5.Know it

2.9K 378 17
                                    

Jejeran kamera sudah siap untuk memotret Taehyung yang kini tengah berdiri di Red carpet sebuah acara penghargaan . Dengan setelan formal yang membuatnya semakin terlihat berkarisma . Membuat semua pasang mata bersorak kagum akan ketampanan yang dimiliki oleh seorang Kim Taehyung .

Kilatan cahaya kamera terus terlihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kilatan cahaya kamera terus terlihat . Tak bosan untuk memotret keindahan karya dari sang pencipta yang terlihat sempurna. Terlalu sempurna jika diabaikan atau terlewatkan .

Sorakan para penggemar yang terus memanggil namanya membuat Taehyung terus menyunggingkan senyumnya . Melambaikan tangan dan sedikit menggoda mereka dengan satu kedipan dari matanya . Satu kedipan saja sudah mampu membuat suasana disana semakin riuh . Jika sekali lagi saja dia memberikan nya mungkin gedung-gedung akan runtuh ikut terjerat pesona Kim Taehyung .

Selesai pada sesi foto di red carpet Taehyung kembali berjalan untuk memasuki tempat utama acara . Dan segera duduk diantara para aktor dan aktris yang hadir . Matanya melihat ke sekeiling , begitu ramai membuatnya teringat kembali pada gadis yang beberapa hari lalu pingsan hanya karena ia bawa ketempat ramai . Tak terbayang jika dia membawanya kemari . Mungkin bisa membahayakan nyawanya . Membayangkan nya saja sudah membuat Taehyung bergidik ngeri .

Tapi satu hal yang terus membuatnya penasaran setengah mati .
Tentang psikolog dan juga bantuan yang dibahas 3perempuan termasuk Irene dikamarnya yang sempat ia dengar . Memangnya Irene ini sakit jiwa atau apa ? Tidak mungkin bukan , sayang sekali jika wanita secantik dewi itu sakit jiwa . Tapi untuk apa sebenarnya psikolog yang mereka butuhkan itu ? Memikirkan nya membuat kepala Taehyung seperti mau pecah .

"Baiklah , biar kutanyakan lagi saja secara langsung" gumam Taehyung

"Ya ? Kau bicara apa ?" Tanya Park Seo Joon yang duduk disamping Taehyung . Mendengar gumaman Taehyung yang terdengar tidak jelas mengira jika Taehyung bicara padanya .

"Tidak hyung . Itu , Park Min young noona terlihat sangat cantik"

"Haha kau ini . Tentu saja , dia selalu cantik" keduanya tertawa bersama . Tidak tertawa kencang tentu saja . Jika tertawa dengan kencang bisa-bisa semua orang akan menoleh pada mereka .

.
Acara sudah selesai . Taehyung hendak kembali kerumah Jimin diantar oleh manager nya , menggunakan van yang disediakan oleh agensinya .
"Hyung , antarkan aku ke apartemen ku saja ."

"Tidak kerumah Jimin ? Kenapa ?" Tanya sang manager yang sedang menyetir , berfokus pada jalan .

"Sedang ingin kesana saja . Ah iya , besok tidak ada jadwal bukan ?"

"Iya , besok tidak ada jadwal . Hei jangan bilang kau mau kabur dan pergi ke klub sampai besok pagi ? "

"Tidak akan , sudah lama aku tidak pergi . Malas. Tanya saja pada Jimin kalau tidak percaya" Ucap Taehyung santai sembari memainkan ponselnya . Membuat sang manager mengangguk mempercayai apa yang Taehyung katakan .

"Sudah sampai depan saja . Baiklah, hati-hati hyung " Taehyung sudah turun dari van yang sudah berhenti didepan gedung apartemen. Melambaikan tangan pada manager nya yang sudah kembali menjalan kan mobilnya berlalu meninggalkan nya .

Dia berjalan masuk dengan santai .
"Kim Taehyung" Suara yang memanggil namanya membuat kakinya berhenti untuk melangkah . Berputar untuk mencari tahu siapa yang sudah memanggil namanya .

"Ah Wendy "

"Sedang menemui seseorang disini ?" tanya Wendy yang sudah berada didepan Taehyung .

"Tidak , aku tinggal disini . Kau ?"

"Baru berniat pindah kemari ."

"Ah begitu . Ah iya ada yang ingin aku tanyakan padamu . "

"Tentang Irene ?"

Taehyung mengangguk . "Iya tentangnya . Bisakah beri tahu aku ? Kalian membahas tentang mencari psikolog . Kakakku seorang psikolog , siapa tahu aku bisa membantu"

"Benarkah ? Baiklah , kemari . Kita tidak bisa bicara disini kalau begitu " Wendy berjalan , mengisyaratkan Taehyung untuk mengikutinya . Dia berjalan menuju sebuah caffe yang berada disana . Duduk disalah satu tempat yang berada di ujung . Jauh dari pengunjung lain .

"Jadi kau benar-benar punya seorang kakak psikolog ? Apa dia hebat ?" Tanya Wendy to the point .

"Aku tidak yakin . Tapi menurut orang-orang dia sangat profesional . Sekarang dia sedang ada di London , jika memang kau membutuhkan nya biarkan aku memanggilnya untuk datang ke korea . Tapi sebelumnya , bisakah ceritakan dulu apa masalahnya ?"

"Begini , Irene mengidap Schizoid "

"Schizoid ? Apa itu ? Jelaskan yang rinci . Aku tidak mengerti"

"Schizoid personality Disorder . Kalau kau tau antisosial , intinya sama seperti itu . Irene menarik diri dari orang lain . Dia hanya dekat dengan ku , itupun aku yang terus menempel padanya . Dia sama sekali tidak bersosialisasi , jadi itu alasan dia tidak pernah bertemu siapapun . "

"Lalu Seulgi?"

"Dia juga baru kenal dengan Irene beberapa minggu ini . Seulgi teman kampusku dulu . Aku menceritakan soal Irene dan dia mengatakan ingin membantu . Irene sampai sekarang sebenarnya masih susah untuk berteman dengan Seulgi . "

Taehyung mengangguk-anggukan kepalanya mengerti . "Lalu soal panic attack nya ?"

"Ah kalau itu . Aku . Juga tidak tau. Hanya saja aku takut Irene terus seperti itu . Dan takut dia malah berubah menjadi Schizophrenia "

"Baiklah , nanti biar kuhubungi hyung ku . Aku akan membantu Irene"

"Benarkah ? Terimakasih Tae . Terimakasih banyak " wendy tersenyum lebar . Sangat sngat berterimakasih pada Taehyung .

"Iya . Sepertinya aku harus segera pulang . Tempat ini semakin ramai . "

"Ah iya Tae . Jangan sampai orang mengenalimu . Hubungi aku kalau kakakmu siap membantu . Sekali lagi terimakasih"

"Nanti kuhubungi . Baiklah aku pulang dulu" Taehyung berdiri dan berjalan pergi meninggalkan Wendy .

Wendy yang masih terduduk terus tersenyum . Namun tak lama , senyuman nya sedikit memudar ketika matanya bersibobrok dengan sepasang mata yang tengah memperhatikannya di kursi lain . Wendy memejamkan matanya , mengira jika apa yang dilihatnya itu salah . Namun , ketika ia kembali membuka matanya pemilik sepasang mata yang tadi melihatnya sudah menghmpiri dan duduk dihdapan Wendy .

Wendy terlonjak . Pria berkulit putih didepannya menyunggingkan senyum miringnya .
"Apa kabar Son Wendy ? Bagaimana kabar Bae Irene , apa di baik-baik saja ? Aku sangat merindukan kalian berdua "
.
.
.

SCHIZOID [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang