Hayalan 1.3

27 2 0
                                    

Hari ini saya tanpa sadar, Lagi-lagi melangkah ke tempat yang di sukai tuan muda.

Sudah tiga hari ini saya akan menelusuri setiap tempat yang pernah saya dan tuan muda kunjungi.

Salah satunya ini, rumah teh terkenal di ibukota, rumah teh Juan.

Saya melihat di papan pengumuman tepat di sebelah gerbang banyak kerumunan warga mencoba menebak sebuah pertanyaan.

Saya terkejut, pertanyaan ini adalah yang sering di tanyakan tuan muda saat dia senggang.

Kenapa manusia saling bersaing? Bukankah akan harmonis jika semua orang memiliki pikiran yang sama?

Saya mengambil dua koin tembaga saya dan menulis jawaban, sama dengan jawaban yang sering saya katakan atas pertanyaan ini untuk tuan muda.

Bukankah jika semua orang memakai baju dengan bentuk dan warna yang sama maka dunia akan terasa monoton, dan jika kita memakan nasi dengan lauk yang hanya dengan satu bumbu, maka hidangan itu tidak akan terasa nikmat.

Maka begitupun hidup, akan lebih beragam dengan setiap pemikiran yang berbeda. Karna itu persaingan di dalam hidup seperti bumbu dalam sup

Jika saya ingat kembali, setiap pertanyaan tentang kehidupan oleh tuan muda, saya akan menjawab dengan contoh pada makanan.

Karna saya suka makan, dan tuan muda lebih mudah mengerti.

Aah, saya jadi semakin merindukan tuan muda.

Dulu saya berpikir, bahwa pelayan berhati dan berwajah batu seperti saya tidak akan mengerti cinta.

Saat saya melihat dan mendampingi tuan muda bertemu nona muda pejabat Ming, saya tidak mengerti arti pandangan mereka.

Mata yang mabuk dengan kasih sayang. Tapi saat ini saya mengerti, bagaimana saya merindukan wajah, suara bahkan aroma nafas tuan muda.

Saat saya sedang melamun, seorang laki-laki dari rumah teh Juan mengatakan bahwa tuannya ingin bertemu saya.

Saya terkejut skaligus bahagia saat melihat tuan muda di depan saya.

Dia terlihat semakin tampan, meskipun saya terpisah hanya beberapa bulan.

Kau mengingatkan ku pada seseorang

Kata-kata tuan muda membuat saya tercekat. Saya sangat berharap dia mengingat saya.

Tapi dia menanyakan nama saya, saya sadar, saat ini saya sedang memakai baju laki-laki.
Saya bingung mencari nama.

Dia dengan mudah memberi saya nama Lille Jun.

Aah, sepertinya memberi nama semudah saat tuan ingin berganti pakaian, pikir saya.

Apakah tuan muda memiliki kesukaan pada sesuatu yang kecil, tapi dari mana saya terlihat kecil, saya berfikir.

Saya ingin menjadikan mu pelayan pribadi saya

Sebenarnya saya sangat senang, tapi saya juga sedih, berarti tuan muda sudah melupakan little Mei.

Saya bertanya alasan tuan muda

Saya hanya ingin seseorang seperti kamu, bisa menjawab pertanyaan saya dengan cara yang mudah. Dulu saya punya seseorang seperti kamu, tapi saya tidak bisa menemukannya.

Aah, bukan tidak bisa. Tapi karna anda hanya berusaha dua hari tuan muda, ucap saya dalam hati.

Saya menyetujui permintaan tuan muda. Dan ikut pulang ke kediaman pribadinya.

Mia dan HayalannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang