Saya adalah seorang yatim piatu, yang saya tau, sejak kesadaran saya hadir, seluruh tubuh dan jiwa saya sudah diserahkan untuk sepenuhnya melayani tuan muda kedua keluarga bangsawan.
Artinya saya sudah ditakdirkan menjadi pelayan. Sebagai pelayan perempuan yang masih berumur delapan tahun, tapi memiliki pikiran dua puluh tahun, saya berhasil ditunjuk menjadi pelayan pribadi.
Yaitu, saya bebas dari tugas selain melayani semua keperluan tuan muda kedua.
Pelayan juga tidak punya nama, tapi tuan muda memanggil saya dengan sebutan Mei kecil. Katanya karna saya tidak mau tertawa, jadi nama saya memaksa saya untuk memamerkan seluruh gigi saya. Silahkan coba, meeei 😁
Hmm jangan menebak, sebenarnya saya orang yang mudah senyum, hanya saja di lingkungan pelayan pun juga punya hierarki.
Jika saya mencoba ramah, maka saya akan dianggap berusaha merayu tuan muda, dan akibatnya mungkin saya bisa menghilang tanpa jejak.
Dengan sifat ramah, tapi mencoba acuh dengan wajah anak umur delapan tahun, membuat tuan muda tidak suka pada wajah saya.
Jadi hari ketiga saya bekerja, tuan muda menyuruh saya memakai selendang gelap yang melilit separuh wajah saya, hingga hanya menunjukkan sepasang mata hitam dan alis tebal saya.
Bahkan rambut saya juga tertutup. Kata tuan muda, dia tidak ingin rambut saya yang berwarna seperti mata saya jatuh ke dalam makanannya.
Selama sepuluh tahun, saya tidak pernah melihat wajah saya di kaca. Saya percaya, seperti kata tuan muda, bahwa wajah saya sangat tidak sedap dipandang.
Tahun ini saya berumur delapan belas, sudah sepuluh tahun, saya selalu melayani tuan muda dengan baik.
Saya selalu membereskan kekacauan yang dia lakukan, saya juga menemaninya saat dia mencoba mengintip gadis yang dia suka.
Ketika saya ke pasar, warga sekitar berusaha memperlakukan saya dengan baik. Karna mereka tau saya adalah orang kepercayaan tuan muda.
Hari ke lima bulan kuning, saya menyelamatkan tuan muda dari percobaan pembunuhan.
Saya menggantikan tempat tuan muda, dan menyuruhnya bersembunyi di bawah jerami, lalu saya memacu kereta kudanya, sehingga para pembunuh mengejar saya.
Tuan muda berhasil kembali ke mansion, lalu mengerahkan pengawal pribadinya mencari saya. Awalnya saya kira tuan muda akan mencari saya sampai bertemu, tapi ternyata dia menyerah setelah dua hari.
Dan di sinilah saya, membaur bersama penduduk biasa, saya masih memakai baju tuan muda saat penyamaran. Dengan topi bambu berumbai, saya nampak seperti sarjana muda, ditambah dengan tinggi saya yang satu meter tujuh puluh lima.
Sejak kejadian itu, saya menikmati hidup bebas tanpa tuan muda. Saya punya uang, dan juga keahlian. Jadi saya tidak akan mati kelaparan.
Saya tidak harus bangun terlalu pagi untuk menggantikan baju tuan, saya juga tidak harus menunggu untuk makan, saya juga tidak perlu izin untuk kemana-mana.
Baru saya sadari bahwa dunia ini luas, saya hanya hidup dalam lingkup yang kecil dengan tuan muda saja.
Aah, kemana kita hari ini..
Tapi, sepertinya saya merasakan sesuatu yang hilang.
Saya tidak bisa lagi memperhatikan wajah tampan yang dikenal kecantikan no satu di ibukota itu saat tidur.
Saya juga tidak bisa melihatnya diam-diam saat menulis kaligrafi.
Saat sebulan berlalu, akhirnya saya sadar, bahwa saya merindukan dia.
Tapi apakah tuan muda juga merindukan saya?
Ah, apa yang saya pikirkan, saya hanya pelayan.
Tuan muda bahkan tidak pernah melihat wajah saya selama sepuluh tahun. Dan hanya mendengar suara rendah serak saya.
Mungkin bahkan tuan muda sekarang sangat bahagia..
Itu yang saya tau..
###
KAMU SEDANG MEMBACA
Mia dan Hayalannya
RandomArmia.. Adalah sosok gadis periang yang tidak tau jawaban lain selain guru saat ditanya tentang cita-citanya.. Mia, sebenarnya sangat suka berhayal.. Tidak ada yang tau hobinya yang satu itu.. Ini adalah cerita Mia dan hayalan-hayalannya.. Haya...