slide 3

605 44 36
                                    

Tok tok tok

"Dek! " panggil Chanyeol sembari mengetuk pelan pintu kamar Hera.

Kreet

Chanyeol membuka sedikit pintu.

"Dek, Papa sama Mama Uda nunggu dibawah" ucapnya lagi lalu masuk ke dalam kamar Hera.

"Bantuin Hera ya Bang. Hera gatau harus minta bantuan siapa lagi kalo bukan Abang" Ujar Hera menghampiri kakaknya.

"Iya. Tapi bentar, abang pengen tanya sesuatu ke kamu" Chanyeol menggenggam tangan Hera mendudukkan dirinya di bangku.

"Kamu beneran uda siap nikah? " tanya Chanyeol. Hera diam tak memberi reaksi apapun terhadap pertanyaan kakaknya itu.

"Kalo kamu belum siap. Gausa dipaksain" saran Chanyeol digelengi Hera.

"Hera uda siap Bang. Lagipula Kak Baekhyun orang baik. Abang tau itu" jawab Hera mendapat tatapan tak berarti dari Chanyeol.

"Kalo baik gamungkin hamilin anak orang" gumam Chanyeol masih tak terima.

"Bang, jangan gitu. Lagipula disini bukan Kak Baekhyun aja yang salah. Hera juga salah" Hera mengusap-usap lengan Chanyeol.

"Yauda ayo, katanya Papa sama Mama uda nunggu di bawah" Hera menarik lengan besar milik Chanyeol dan menggandeng tangan Chanyeol menuju meja makan.

Setibanya di meja makan. Keduanya mendudukkan diri ditempat biasa mereka makan.

"Selamat malam sayang, gimana hari terakhir sekolahnya? " sapa sang Ayah disertai pertanyaan perihal hari terakhir Hera menjadi siswa Sekolah Menengah Atas dan akan menjadi seorang mahasiswi sebentar lagi.

"Menyenangkan. Aku dan teman-teman ku merayakan nya dengan  sangat menyenangkan " jawab Hera yang pastinya adalah kebohongan. Menyenangkan apanya saat dirinya mengetahui bahwa dirinya tengah mengandung tepat dihari terakhirnya sekolah.

"Woah, Papa tak sabar melihat Putri semata wayang Papa akan menjadi mahasiswi" antusias sang Ayah mengingat puteri kecilnya tak terasa sudah semakin dewasa saja.

Hera hanya tersenyum kikuk dengan tangannya yang meremas tangan Chanyeol dibalik meja makan.

Chanyeol menatap Hera. Pun sebaliknya. Chanyeol menganggukkan kepalanya memberi keyakinan untuk Hera berbicara.

"Pa, Ma "

"Apa sayang? " sang Ibu menghentikan kegiatan mengunyahnya lalu menatap Putri 'tiri' nya itu dengan seksama.

"Eum ada yang ingin Hera bicarakan" Hera menyimpan alat makannya diatas piring. Sebenarnya Hera sama sekali belum menyentuh nasinya itu. Mengumpulkan keberanian adalah pilihannya saat ini.

"Tentang apa? Kuliahmu? Apa kamu ingin pindah universitas atau jurusan? " tanya sang Ayah yang juga mulai memperhatikan Hera.

"B-bukan Pa" jawab Hera kembali menatap Chanyeol.

"Terus? " Tanya sang Ayah penasaran.

"Hera" Hera menjedanya sebentar.
"H-Hera hamil" lanjut Hera memejamkan matanya tak sanggup melihat reaksi sang Ayah.

"APA? " Benar dugaan Hera. Heechul membanting garpu dan sendoknya sampai-sampai kedua benda itu terpental dan jatuh ke lantai bertanda sang Ayah sedang marah besar.

Sedangkan Yoona membekap mulutnya sendiri saking tidak percaya nya dengan perkataan anak perempuannya itu.

BRAK

"Siapa yang mengajarimu berbuat seperti itu? " Heechul menggebrak meja tepat dihadapan Hera dengan posisi yang sudah berdiri berlanjut menghampiri Hera dan-

kak BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang