MPDS 1

259 18 2
                                    

Ada dua hal yang selalu kutunggu selain dirimu, Senja dan Purnama.

Ada apa dengan senja dan purnama? Entahlah. Tiap kali senja mengepakkan sayapnya, mendekap semesta dengan nyanyian-nyanyian sunyi yang ditemani kembalinya burung-burung gagak ke sarangnya, selalu saja membuat rinduku padamu berdesir sekencan-kencangnya. Seperti angin yang menari-nari di gurun pasir, menerbangkan segala seuatu secepat irama loncatan petir.

Senja di Kota Mukalla. Wajah langit merah semu, merona seperti gadis lugu yang merasa malu. Atau seperti semburat rindu yang memenuhi kalbu.

Apa lagi kalau bukan soal rindu kepadamu?

[Drama Senja di muara Kanal Khour Kota Mukalla, 29 Des 2016

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Drama Senja di muara Kanal Khour Kota Mukalla, 29 Des 2016. Senja ke-760 di Yaman]

Di tepi Kanal Khour, di pusat Kota Mukalla. Adalah tempat terindahku menghabiskan Drama Senja. Menuangkan segenap rindu yang menyesakkan dada. Membiarkannya terbawa air kanal menuju laut lepas Mukalla.
Mengengenangmu. Mengukir senyummu di langit senja bersama dengan irama kepakan sayap-sayap gagak hitam yang menggema.

Tentang RinduPurnama selalu saja menyapaSebelum gelap menerpaSenja, adalah janji kami tuk berjumpaDi tepi pantai MukallaKala rindu telah lama menum-puk nestapaHati yang penuh tanda tanyaMengapa kita tak juga bersua?Bagiku, bayangmu selalu me-nggod...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tentang Rindu
Purnama selalu saja menyapa
Sebelum gelap menerpa
Senja, adalah janji kami tuk berjumpa
Di tepi pantai Mukalla
Kala rindu telah lama menum-puk nestapa
Hati yang penuh tanda tanya
Mengapa kita tak juga bersua?
Bagiku, bayangmu selalu me-nggoda
Seolah kau selalu hadir me-nyerta
Terjerat dalam lamunanku yang tak nyata

Sehari sebelum Purnama bertengger di wajah senja langit Mukalla, aku sudah menghitung dan menerka-nerka. Memperkirakan arah dan waktu ia akan menyapa. Di mana lagi kalau bukan di ufuk timur Kota Mukalla.

Beralaskan laut lepas sana, lantas di atas rumah-rumah susun ia bertahta.
Ini soal Senja, Purnama dan Rindu. Tiga hal yang selalu menyatu.
Meleleh dalam alunan sunyi musik semu.

Senja hari ini adalah purnama ke-48-ku di Yaman. Dengan komposisi 33 Purnama Mukalla dan 15 Purnama Tarim.

Aku selalu berhitung. Berhitung dengan waktu. Dan berhitung dengan rindu. Jika kau bertanya berapa jumlah rinduku, akan kujawab: "Bisakah kau menghitung jumlah tetes air hujan dari langit biru?" Seperti itulah seni rindu yang kumainkan untukmu. Seni rindu yang kupetik dengan senar-senar mentari di langit senja yang bisu. Seni rindu yang berpadu dengan nyanyian-nyanyian gagak hitam yang merdu. Yang setiap alunan nadanya menusuk-nusuk hatiku.

 Yang setiap alunan nadanya menusuk-nusuk hatiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Purnama ke-48 dan Senja ke-1394. Mukalla, 24 Sep 2018]

MANTRA PURNAMA & DRAMA SENJA Kota MukallaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang