Hari ini. Saat senja terdekap oleh gelap malam yang sunyi. Aku menatap jendela yang menghadap ke wajah laut Ibu Pertiwi. Malam memang selalu hadir dengan janji. Janji bahwa esok akan ada senyum mentari, yang selalu menanti. Malam ini kutatap lekat pantai Mukalla dari balik jendela dengan penuh intuisi. Tiba-tiba listrik padam secara pasti.
Berganti cahaya purnama yang menyelinap masuk tanpa permisi. Sekali lagi kutatap Purnama yang sedang menyepi. Meninggalkan bintang-gemintang di hamparan langit yang sunyi. Laut lepas turut menghiasi. Menceritakan cahaya putih yang disiram Purnama dengan penuh ekspresi. Laut yang nampak bagai dataran luas berselimut salju nan rapi.
Menatap Purnama yang menggantung di langit dengan senyum merekah.
Berteman riuh ombak-ombah yang berlarian tanpa lelah. Malam ini mengingatkanku akan Purnama ke-47, sebulan lalu.Tepatnya 4 hari setelah orang-orang di berbagai penjuru dunia melaksanakan Shalat Idul Adha, meski mereka pelaksanaannya tak serentak, lantaran perbedaan Mathla' Hilal [Tempat terbitnya bulan sabit di awal bulan Hijriyah].
Selama satu minggu penuh kami menghabiskan liburan Idul Adha 1439 H di Kampus Baru Imam Shafie College, di Masyru' Nurul Huda - Fuwah - Mukalla. Purnama ke-47 yang mengesankan. Sehari sebelum Purnama menampakkan wajah sendunya. Kami sudah mempersiapkan amunisi 450 tusuk sate kambing dari daging Qurban yang kami terima. Sebagiannya dibakar di hari itu juga dan sebagiannya lagi kami bakar untuk "Upacara Kerinduan Purnama", begitulah aku menyebutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTRA PURNAMA & DRAMA SENJA Kota Mukalla
AdventureMantra Purnama dan Drama Senja Oleh: Imam Abdullah El-Rashied FB | IG | TW | TG | WP | YT @elrashied_imam elrashied.wordpress.com "Mantra Purnama" Menghidupkan gairah rindu Menerangi jiwa-jiwa yang pilu Membisikkan nyanyian-nyanyian sendu Bertahta d...