Hari turnamen akhirnya datang, itu tepatnya besok.
Aku meliburkan tim untuk hari ini dan mempersiapkan apa-apa yang harus ku bawa nanti.
Seleksi awal, tim kami melawan tim dari satu-satunya sekolah kusus putra di Tokyo.
Aku cukup yakin tim Tomo akan berhasil, kenapa? Haha, tentu saja karna aku sudah menyiapkan mereka dengan baik.
Aku sudah selesai beres-beres, dan sedang dalam perjalanan pulang sambil membaca buku catatan ku.
Ketika tiba-tiba aku berhenti, tepat di depan majalah sekolah.
Di sana tertulis dalam karton merah jambu dengan huruf yang besar..
"Semangat untuk tim Sepak bola dan basket sekolah.. Kami mendukung kalian" Baca ku terkejut.
Bagaimana aku bisa lupa, besok juga pertandingan basket untuk turnamen musim dingin. Dan sekolah kami berhasil lolos di babak seleksi.
Tim basket putri bahkan berhasil lolos dengan angka yang gemilang.
"Hmmm, Nina senpai.. Ku harap kau fokus pada lomba mu saja, dan tidak mengganggu waktu Tomo kun. Kalau kau sampai mengusik waktunya, aku bisa pastikan kau tidak akan sampai ke semifinal." Ucapku pelan.
Tanpa sadar aku tersenyum dingin, lalu kembali berjalan menuju gerbang.
###
"Tim sepakbola Warrior berhasil lolos ke semifinal. Akankah Tomo berhasil membawa piala untuk timnya kali ini????" Komentator turnamen musim dingin nampak sangat bersemangat saat wasit meniup peluit terakhir.
Sorak sorai yang meriah menggema di stadion utama Tokyo.
Himura tak kalah sibuk, sebagai manajer mencari info tentang tim lawan selanjutnya.
Mereka berhasil masuk ke semifinal, seperti tahun lalu. Saat itu, dengan tim dan pelatih yang sama hanya berhasil mendapatkan juara dua.
Kali ini tujuan tim adalah juara pertama. Karna itu tidak ada kata santai bagi mereka.
Hari final ternyata bertepatan sehari setelah final turnamen basket Nina. Hal ini menjadi kekhawatiran Mura.
Dua hari sebelum final...
"Berhenti! Apa yang kalian lakukan?"
Mura baru saja masuk saat melihat tim yang selama ini kompak terlihat ribut dan segera berdiri di depan Tomo yang sudah sangat lusuh karna berkelahi dengan wakilnya.
"Manajer, untung kau sudah datang. Bajingan ini ingin melarikan diri dari pertandingan demi wanita" Adu sang wakil emosi.
Mura terkejut dan berbalik dengan tatapan bertanya pada Tomo.
"Nina terluka, dan sepertinya tidak bisa bermain basket untuk beberapa hari. Ini adalah babak final, dia membutuhkan ku" Jelas Tomo pelan.
"Tomo-kun kau sadar konsekuensi yang akan terjadi jika kau berangkat ke sana?" Tanya Mura rumit.
"Aku akan berusaha kembali sebelum final" Jawab Tomo dengan tatapan cemas.
"Bukannya aku tidak mengerti, tapi kau tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi. Mungkin cuaca atau kecelakaan udara, yang menyebabkan mu tidak bisa mengikuti final tepat waktu. Dan itu artinya timmu tanpa kapten, hal ini tentu akan menurunkan persentase keberhasilan tim" Jelas Mura.
"Tim juga bisa tanpa aku, masih ada Kagami yang menggantikan ku" Jawabnya berusaha acuh.
Mura memperhatikan wajah tim yang muram, lalu ke wajah Tomo yang juga tenggelam dalam kecemasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mia dan Hayalannya
RandomArmia.. Adalah sosok gadis periang yang tidak tau jawaban lain selain guru saat ditanya tentang cita-citanya.. Mia, sebenarnya sangat suka berhayal.. Tidak ada yang tau hobinya yang satu itu.. Ini adalah cerita Mia dan hayalan-hayalannya.. Haya...