13.Me after you [M]

6.1K 393 11
                                    

Sebelumnya, jangan lupa vote ya. Comment nya juga biar aku semangat hehe.

_

Irene terbangun dari tidurnya, tapi tidak langsung terbangun dari kasur nya. Tidak, lebih tepatnya kasur dikamar tamunya. Ini kali pertama Irene tidur bersama orang lain selain Wendy, itu yang kini tengah terpikirkan olehnya. Aneh saja jika Taehyung pria dihadapannya yang masih tertidur dengan memeluk bantal ini terasa dekat dengannya. Ya memang mereka dekat dan tengah berhadapan, tapi bukan itu maksudnya. Dekat dalam artian yang lain.
Sedangkan Irene saja masih merasa tak nyaman dan bahkan kadang tak tenang jika berhadapan dengan orang lain. Apalagi jika ada banyak orang, membuat sesak.

"Taehyung" Irene menggumamkan nama Taehyung selagi berkutat dengan pikirannya.

"Hmm?" Mata Irene sukses membulat ketika pria yang dia kira sedang tertidur justru mendengarnya dan menjawab gumaman nya dengan suara berat khasnya.

"Tae? Kau tidak tidur?" Tanya Irene mencoba memastikan jika pendengaran nya tidak salah. Pasalnya pria Kim itu masih memejamkan matanya.

Taehyung membuka matanya, menatap Irene yang kini membulatkan lagi matanya. "Mana bisa aku tertidur jika kau ada dihadapanku" Taehyung meraih rambut Irene dan menyelipkannya ke telinga Irene agar tak menghalangi kecantikan wajahnya.
"Aku tidak bisa tidur dari tadi. kau? Kenapa bangun? Ini masih pukul 2 pagi. Apa aku membuatmu tak nyaman? Aku bisa pindah saja ke sofa" lanjut Taehyung kembali menatap Irene.

Irene menggelengkan kepalanya. "Tidak usah. Disini saja"

"Tidurlah lagi kalau begitu. Aku tidak akan melakukan apapun dan akan mencoba tidur juga" Ujar Taehyung dengan tangan yang mengusap pipi Irene dengan lembut.

"Apa yang membuatmu susah tertidur itu aku? " Tanya Irene sembari memegang tangan Taehyung yang sedang mengusap pipinya. "Kalau aku melakukan ini?" Irene mencium tangan Taehyung. Mengecupnya dengan cukup lama.

"Hei hei. Apa yang kau lakukan. Aku sedang bersusah payah menahannya" Taehyung segera menarik tangannya. Oh ayolah, naluri lelakinya sedang menyala dan Irene malah menambah nya untuk memberontak. "Aku tidak mau memaksamu lagi. Aku tidak mau menyakitimu lagi, dan akhirnya aku akan diusir dari sini"

"Lakukan" Irene meraih bantal yang menjadi penghalang diantara mereka dan melemparnya diantara ujung kaki mereka.

"Tidak. Kau harus istirahat" Taehyung menggeleng dengan cepat. Dia sedikit membangunkan tubuhnya untuk meraih bantal yang Irene lempar tadi. Namun belum sempat dia meraih kembali bantalnya, Irene sudah mendorongnya. Setengah badan Irene berada dihadapannya. Wajah Irene tepat dihadapan Taehyung.

"Kau tahu? Ini memang terasa aneh. Tapi tubuhku menyukainya. Setelah bertemu denganmu" Irene mencoba berkata yang sebenarnya. Pikirannya mencoba untuk menyuruh Taehyung pergi dan mengusirnya saat ini juga. Mengingat bagaimana dirinya yang biasa, menolak orang lain sebegitu intimnya dengannya. Jangankan sedekat itu, berbicara saja rasanya malas. Tapi hatinya berkata lain, apalagi tubuhnya. Seperti merindukan Taehyung rasanya.

Irene mendekatkan wajahnya, mengecup bibir Taehyung sekilas dan menatapnya dengan waktu yang cukup lama. Saling bertukar pandang seperti sedang berkomunikasi melalui mata masing-masing.
Sebelum akhirnya Irene semakin berani mencium bibir Taehyung, mencoba mengingat kembali kejadian mereka yang pernah terjadi. Lalu melumatmya dengan begitu lembut. Tak ada balasan dari Taehyung, membuat Irene melepaskan tautan bibirnya.

Irene berniat mengatakan sesuatu namun tertahan karena Taehyung membalik posisinya. Menatapnya dengan begitu dalam dengan senyuman yang mampu membuat Jantung Irene berdetak lebih cepat. "Aku tidak bisa menahan nya lagi kalau seperti ini" Taehyung menyatukan hidungnya pada hidung Irene, senyuman nya kembali terpasang.
"Aku suka semua tentangmu setelah bertemu denganmu. Bae Irene, kau milikku. Dan kau tahu? Kim Taehyung tidak menerima penolakan" Dengan cepat Taehyung mencium bibir Irene, tak membiarkan gadis Bae itu mengucapkan sepatah katapun.

Keduanya memejamkan mata diantara lumatan nya. Saling bertukar saliva disela-sela hisapan dan juga lidah yang bermain-main saling melilit ataupun mengabsen setiap hal yang ada didalam sana.
Taehyung melepaskan lumatannya ketika dirasa oksigen diantara keduanya menipis.
Menurunkan ciumannya ke dagu Irene dengan begitu manis sebelum berpindah pada telinga Irene dan berbisik.
"Jangan terlalu berisik. Kita pastikan Wendy tidak akan terbangun"

Kali kedua Irene dan Taehyung melakukan penyatuan. Dengan begitu manis namun terasa sangat panas dan bergairah. Hentakan Taehyung didalam milik Irene dengan tempo yang lembut namun kuat. Berusaha membuat Irene semakin melayang dengan merapalkan pujian-pujian untuk Irene disela-sela hentakan nya.

Desahan yang seharusnya tidak terlalu berisik seperti apa yang dikatakan Taehyung justru malah terdengar bergantian. Taehyung saja yang tadi mengatakannya justru malah mendesah dengan lantang dengan suara berat yang terdengar begitu seksi ditambah desahan Irene yang bergantian dengan desahan nya. Dengan hentakan yang semakin bergairah membuat keduanya berbalut dengan keringat. Dingin nya AC bahkan tak bisa mengalahkan bagaimana panasnya pergumulan mereka.

Hentakan milik Taehyung didalam Irene yang semakin bertempo cepat dan dalam membawa mereka pada puncak kenikmatan untuk keduanya. Merasakan bagaimana hangat nya saat pelepasan mereka yanh menyatu didalam sana. Terasa bagaikan ribuan kupu-kupu terbang didalam perut mereka. Sangat sulit bahkan untuk menggambarkan bagaimana nikmatnya itu.
Satu kecupan, dua kecupan, tiga kecupan Taehyung lyangkan pada Irene disertai senyumannya. Bahagia? Jelas. Saking bahagia nya seakan tak ingin berhenti mengecup gemas wajah Irene.

"Tae. Berat" Irene sedikit mendorong tubuh Taehyung yang masih berada diatasnya dan mengecupi wajah Irene ataupun sekedar menempelkan hidung keduanya.

Taehyung terkekeh mendengarnya. "Baru terasa berat sekarang? Tadi saja aku tindih terus kau tidak protes. Apa perlu kugerakan lagi?" Taehyung tersenyum dengan jahil. Memutarkan pinggulnya pelan namun justru dirinya sendiri yang mengerang.

"Ah tae hentikan. Aku lelah" Irene memukul lengan Taehyung dengan tangannya.

"Haha, baiklah. Beristirahatlah." Taehyung segera melepaskan kontak mereka dibawah sana dan segera turun dari tubuh Irene. Menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya, dan segera menarik Irene dalam pelukannya.

Irene sempat mencoba melepaskan nya karena sedikit tak nyaman. Namun Taehyung tetap memeluknya dengan erat sembari mencium puncak kepalanya berkali-kali membuat Irene luluh dan berakhir membalas pelukan Taehyung.

~~~

"Selamat pagi. semalam kau tidur dimana?" Tanya Wendy yang baru saja keluar dari kamarnya dan menghampiri Irene yang sedang menyiapkan sarapan.

"Sudah bangun? Eum itu, aku tertidur disofa." Jawab Irene dengan alasannya yang terdengar begitu aneh.

"Tidak biasanya kau tertidur begitu. Oh iya Taehyung belum bangun? Bukankah dia harus ke agensinya? Biar aku bangunkan saja kalau begitu" Wendy yang sudah duduk dimeja makan kini berdiri dan mengarah pada kamar dimana Taehyung berada.

Irene yang tersadar jika Taehyung masih tertidur membulatkan matanya. Satu hal yang membuatnya terkejut karena ingat jika  'Taehyung belum bangun dan belum memakai pakaiannya kan?'
Irene segera berlari dan menghalagi Wendy yang sedang berjalan.
"B-biar aku saja"

"hey, why? Kau tidak biasa membangunkan orang asing. Lanjutkan saja memasak. Aku akan membangunkannya" Wendy membalik tubuh Irene untuk menghadap dapur kembali. Dan Irene, tak kalah cepat juga berbalik kembali untuk menghalangi Wendy.

"Hoaam. Aku ingin minum" Suara Taehyung yang baru saja keluar sambil menguap dari kamar mengalihkan perhatian mereka. Dan mata Irene juga Wendy hampir sja melompat dari tempatnya ketika melihat Taehyung yang keluar kamar dengan hanya menggunakan celana pendek.

"Astaga!" Wendy memekik dan menutup matanya dengan cepat menggunakan tangannya. Taehyung yang tersadar segera melihat tubuhnya dan berlari masuk kembali ke kamar. Menutupnya dengn kencang.

Wendy membuka kembali matanya, matanya memperhatikan Irene dengan teliti.
"A-apa. Rumah -mu jadi banyak serangga? "

Irene yang mengerti maksudnya kenapa Wendy berkata seperti itu hanya menutup wajahnya dengan kedua tangan. Sial! Malu.

.
.
.

SCHIZOID [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang