🔺επτά🔻

371 40 19
                                    


[] [] []


Joy

Well,  hari ini akhirnya tiba juga..
Hari dimana papi dan bundanya kak Krystal bakal mengucapkan janji sehidup-sematinya di hadapan Tuhan.

Beberapa hari kemarin, sebelum kita semua berangkat ke Bali, suasana di rumah benar-benar panas dan gak kondusif banget.
kita bertiga..
Gue, abang dan papi gak ngomong banyak sama sekali, karena kita tau, kalo kita ngomong banyak akhirnya bakalan berantem lagi dan jujur gue udah sangat cape.

Gitu juga di rumah kak Krystal, setelah terakhir gue ketemu dia di apart. Kak Amber, dia bener-bener gak pulang dan tinggal di apart. Kak Amber sampai kemarin,  hari keberangkatan kita ke Bali.

Kita semua memilih untuk tidak berkomunikasi secara berlebihan mengingat kita semua benar-benar di pengaruhi sama emosi masing-masing!

Jadi yaudah, gue cuma bisa ngejalanin hari-hari dengan mencoba membiasakan aja semuanya, walaupun untuk mengikhlaskan dan nerima kejadian ini mungkin bakalan makan banyak waktu.

Walaupun gue juga gak yakin-yakin banget

Apa hati gue akan bisa benar-benar menerima semua ini seiring berjalannya waktu, selama apapun itu..?

🍁

Pagi ini setelah breakfast, gue memegang beberapa dokumen susunan acara yang di berikan oleh asisten papi,
Susunan dan isi acara yang beberapa kali di rombak itu hanya gue gunakan sebagai kipas karena hari ini cukup panas di Bali, even sepagi ini Bali sudah sepanas itu.

Papi memanfaatkan Vila milik adiknya, om Kenzo untuk acara pernikahannya, yang memiliki taman seluas lapangan golf plus background pantai Canggu yang selalu indah dengan pasir hitamnya.

Dan disinilah gue dengan bang Miko yang menemani papi dan bunda Vanya survei sekaligus sedikit gladi resik untuk acara malam nanti, sedangkan kak Krystal dan bang Sehun sama sekali gak keluar kamar dari kemarin dan sarapan mereka pun mau tidak mau di kirim kedalam kamar.

Ohya, untuk acara hari inipun rencana awalan yang maunya mengundang keluarga besar sekaligus kerabat di batalkan oleh papi, papi akhirnya memutuskan hanya mengundang keluarga-keluarga inti seperti oma, om dan tante kandung, begitu juga dengan pihak keluarga bunda Vanya.

Bahkan abang hanya boleh membawa bang Miko, begitu juga dengan kak Krystal yang awalnya hanya mengajak kak Amber, namun karena di saat yang bersamaan kak Amber di telefon oleh mamanya dan memintanya pulang karena nenek kak Amber masuk rumah sakit dan dari pihak keluarganya meminta seluruh anak cucu untuk berkumpul, kak Amber yang baru tadi pagi sampai dengan flight pertamapun mau tidak mau harus segera kembali ke Jakarta saat itu juga.

Kalo masalah gue gak usah di tanya deh, papi emang ijinin gue ngajak satu sahabat gue tapi karena sahabat gue sendiri ada empat dan gak mungkin gue ajak salah satu dari mereka dan tiga lainnya enggak, walaupun mereka bakalan super duper ngerti akan alasannya tapi gue memilih tidak mengajak siapapun.

Walau kemarin-kemarin saat papi lagi-lagi bertanya dan meyakinkan gue agar mengajak salah satu sahabat gue dan si abang udah macem cacing kepanasan karena  maksa gue terus agar gue mengajak si Irene, gue tetap kekeuh pada pendirian gak bakal ngajak siapa-siapa.

Gak ada alasan spesifik sih, cuma ya gue cuma pengen sendirian aja.

🍁

Kesendirian gue dan kembalinya kak Amber ke Jakarta membuat gue pindah ke kamar kak Krystal, kita sebisa mungkin menghindari pembicaraan tentang pernikahan kedua orang tua kita, padahal acara sudah di depan mata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Keeping up with the Kennis!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang