Maaf

3.7K 564 11
                                    

"Alicia!" Noa baru saja datang dan langsung berseru khawatir ketika melihat Alicia terbaring lemah dengan senyum tipis yang menghiasi bibirnya.

"Eh? Halo (y/n)," sapa Noa ketika melihat kamu yang sedang duduk di kursi yang berada di ranjang Alicia. Kamu langsung tersenyum kemudian bangkit dan menuju keluar. Mereka mungkin lagi pengen punya waktu berdua. Begitu pikirmu. Noa pun langsung mendudukkan dirinya dikursi yang kamu duduki tadi.

"Kamu kok gak kasih tau aku kalo kamu sakit sih?!" Noa mengerucutkan bibirnya kesal. Habisnya dia merasa jadi teman yang gagal karna gak tahu kalo sebenernya Alicia sakit.

"Emangnya kamu sakit apa?" Alicia mendadak terdiam mendengar pertanyaan Noa barusan.

"Kok diem?"

Alicia menggelengkan kepalanya pelan. "Enggak parah kok, kamu mau ngapain kesini?" Ucapnya disertai senyuman kecil.

"Aku jenguk sahabat kecil aku yang lagi sakit lah! Masa numpang berak!" Ucap Noa sambil mendudukkan dirinya dikursi yang berada di dekat ranjang Alicia. Lalu mereka berdua pun langsung mengobrol ringan, sesekali keduanya tertawa karna ada hal lucu yang dibahasnya.

🌼

"Kamu ngapain disini?" Kamu tersentak kaget karna sebuah suara yang memecah lamunanmu. Iya, itu Noa.

Kamu sekarang lagi ada di taman rumah sakit. Lagi ngelamun sambil natap kosong kearah depan. Pengen nangis. Tapi rasanya udah capek buat nangis.

"Eh? Lagi duduk aja," ucap kamu sambil menggeser pantatmu menuju ke samping. Agar Noa juga bisa duduk. Noa pun langsung mendudukkan dirinya disamping kamu.

"Aku mau tanya," kamu menoleh saat Noa kembali bersuara.

"Sebenernya Alicia sakit apa?"

Tubuh kamu kembali mematung. Menundukkan kepala kamu dalam dalam. Sudah berapa kali kamu menahan tangis untuk hari ini untuk Alicia?

"A-alicia—,

























































d-dia k-kanker stadium4."

Noa mematung. Sedetik kemudian ia tertawa getir. "Bohong."

Kamu cuma diem. Kemudian menggeleng. "Aku gak bohong."

"Kamu bohong." Noa beranjak pergi dari bangkunya, tapi kamu tahan.

"Lepas."

Kamu langsung memeluk Noa dengan erat. Noa membalas pelukan kamu dengan erat. Kamu merasakan pundakmu mulai basah. Noa menangis.

🌼

Noa membanting pintu kamarnya dengan kencang. Dia marah. Entah pada siapa. Dia marah pada dirinya sendiri. Kecewa lebih tepatnya.

Kenapa dia baru tau sekarang?! Saat sudah stadium4 dan kepala Alicia sudah hampir botak karna kanker itu sudah menggerogoti tubuh Alicia.

Bodoh.

Noa mengacak rambutnya kasar. Melempari apapun yang ada didepan matanya. Memberantakan kamarnya seolah olah itu bisa membuat kemarahannya mereda. Nyatanya. Emosinya semakin meledak. Dan berakhir menjadi tangisan pilu didalam sebuah kamar.

Goblok lo Noa!

🌼

"Jagain Alicia ya Nak, dia cuma punya kita, jangan sampai kenapa napa."

Kalimat itu terulang ulang dengan jelas dipikiran Noa. Tentang Ibu nya yang meninggal 2 tahun lalu akibat tabrakan mobil dari arah belakangnya.

"Maaf,"

"Maaf aku gak bisa jagain Alicia dengan baik Bu, aku menyesal, demi Tuhan aku menyesal." Noa menundukkan kepalanya dalam dalam di depan makam Ibunya tersebut. Iya. Noa ke makam Ibunya sekarang.

"Seandainya waktu bisa diputar kembali. Aku gak ingin kenal sama Alicia. Biar aku gak ngerasain rasanya kehilangan orang yang aku cintai untuk kedua kalinya.

Aku merasa jadi orang gak berguna di dunia ini Bu. Bukan aku yang pertama kali nolong Ibu waktu Ibu kecelakaan kala itu. Kali ini juga bukan aku yang nolong Alicia buat bawa Alicia kerumah sakit.

Kenapa waktu itu bukan aku aja yang meninggal? Kenapa harus Ibu?! Kenapa harus Alicia yang kena kanker?! Kenapa gak aku aja?! Hidup ini gak adil Bu!"

Noa memukul tanah yang berada di samping makam Ibu nya tersebut. Noa menangis kepada Ibunya. Menyalahkan dirinya sendiri atas semuanya yang telah terjadi.

"Alicia udah punya banyak banget masalah dalam hidupnya, ditambah lagi sekarang dia menderita penyakit kanker. Apa gak kurang penderitaan buat Alicia,"

Bagai tau perasaan Noa sekarang. Malam itu hujan turun dengan sangat deras. Membuat Noa makin hanyut dalam perasaan nya. Perasaan bersalah akibat kejadian ini.

🌼

"Pulang."

Noa tidak mendapati air hujan yang turun membasahi kepalanya. Ia malah mendengar suruhan orang untuk pulang. Noa mendongak keatas untuk melihat siapa yang berbicara.

"Ayo pulang." Junkyu memberikan sebuah handuk ke Noa, lalu langsung memapah Noa untuk keluar dari kawasan kuburan tersebut.

Ini Noa gak horror apa ya? Udah hampir jam 12 pas. Dia malah nangis nangis didepan makam. Gak bakal mengubah keadaan lah Jaenudin.

Noa langsung duduk disebelah kamu yang berada di kursi belakang mobil. Ada Jihoon, Junkyu, dan kamu di mobil itu.

Kamu yang menyuruh Junkyu nyanperin Noa yang lagi hujan hujanan didepan makam tersebut. Kamu kan takut Noa kenapa napa.

"Sok sokan drama lo Anoa, sakit aja ngeluh sia!" Jihoon langsung mengatai Noa ketika Noa baru saja menyenderkan kepalanya di sandaran mobil. Noa gak menjawab. Lagi banyak pikiran.

Kamu tersentak kaget karna tiba tiba tanganmu digenggam oleh Noa. Tangan Noa sangat dingin. Mungkin ia sedang kedinginan ucapmu dalam hati agar tidak baper.

"D-dingin,"

Kamu bingung. Pasalnya, bibir Noa tampak sangat pucat. Kamu harus gimana ini. Tiba tiba dari arah depan Junkyu langsung melemparkan syal yang ia kenakan sejak tadi.

Kamu langsung makein syal Junkyu yang Junkyu berikan buat Noa. Muka Noa sudah berubah menjadi netral. Tidak sepucat tadi. Sudah mendapat sedikit kehangatan mungkin.

Kamu pun menghela napas lega. Kemudian menyenderkan kepala mu disandaran kursi tersebut. Beberapa saat kemudian kamu kembali mematung akibat ulah Noa. Noa menaruh kepala nya di pundak kamu. Baper tida ya?

—————————————

Malah jadi melow gini sih ceritanya. Gajelas banget. Ya tapi kan itu baru beberapa dari konfliknya. Tar ada bagian mereka ngereceh lagi kok. Santai.

Bentar lagi puasa. Tapi Vall lagi mens. Jadi gak bisa ikut puasa pertama. Hiks. Mana ntar sekolah. Pen jajan tapi juga pasti warungnya semua tutup. Ngenes amat. Cepet berakhir dong datang bulan. Haduh.

—Vall🌼

𝙩𝙧𝙚𝙖𝙨𝙪𝙧𝙚₁₃ 𝙛𝙩. 𝙮𝙤𝙪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang