۪۫۰۰۪۫A۪۫۰۰۪۫S۪۫۰۰۪۫H۪۫۰۰۪۫B۪۫۰۰۪۫A۪۫۰۰۪۫C۪۫۰۰۪۫K۪۫۰

"Jane, aku mencintaimu." Ucapnya gugup kala menatap gadis bersurai hitam itu.

Mereka berada di sebuah hutan di daerah New Davenport City. Tidak ada Penerangan. Hanya ada cahaya rembulan

Gadis itu pun menunduk. Ia membuka topengnya perlahan. Tampaklah wajah yang rusak. Luka bakar yang memerah dan memutih menjadi satu.

Iris hijaunya sangat indah di timpa cahaya rembulan. Untuk saat itu [Name] benar-benar terpesona oleh iris indah gadis itu.

Tanpa aba aba,  kedua tangan kurus [Name] menyentuh wajah Jane. Kasar dan halus di saat yang bersamaan.

Kini pemuda itu menatap wajah gadis bersurai gelap itu.
"Cantik." Ucapnya sambil mendekatkan jarak di antara mereka tanpa sadar.

Jane mulai merasa nyaman. [Name] pun mendekap Jane dengan perlahan dan erat.
Jane membalas pelukan [Name] dengan pelukan hangat. Topeng putih milik sang EverLasting jatuh begitu saja.

Mereka larut dalam kehangatan pelukan. Jane pun merasa ia juga harus mengungkapkan perasaannya.

"[Name]." Panggilnya perlahan, sang pemuda pun hanya menjawabnya dengan dehaman lembut.

"Aku.. Mencintaimu." Di saat itu juga [Name] melepaskan pelukan dan mengecup gadis yang ada di depannya.

Wajah gadis itu memerah, namun tak lama sang pemuda melepaskan kecupannya.

Beberapa saat kemudian mereka telah duduk bersandar di sebuah pohon besar.
Jane terlihat mengacak surai hitamnya. Topengnya belum ia kenakan, dan pemuda yang sekarang resmi menjadi kekasihnya berada di sisinya.

Lalu ia lepaslah surai hitam itu dengan sedikit kasar. [Name] yang melihatnya khawatir, namun segera tertutupi dengan kekagetannya atas apa yang ada di depannya.

Surai hitam yang tadinya terpasang jelas di kepalanya kini telah berada di tangannya. Terlihat dengan jelas surai kecoklatan gelap yang tumbuh di kulit kepalanya. Rambut tersebut masih tipis dan pendek. Mungkin seperti seorang laki-laki.

"Yang ku kenakan selama ini adalah wig. Dulu Jeff lah yang memberikannya." Jelas Jane sambil menyandarkan kepalanya ke bahu sang pemuda.

"Jane, maukah kau menceritakan kisahmu padaku?" [Name] sambil mengelus kepala Jane dengan lembut.

"Dulu, aku hanya gadis biasa. Namaku adalah Jane Arkensaw. Aku menolong si wajah sobek itu dari kematian.

Dia berubah gila dan menghabisi semua keluargaku. Lalu ia membakar rumah saudara-saudara laki-lakiku, orang tuaku, berserta diriku.

Dia menyobek pipiku sama seperti wajahnya.  Namun aku merusak wajahku demi tidak terlihat sepertinya.
Awalnya aku tidak percaya dengan diriku yang baru.

Dia menyiramku dengan pemutih dan bensin. Sehingga aku jadi begini.
Saat di rumah sakit, dia mengirimi ku sebuah paket dengan sebuket bunga.

Paket tersebut berupa kebuah kotak berisi gaun yang ku kenakan, topeng itu dan wig. Lengkap dengan sepatu dan pisau.
Dan juga sebuah pesan.

Pada malam harinya, aku memakai semua perlengkapan itu dan kabur dari rumah sakit. Aku mengunjungi makam keluargaku saat itu sudah menjelang fajar.

Saat itulah aku mulai memburu Jeff dan menamai diriku Jane EverLasting. Tapi orang-orang lebih suka memanggilku Jane The Killer.

Aku telah menyelesaikan ceritaku. Bagaimana denganmu?" Tutur Jane panjang lebar. [Name] dengan cepat merespon pertanyaan Jane.

"Aku memiliki keluarga yang biasa saja. Namun entah apa yang ayah perbuat hingga Jeff marah padanya dan mencecar keluarga kami habis-habisan.

Saat aku sedang menyebrang jalan bersama ayahku, tubuhku kembali gemetar. Efek dari Syndrom menyebalkan ini.

Ayah menyelamatkanku dan tewas karena menyelamatkanku dari sebuah truk yang hilang kendali karena supirnya mabuk.

Aku menjalani hari-hari ku bersama ibu dan adikku. Hanya itu.. Namun tak lama setelah kematian Ayah, Jeff mulai meneror kami.

Dan berakhir di hari itu."  [Name] pun mengahiri ceritanya dengan menghela nafas.

"Well, kurasa kita hampir sama." Tutur Jane sambil menatap wajah [Name]

[Name] tersenyum kecil, namun senyum itu perlahan mulai memudar.

"Jane, tugasku sudah selesai. Aku sudah mendapatkan adikku. Dan kau... Bagaimana?" Tanya [Name] lirih.

"Aku akan tetap memburu Jeff."

"Apa artinya kita akan berpisah?"

"Ku rasa begitu, tapi ku harap tidak lama."

"Kalau begitu berjanjilah untuk tetap mengkontakku."

"Tentu saja."

۰۪۫F۪۫۰۰۪۫L۪۫۰۰۪۫A۪۫۰۰۪۫S۪۫۰۰۪۫H۪۫۰ ۰۪۫B۪۫۰۰۪۫A۪۫۰۰۪۫C۪۫۰۰۪۫K۪۫۰ ۰۪۫E۪۫۰۰۪۫N۪۫۰۰۪۫D۪۫۰

Kini [Name] masih tetap menunggu pasangannya. Ya..  Walau telah terpisah 2 tahun, [Name] tetal sabar menunggu setiap harinya. Sambil berlatih agar bisa melawan Jeff di kemudian hari.

Lamunan [Name] pun terputus akibat adiknya, Xandra menarik-narik jaket tipis yang ia kenakan.

"Apa sih Xan?" Tanya [Name] ketus. Gadis kecil berusia 14 tahun itu tertawa kecil lalu memasang tampang memelas.

"Aku mau jalan malam ini boleh yaaa! Ya!" Mohon Xandra dengan puppy Eyes.

"Dengan siapa?" Xandra pun terlihat malu-malu lalu dengan pelan menjawab, "Ben Drowned."

Sontak [Name] memekik, "KENCAN?!"
Sang adik hanya tersipu dan Lou, teman [Name] yang kebetulan sedang berlatih dengannya, tertawa cekikikan.

"Serius [Name] hahaha, Ben berusia 29 tahun ,hahahhaa, aku tidak tau Ben itu pedo." Racau Lou sambil tertawa geli tanpa dapat mengendalikannya.

"Tidak lucu Lou." [Name] pun tersenyum getir dan menatap adiknya. "Tidak lebih dari pukul 8." Selepas itu adiknya memekik kegirangan dan pergi.

[Name] kembali menatap senja. Ia menarik nafas dalam-dalam. Ia merindukan kekasihnya.

'When Those Voice is deep within-' [Name] pun segera mengangkat panggilan dari ponselnya.

"[Name]" Panggil suara gadis yang sangat [Name] rindukan.

"Jane? Ada apa?" Tanya [Name]. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa rindunya pada gadis beriris Hijau tersebut.

"Aku... Merindukanmu, dan aku akan pulang. Mungkin aku akan sampai di rumah nanti malam."

Dan di saat itu Juga [Name] memekik kegirangan layaknya anak kecil.

End

Happy ending

Tertanda
GodMonster999

🎉 Kamu telah selesai membaca SYNDROME: Huntington Syndrome (Jane The Killer X Male Reader) 🎉
SYNDROME: Huntington Syndrome (Jane The Killer X Male Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang